00

34 7 1
                                    

Surat ini buat kamu, aku harap kamu baca. Aku harap kamu ingat aku; ingat semua kenangan kita,

Hai Jim, masih ingat aku? Aku kangen banget sama kamu, kapan kamu pulang? Nggak kerasa udah 2 tahun ya. Keychain dari aku masih kamu simpan? Sweater yang aku rajut masih kamu pakai? Kamu enggak buang kan?

Topi biru laut yang aku belikan di Sungai Han masih ada kan? Sakit tau, kalo aku ingat ulang. Teddy bear dari kamu masih aku simpan rapi, aku suka nangis setiap lihat teddy bear dari kamu. Kalung emas dari kamu juga masih aku pakai, semua nya masih aku ingat, Jim.

Jim.. aku nggak tau kenapa kamu begini ke aku, sebelumnya kita nggak ada masalah sedikitpun. Semenjak kamu pergi ke Jepang, kamu berubah. Waktu pas kamu mau ke bandara, kenapa aku nggak boleh ikut ngantar kamu? Kamu malu ya? Gadis desa seperti aku ikut ke bandara.

Aku tau Jim, aku emang gadis desa yang norak, dan nggak ngerti apa-apa. Aku nggak ada apa-apa nya dibanding kan sama gadis-gadis kota lain diluar sana. Tapi, kamu harus tau Jim, aku sayang kamu. Aku mencintai kamu apa adanya diri kamu, aku nggak pernah memandang status sosial kamu. Jeongmal saranghae Jimin-ah.

Kamu ingat?Pertama kali kita ketemu di hutan karet? Kamu ingat kamu kepang rambut aku jadi dua? Kamu ingat kita main lumpur bareng? Kamu ingat kita hujan-hujanan bareng, kamu ingat? Kamu ingat hal-hal manis yang kita lakukan bersama?

Aku tau, kamu itu orang kota. Aku awalnya malu sama diri ku sendiri, tapi.. aku ingat apa kata kamu, "jadilah diri sendiri Seul, aku suka sama kamu yang begini. Nggak usah peduli apa kata orang, aku sayang kamu."

......dulu sebelum kamu akhirnya ditemui keluarga kamu, dan dibawa pulang ke kota.

Saranghae, Park Jimin.

Aku melipat kertas polio tersebut menjadi beberapa bagian, lalu memasukkan nya kedalam amplop dan menempelkan sticker beruang kesukaan ku dan Jimin.

Setelah rapi membungkusnya, aku mengambil mantel tebal yang ku selipkan dibalik pintu kamarku. Lalu bersiap pergi; untuk mengantar surat yang ku tulis tadi di kantor pos.

Jarak antara desa ku dan kantor pos sedikit jauh, aku memilih menggunakan sepeda yang biasa aku gunakan untuk mengantar kue. Daripada harus berjalan kaki, sangat jauh. Ya.. kira-kira jaraknya 3km.

"Bun.. aku pamit keluar sebentar ya," pamitku pada bunda yang sedang mencuci piring.

Bunda menghentikan aktivitasnya lalu menghampiriku, "Mau kemana nak? Udah malem." tanya nya padaku.

"pengen keluar sebentar bun, cari angin." bohongku pada bunda. Aku nggak mungkin bilang ke bunda kalau aku mau ke kantor pos cuma buat antar surat.

"Hati-hati nak," ucap bunda sembari melambai ke arahku.

"Oke bun," senyumku.

Udara malam di pedesaan memang terbilang 'sangat dingin'.
Aku menarik nafas dalam, sembari mengkayuh sepeda tentunya.

Baik, akan aku ceritakan siapa lelaki bernama Park Jimin, dan apa maksud dari surat yang ku tulis tadi...

...well, mengingat Jimin bukan perkara yang mudah. Itu pedih.

Aku berharap kamu kembali kesini, Jim.

.
.
.
.
.
.

Tbc

One in a million ; Kang SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang