Namanya Yesaya,
Itulah pemudaku, pemuda tirus dan baik hati.
Di Teheran Aku meresapi bisikan-bisikan syairnya yang menyejukkan hati.
Sembari merindukan senandung lagu lawas yang dia mainkan.
Si Yesaya berkata,
Hapus kucuran air matamu!
Aku berjanji akan menjaga dirimu,
Hingga senja di ufuk timur,
dan bahkan selamanya.
Dia telah pergi,
Aroma penyesalan pun kian mendekap hati.
Oh Tuhan! Diriku bimbang dengan keputusan ini,
Takdirkanlah diriku untuk bersama dirinya,
Hingga selamanya.
Dirimu tak ubah layaknya jangkar yang mendarat di karang,
Tambatan hatimu adalah Aku, Yesaya.
-Ree.
YOU ARE READING
Rona Dalam Cerita
ŞiirHanya sekumpulan cerita yang terkadang bisa menggugah selera makan. Terkadang bisa manis, terkadang juga bisa pahit, tergantung bagaimana cara kamu melihatnya.