1. ThanLia

171 9 6
                                    

Zavier. Nama gua Zavier Nathan.
Kebetulan gua terlahir sebagai seorang laki-laki, orang-orang mengenal gua 'gila'. Ya, gua setuju, 'cause without crazy no life. Moto hidup yang paling dijunjung semasa hidup gua.
Temen? Noo. Gua ga punya temen, buat apa temen? Bullshit temen itu setia senang sedih, banyak bukti kalo butuh nyamperin udahnya ditendang.
Gua gak terlahir dari kalangan kelas atas, gua terlahir dari keluarga yang entah berantah, BUKAN ga tau siapa orang tua gua, ATAU dimana mereka berada, tapi mereka seolah ga pernah punya anak. Ok stop disitu.
Gua cuman punya satu sahabat di muka bumi ini. SAHABAT GAEZZ bukan temen.. kita sudah menjadi sahabat sejak lahir. Ini bukan bercanda, ini REAL, jadi kami lahir di tahun yang sama, di tanggal yang sama, bahkan di jam yang sama, tapi beda menit (katanya), gue lahir lebih dulu 5 menit (kata Mamih gua) entah Mamih gua janjian atau kerja sama apa sama Mommynya sahabat gua, dan parahnya kita itu tetangga sebelah rumah benar-benar sebelahan, dan satu hal yang paling spesial yaitu kami ga pernah berantem sekali pun (tidak termasuk cek-cok alias saling ngebacot). Nih kenalin sahabat tercinta gua namanya Azriel Ardelia, dia cewe, perempuan, wanita tulen.

"Than." Cuma satu orang yang manggil gua Nathan, dan cuma satu orang yang manggil dia Ardelia, bukan panggilan sayang ini lebih ke belibet mengucapkan nama depan kita 'Zavier' 'Azriel' terlalu sulit di ucapkan oleh kita yang masih anak-anak dulu.

"Paan." Balas gua dengan mata tertutup.

"Kantin kuy."

"Lu tau kan gua males berurusan sama guru satu ini, manggil orang tua mulu kerjaannya." Yupz! Lagi jam pelajaran, dan kami selalu jadi table mate selama sekolah.

"Nathan kan baik, lucu, pin-" ucapan Azriel terhenti seketika.

"Azriel, Zavier perhatikan papan tulis di depan. Sekali lagi kalian keluar kelas."

"Bu, boleh keluar sekarang aja ga? Azriel laper bu pengen makan" tanpa malu-malu Azriel mengucapkannya sambil berdiri.

"Eh kamu yaa!" Guru itu nyamperin meja kami.

"Sial. Bentar lagi ngancem orang tua nih." Umpat gua pelan disahut kekehan malas Azriel

"Azriel, Zavier bawa orang tua kalian menghadap ibu besok di ruang guru jam 9 pagi." Bu Sum menggebrak meja.
'Tuh kan... bener.' batin gua.

"Salah saya apa bu? Saya ga ikut ngomong." Balas Zavier tak terima.

"Tapi kamu ngobrol sama Azriel."

"Ibu kan tau orang tua saya dan Azriel ga pernah dateng ke sini, buat apa ibu cape-cape manggil orang tua saya? Ibu penasaran sama muka orang tua saya ya? 'gimana yah bentuk muka orang tua Zavier?' 'gimana bisa mereka melahirkan seorang Zavier dengan muka sempurna ini?' Ibu penasaran kan? Ya kan?" Zavier menempelkan kedua tangannya di pipinya seolah dia benar benar tampan, disisi lain muka guru itu merah padam dibuatnya.

"ZAVIER! KELUAR KAMU!"

Author POV

"Aku tunggu di kantin cantik." Zavier bicara dengan volume yang bisa di dengar satu ruangan sambil mencium kilat pipi Azriel, dan dengan santainya Zavier berjalan cepat dari ujung kelas mendekati pintu bersiap keluar.

"ZAVIERR!!" Wadoh sekelas mendadak tegang gara-gara teriakan marah gurunya sekaligus terdengar suara 'kretek' hati cewe-cewe yang mengagumi Zavier.

"Saya ga sekalian bu?" Orang-orang di kelas sama sekali tidak ada yang menanggapi karna mereka tak mau ikut dipanggil orang tuanya. bagaimana bisa guru berwibawa (biasanya) seperti ini kalah dengan kata-kata seorang Zavier Nathan.

"KAMU JUGA." Hanya 2 anak ini yang berani melawan guru killer satu ini.

"YESSS. Makasih buu." Azriel mengepalkan tangannya dari bawah ke keatas. dengan senang hati mengikuti Zavier.

ThanLia [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang