Cangkir yang tadinya berisikan penuh kopi hitam kini sudah habis, menyisakan tumpahan yang sudah mengering di pisin. Minju buru-buru membawanya ke wastafel dapur sebelum dikerubungi pasukan semut.
Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari. Tapi mahasiswi kedokteran itu masih berkutat pada laptop dan beberapa lembar paper yang ia cetak tadi sore.
“Ah, nyerah gue,” keluhnya. Ia menyandarkan punggungnya ke sofa, berharap bisa menghilangkan rasa pegal yang hinggap.
Masuk ke perguruan tinggi favorit memang impian Minju sejak dulu, tapi jurusan yang sekarang ia selami bukanlah kemauannya. Bilang saja Minju bodoh, karena buat apa memilih yang nggak ingin dipilih?
Jawabannya adalah karena ia sangat menyayangi Bunda.
Dari dulu wanita itu terus mewanti-wantinya untuk masuk ke fakultas kedokteran. Mulanya, beliau membebaskan Minju untuk memilih jurusan apapun di sana. Tapi seiring berjalannya waktu, kebebasan itu pun lenyap.
Duh, padahal Minju maunya masuk fakultas teknik biar sama kayak Jaemin. Kalau udah begini, rasanya mau menghilang dulu dari bumi.
TING!
Jaemz
Kalo centang dua
berarti masi bangunJaemz
EEH BENERAN DUAJaemz
TIDUR LAU!Minju ketawa sendiri bacanya. Pasalnya, dia emang selalu matiin data selulernya setiap mau tidur. Jadi ya, kebiasaan kayak gitu ada dampak baik sama buruknya.
Dampak baiknya, ya kayak barusan ini. Lucu aja kan lihatnya?
Sedangkan dampak buruknya itu kalo dia lagi nggak bisa tidur terus nggak mau diganggu, kan jadinya malesin. Lagipula jaman sekarang kalo gabut nggak mainin ponsel ya ngapain lagi?
Minju
Kok masih bangun?Jaemz
Kebangun :(
kamu mah emg gak tidur kan?Minju
Sotau :(Jaemz
Emang tau :(Minju
Tidur sanaaJaemz
GxMinju
Ywdh q tdrJaemz
BhgMinju
HAHAHA
LAGI NUGAS AKUUJaemz
Oalah
bilang dong!!!
Ayo mau fc?Minju
Berisik ah lo mahJaemz
gue diem deh janji
suara napas doangMinju
😂😂😂Jaemz
Mau gx?“Wayoloh ngapain!?”
Tampak Yujin dengan piyama tidur dan wajah penuh kantuknya muncul di tengah kegelapan. Tangan kanannya terangkat untuk mengusap wajahnya.
“Kebelet pipis nih pasti?” tebak Minju. Adiknya itu mengangguk sambil cengengesan.
Tanpa kepo lebih lanjut, Yujin pun menuntaskan keperluannya. Di lantai atas kamar mandinya lagi nggak bisa dipake, jadi deh harus capek turun tangga dulu.
Getar pada ponselnya menyadarkan Minju. Terdapat beberapa notifikasi panggilan keluar dari Jaemin.
“Halo? Maap maap, tadi si Teteh kebangun.”