Maaf

28 11 5
                                    

Aku Ayla, hujan saat ini tengah mengguyur kotaku. Jalanan yang licin karena hujan,begitupun dengan halaman rumahku. Sambil melihat hujan dari jendela rumah aku juga sesekali bersenandung. Tak lama pintu kamarku terbuka dan menampakkan dua orang gadis manis yang merupakan sahabatku, mereka adalah Yeni dan Una.

Kulihat mereka menepuk-nepuk pakaian mereka yang basah. Aku berjalan kearah mereka

"kenapa baru datang?" Tanyaku.

"Maaf aku harus menjemput dia dulu" Ucap Yeni sambal menunjuk kearah Una.

Lalu mereka naik ke tempat tidurku dan duduk sambal memakan snack yang mereka beli di supermarket.

"Kenapa memanggil kami kesini?" Tanya Yeni. Aku hanya menatap mereka dengan ragu.

"Minggu depan aku akan pindah keluar kota" Ucap sambil menunduk. Hening sesaat hingga akhirnya Una membuka pembicaraan kembali.

"Kenapa? Bukankah kau sudah lama tinggal disini? Kenapa harus pindah? Tanya Una seraya menenangkan dirinya yang hampir menangis.

"Ayah akan kerja diluar kota, karena itu aku juga tentu harus ikut." aku menatap ekspresi mereka yang kecewa,sedih dan sedikit kesal. Yah aku bias memahaminya kami sudah bersahabat lebih dari 5 tahun tentu itu bukanlah waktu yang sebentar.

"Uch aku sungguh tidak suka dengan yang namanya perpisahan" Ucap Yeni sambil meredam emosinya.

"Bukanlah kita sudah berjanji bahwa kita akan selalu sama-sama tapi kenapa harus pergi? Bukankah kau bisa tinggal disini saja" sambung Yeni. Kemudian ia pergi keluar dari kamar dan juga rumahku. sedangkan Una dia terus menatapku kemudia memelukku seraya berkata

" Cobalah bicara lagi dengannya kau tahu kan dia terkadang sedikit egois, setelah itu ayo kita buat kenangan" Bisik Una.

Keesokan harinya

Aku pergi ke sekolah. Di sekolah aku menunggu Yeni didepan gerbang tetapi dia tak kunjung datang. Kemudian aku melihat salah satu teman Yeni lalu aku menghentikannya.

" Eoh Ayla ada apa" Ucap Rendi, Teman Yeni. Saat akan bertanya tiba tiba Una datang menyapa dengan suara khasnya.

" Hai, tumben kalian berduaan pagi ini? jangan-jangan.." Selidik Una.

" Apa maksudmu? Ayla menghentikanku secara tiba-tiba jadi jangan salah paham. Ucap Rendi sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

" Rendi apa kau melihat Yeni? daritadi aku menunggunya tapi dia masih belum kelihatan" Tanyaku.

" Eoh tadi aku melihatnya dia datang lebih pagi dari biasanya. Memangnya kenapa? dan tumben sekali kalian tidak bersama biasanya saat pagi aku selalu mendengar tawa dan teriakan cempreng kalian. Ucap Rendi tanpa menyadari bahwa daritadi Una menatapnya dengan tatapan tajam.

" Apa?! Hei siapa yang kau bilang cempreng hah? suara indah nan merdu ini kau bilang cempreng? lalu kau apa? dasar playboy sok ganteng." Ucap Una dengan penuh penekanan. Rasanya sangat lucu melihat mereka berdua. Karena telingaku yang mulai memanas mendengar pertengkaran mereka aku pun pergi dan mencari Yeni. Aku terus berjalan di koridor sekolah menuju ke kelas Yeni tapi bunyi bel menghentikanku menandakan pelajaran akan dimulai sehingga mengharuskan diriku kembali kek kelas.

Bel pulang berbunyi di luar sekolah para siswa berteduh karena hujan. setelah membereskan peralatan tulis aku keluar dari kelas dan pergi menghampiri kelas Yeni diikuti dengan Una dibelakangku.

" Yeni tunggu!" Teriakku saat melihat orang yang kucari tetapi dia tetap berjalan tanpa memperdulikanku. Sepertinya dia sangat marah, ya aku mengerti dia sangat menyayangiku karena itu dia marah saat tahu aku akan pergi. Begitupun dengan Una tetapi dia bisa mengerti keadaanku.

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang