9. Doom's Day

623 93 3
                                    

- Maldives -
11.30 pm waktu setempat

Jungkook berlari tergesa-gesa menuju loket pembelian tiket, Ia harus menemukan tiket kembali ke Korea secepatnya.

Ia meninggalkan Sooyoung yang sedang tertidur, tidak peduli bagaimana nasibnya nanti. Kalau jodoh pasti ketemu lagi pikirnya.

Yang penting sekarang, ia harus tiba ke Korea secepatnya, mengambil uangnya dan mungkin perhiasan Lisa, lalu pergi ke negara lain untuk bersembunyi dulu.

Ah sial, padahal sebentar lagi ia berhasil, gerutunya.

Sepertinya dewi keberuntungan ada disisinya, ia berhasil mendapat satu tiket ekonomi untuk penerbangan jam 1 pagi, jika tidak ada kendala, ia akan tiba di Seoul pukul 11 dan saat makan siang, ia harus sudah berada di pelabuhan.

Tujuannya adalah negara China baru setelahnya, dia akan memikirkannya lagi.

Jungkook sudah duduk di kursi pesawatnya. Otaknya masih berputar memikirkan banyak rencana, mencari celah, berjaga-jaga agar rencananya sempurna.

Well, Jungkook adalah mahasiswa dengan beasiswa penuh yang artinya, tingkat kecerdasannya pun diatas rata-rata.

Jadi otaknya terbiasa berpikir cepat, praktis dan penuh strategi. Ketika sedang sibuk memikirkan beberapa rencana dan kemungkinan-kemungkinan kegagalan, telepon genggamnya yang lupa dimatikan - untungnya pesawatnya belum lepas landas - berdenting, menandakan ada pesan masuk.

From: Wifey 💜

Good night, Kookie. Terima kasih atas pertemanan dan kebersamaan kita hingga hari ini. Terima kasih telah memberiku hadiah yang tak ternilai.

Kata dokter, si kembar sehat dan menurut perkiraan, lima minggu lagi akan lahir.

Kau tahu, akhirnya aku membeli kebutuhan si kembar kemarin. Padahal tadinya aku mau menunggumu sampai kau punya waktu, sepertinya tidak mungkin ya.

Well, anyway aku bukan orang yang pintar berkata-kata, tapi kurasa kita harus menyudahi semua ini tanpa pertengkaran. Bagaimanapun, sebelum menikah kau dan aku adalah sahabat.

Aku sudah memaafkanmu dan memaafkan diriku sendiri, Kookie. Kuharap kau juga melakukannya.
Berbahagialah.

PS. aku juga melampirkan foto USG terbaru si kembar. Walaupun sudah tidak ada kata kita, kau tetap ayah kandung mereka.

Bye, love

Jungkook memandangi foto USG anaknya, anak kembar kandungnya yang berusia 35 minggu. Darah dagingnya. Tanpa ia sadari, dirinya sudah menangis, menangisi anaknya yang dikandung oleh isterinya, seseorang yang sangat ia cintai.

Seseorang yang membantunya hidup ketika tidak ada seorangpun mau meliriknya. Bahkan orang tuanya pun membencinya.

Ia mulai terisak di bangkunya, hingga seorang pramugari memintanya mematikan ponselnya dan bertanya apa yang bisa ia bantu.

Jungkook hanya menggeleng, ia sudah terlalu jauh kehilangan arah. Jungkook kembali meratapi perbuatannya.

Sekarang, dalam benaknya, sesampainya di Seoul, hal pertama yang akan dilakukannya adalah memeluk isterinya, menciumnya dan calon anaknya di kandungan isterinya.

Dadanya terasa sangat sakit namun ia juga merasa bahagia membayangkan wajah cantik isterinya yang seperti boneka, menunggunya dengan makanan hangat di apartemen mereka.

***

- Min's Mansion -
6.30 am waktu Korea

"Morning, oppa,"

[Completed] ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang