ADZAN SHUBUH berkumandang. Suara muadzin mengalun merdu merangsang indra pendengaran. Semilir angin memasuki celah-celah atap yang telah termakan usia. Menerpa kulit putih nan berseri, membuatnya merinding kedinginan. Mata indah itu perlahan mengerjap menatap langit-langit, sedikit buram namun perlahan tampak jelas. Nissa berkeinginan menunaikan 2 rakaat yang selama ini ditinggalkan. Menapakkan kaki ke lantai, berjalan ke arah pintu dan memutar knop nya secara perlahan, tampak wanita paruh baya tengah berdiri tepat di depannya.
"Udah bangun Nduk?"
"Iya Mbok," jawab Nissa serak
"Kita sholat bareng ya!" ajak Mbok Sur, kemudian diberi anggukan kecil oleh gadis di depannya.
Nissa menengadahkan tangan. Bermunajat kepada-Nya. Meminta diberikan ketabahan hati dalam menghadapi segala cobaan yang diberikan. Buliran bening menetes membasahi pipi, luruh dan jatuh ke kain putih suci yang ia kenakan. Mengingat dosa-dosa masa lalu yang menumbuhkan luka perih di hati. Tak lupa pengampunan selalu ia lontarkan kepada-Nya.
Mbok Sur menoleh, menatap gadis di belakangnya. Rasa iba menelusup sampai ke bagian terdalam hati kecilnya, ia dapat merasakan kesedihan yang teramat dalam di hati gadis tersebut. Selang beberapa detik, wanita paruh baya itu merangkul pundak Nissa. Kemudian dibalas pelukan hangat olehnya. Kehangatan dan kenyamanan tercipta di sana.
🍁🍁🍁
"Mbok nanti jualan 'kan?"
"Iya Nduk"
"Oke. Kalau gitu nanti pulang dari kampus, Nissa bantuin Mbok jualan ya"
"Nggak usah Nduk, nanti kamu capek"
"Nggak Mbok. Plisss yaa...... plisss," Nissa memohon dengan wajah yang mulai memelas sembari menangkupkan tangan di depan dada.
"Yo wes sak karepmu!"
"Yee.... makasih Mbokku yang cantik," gadis itu memeluk Mbok Sur dengan senyuman yang terus terukir.
"Yaudah. Nissa berangkat ya Mbok," ia melepas pelukan. Memegang kedua lengan Mbok Sur, kemudian meraih punggung tangannya dan menciumnya penuh takzim.
"Yo wes hati-hati yo"
"Iya. Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
🍁🍁🍁
Bulan sabit terus terukir di bibir mungilnya. Perjalanan ke kampus ia lewati dengan berjalan kaki sembari menghirup udara segar. Kicauan burung mengiri langkahnya pagi ini. Mentari yang terbit dari ufuk timur seolah ikut tersenyum membalas senyuman itu. Hembusan angin membuat hamparan padi menari-nari. Daun pepohonan melambai-lambai ke arahnya. Pegunungan berderet seolah ikut menyongsong pagi yang cerah. Sungguh, keindahan yang menyejukkan mata. Rasanya ingin tak terlewatkan sedikitpun. Kenikmatan yang tiada tara.
Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Keindahan alam di desa tergantikan dengan hiruk-pikuknya keadaan di kota. Ya, kendaraan lalu lalang melintas di jalanan. Lautan manusia memenuhi seluruh trotoar melakukan kegiatan mereka masing-masing. Para pekerja kesana-kemari menunggu angkutan umum maupun online. Nissa memilih naik taksi untuk sampai ke kampusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Ar-Rahman(Slow Update!)
Fiksi Remaja[Revisi Setelah Tamat]. "ANNISA PUTRI HUMAIRA". Gadis yg terlahir dari keluarga harmonis ini harus merasakan bagaimana sebuah penderitaan mulai dari masalah keluarga yg terlanjur membuatnya patah semangat untuk hidup, sampai membawanya dalam sebuah...