Azka terkejut saat melihat jam di layar ponselnya. Menunjukkan pukul 06.30. Ketika dia membuka jendela kamarnya dari sana Azka bisa melihat apa saja, salah satunya kolam renang yang berada di ujung kanan.
Padahal semalam ia merasa menyetel alarm pukul enam pagi di ponselnya tapi—kenapa malah tidak berbunyi alarm tersebut?
Azka memang seperti orang mati saat tidur. Jadi wajar saja jika pria tersebut tidak mendengar bunyi alarm pada ponselnya selama kurang lebih dua puluh kali.
Azka pergi ke kamar mandi sambil membawa handuk putih di bahu kanannya. Seperti biasa, Azka selalu meninggalkan ranjangnya berantakan setiap pagi.
Selesai mandi Azka langsung pergi ke kamarnya lagi untuk mengenakan seragam sekolahnya. Sebelum Azka mengenakan kemeja putih ke tubuhnya Azka mengenakan kaos hitam.
Ia berdiri di depan cermin, membetulkan rambutnya yang berantakan hingga rapih, mengenakan minyak wangi yang berbau kalem, lalu setelah bersiap-siap ia pun pergi ke sekolahnya menaiki kendaraan beroda dua.
Selain jarang membereskan tempat tidurnya, Azka juga jarang melakukan sarapan pagi. Biasanya dia sering melakukan kegiatan sarapan bersama orang tuanya. Namun karena semenjak tinggal di apartemen kegiatan tersebut tidak dilakukannya lagi.
Azka mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan yang tinggi. Dia lakukan hal tersebut agar tidak datang terlambat ke sekolahnya. Sebab jika dia datang terlambat ke sekolah sudah pasti Azka akan mendapatkan hukuman dan orang tua juga akan dipanggil ke sekolah.
Sampailah Azka di parkiran sekolah dan langsung mensejajarkan motornya dengan motor orang lain.
Karena terlalu terburu-buru Azka sampai lupa melepaskan helm di kepalanya oleh karena itu membuat orang-orang yang melihat Azka saat memasuki ke dalam sekolah tertawa cekikikan dan membicarakan Azka yang aneh-aneh.
Sayangnya Azka cuek dan tidak menanggapinya. Yang terpenting bagi Azka saat ini ialah ia harus ada di dalam kelasnya sebelum guru datang.
Dengan langkah yang begitu cepat Azka sampai tidak sengaja menabrak seorang siswi yang berjalan sambil membawa keranjang yang berisikan banyak kue di dalamnya.
Kue-kue tersebut berserakan di lantai koridor. Untungnya saja kue-kue tersebut terbungkus dengan plastik kalau tidak, sudah dipastikan kue tersebut akan kotor dan lebih parahnya dia tidak akan mendapatkan uang untuk bisa makan.
Karena merasa bersalah pada perbuatannya Azka pun meminta maaf dengan membantu memunguti semua kue yang berserakan di lantai koridor.
"Maaf gue gak sengaja," kata Azka sambil melepas helm dari kepalanya. Dan meletakkan benda berwarna hitam itu ke atas lantai.
"Iya gak papa—Kakak?" Pupil Kania seketika melebar saat mengetahui kalau pria tersebut ternyata Azka Zaidan Naruna. Kakak kelasnya. Tidak hanya Kania namun Azka juga ikut terkejut begitu tahu kalau orang yang ditabraknya adalah Kania.
"Kania?"
Kania langsung merapikan kembali kue-kue nya yang berserakan di lantai. Di saat Azka hendak memungut salah satu kue tangannya dan tangan Kania berada di kue yang sama.
Mereka pun saling bertatapan satu sama lain sampai tiba-tiba datanglah Sonya yang melihat adegan tersebut dari kejauhan.
Bagaimana tidak terpancing emosi saat melihat adegan tersebut. Sebagai pacarnya Sonya wajar jika sangat marah.
Ketika sampai dihadapan mereka Sonya jadi tambah marah saat mengetahui bahwa perempuan yang bersama dengan pacarnya itu adalah Kania.
"Lo?!" ujar Sonya sambil membalikkan badan Kania.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA SEGERA TERBIT!
Teen FictionUTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA! MASIH LENGKAP UNTUK DI BACA❗ Seorang laki-laki biasa yang merupakan bagian dari anggota futsal di SMA Tunas Bangsa bisa menaklukkan hati seorang perempuan yang terkenal tegas dan galak di sekolahnya. Seka...