Part 17

29.7K 1.1K 53
                                    

Setelah mendapatkan ijin dari Bapak Ruslan dan Ibu Darmi. Malam ini Rey dan Stella sudah berada di perjalanan ingin menuju kerumah Nancy yang berada di Cibubur. Reyent tertidur di pangkuan Stella. Seperti biasa jika abis minum susu Reyent pasti tidur. Apa lagi tadi sore abis main lari-laian di taman. Sedangkan Rey fokus menyetir. Stella melamun sembari menatap lampu kerlap kerlip lewat kaca jendela. Ia gugup, gimana jika keluarganya Rey tidak menerimanya? Gimana reaksi wajah keluarga Rey saat melihat putranya?

Stella tersentak dari lamunannya, merasa ada yang menggenggam tangannya. Rey tersenyum sembari berucap, ''Semua akan baik-baik saja, keluarga ku tidak jahat. Apa lagi Mama orangnya sangat baik. Jadi jangan takut ya, jangan gugup, biasa saja. Percaya dech sama aku pasti Mama mau menerima mu, dan juga mau menerima Reyent!"

Stella hanya tersenyum, membalas genggaman tangan Rey. Seolah untuk menghilangkan rasa gugupnya. Tadi seabis makan, Rey menghubungi Nancy Mamanya. Keluarganya suruh berkumpul semua. Nancy berpikir yang tidak-tidak, kenapa Rey kok meminta yang aneh-aneh? kumpul semua memangnya ada apa? Lalu Rey bilang tidak ada apa-apa turuti saja. Pokoknya suruh kumpul.

Dan akhirnya Nancy menyuruh kakaknya datang semua. Serly dengan suaminya, Sari dengan suaminya, dan Reza pun dengan istrinya. Tidak lupa Oma, Opanya pun ikut datang kerumah Nancy. Saat ini di rumah Nancy sudah rame pada ngumpul di ruang keluarga semua.

Membutuhkan waktu satu setengah jam di perjalanan. Mobil Rey sudah memasuki komplex Perumahan Legenda  Cibubur. Rey mengklakson pintu pagarnya agar segera di bukakan oleh Mang Misnan. Stella yang masih di dalam mobil makin gugup, kedua telapak tangannya berkeringat dingin karena kegugupan.

Rey membukakan pintu mobil untuk Stella, mengajaknya keluar dari mobil. Namun, Stella masih terdiam sembari memandangi wajah putranya yang masih terlelap. Rey kembali masuk kedalam mobil. Tangan Rey mengelus pipi Stella agar sedikit tenang.

"Stella, kamu percaya sama aku! Keluarga ku pasti menerimamu. Ayo turun Mama sama Papa sudah nungguin," Stella mengangguk pelan. Lalu Rey mencium kening Stella, kemudian turun ke bibirnya. Hanya ciuman singkat.

Rey dan Stella sudah berada di teras depan rumah Mamanya. Rey menggenggam tangan Stella. Kakinya melangkah pelan sembari membuka pintu yang tidak terkunci. Stella menunduk sembari mengikuti langkah kaki  Rey. Reyent masih tidur di gendongan Stella.

"Mama-Papa," panggil Rey yang sudah berada di ambang pintu ruang keluarga. Tangannya masih menggenggam tangan Stella dengan erat.

Nancy dan Roni yang merasa dipanggil pun menoleh kearah Rey. Nggak cuma Nancy, semua yang ada di ruang keluarga pada menoleh kearah Rey. Nancy fokus pada gadis yang berada di sebelah Rey. Siapa gadis yang menggendong seorang bocah itu? Apa maksudnya semua ini?

Nancy masih diam, Roni Papanya hanya lihatin Rey. Omanya memecah keheningan, "Duduk di sini Rey, bisa kamu jelasin nak! Ada apa ini? Kamu minta kita semua berkumpul, terus kamu pulang bawa gadis yang berbeda lagi. Oma sih tidak kaget lagi jika kamu sering gunta-ganti gadis. Sifatmu memang seperti Papamu dulu. Tapi yang bikin oma penasaran kenapa gadis ini membawa bocah kecil hemm? Tolong jelasin sama kita nak!" Tanya Oma Tatik panjang lebar.

Kemudian Rey dan Stella duduk di antara mereka. Stella masih menundukkan kepalanya. Duduk di sebelah Rey sembari menepuk-nepuk pantat Reyent supaya tidak terusik. Rey menghembuskan nafasnya pelan, memandangi wajah putranya. Terus menatap wajah Roni, Nancy, Tatik, dan kakaknya bergantian.

Sebelum Rey bicara, Serly menyuruh anak-anak pindah lantai atas, nonton di lantai atas. Menurut Serly ini urusan orang dewasa. Jadi ke empat ponakan Rey menurut, pada pindah keatas. Rely dan Refly juga pindah keatas. Setelah anak-anak pada pindah, Nancy membuka suaranya, meminta penjelasan pada Rey.

HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang