Part 5

13 0 0
                                    

Suasana kamar yang menenangkan bagi seorang Ardan Akbar Hendrawan dia bisa merasakan kenyamanan yang telah lama ia rasakan dan entahlah dikarenakan apa..

Sambutan sinar matahari mulai memasuki celah-celah jendela kamar akbar,rasanya ia ingin sekali kembali ke 5 tahun lalu dimana dirinya merasakan sejuknya pagi hari bersama istri yang paling dirinya cintai Fatimah Azahra

"Akbar..kamu udah bangun nak."sapa bunda seraya menepuk punggung akbar dari belakang

"Astagfirullah bunda kapan datang,kok akbar nggak tahu."kagetnya dengan membalikan badan

"Jelaslah kamu nggak tahu kan kamu dari tadi sibuk melamun,memangnya kamu melamunin apa sih nak?"

"Akbar nggak lagi melamunin apa-apa kok bun,akbar cuma kangen aja sama fatimah."

"Akbar kamu sudah punya Nabila nak,kamu juga harus tunjukkan pada anak mu kalau kamu tegar."

"Iya bun,akbar janji bakal jadi ayah serta bunda yang baik buat Nabila."

"Nak apa kamu nggak ada keniatan menikah lagi?"tanya bunda yang sontak membuat akbar kaget

"Maksud bunda apa?"

"Apa kamu nggak kasihan sama Nabila dia pasti merasakan iri kepada teman-temannya yang memiliki sosok ibu dan apa kamu tega nak ninggalin Nabila jika suatu saat nanti kamu tugas diluar kota."

"Terus menurut bunda akbar harus bagaimana?"

"Menikahlah dengan nisa,bunda yakin dia sosok wanita shalehah dan dia juga pasti bisa jadi seorang ibu yang baik buat Nabila."

"Tapi bun didalam hati akbar hanya tertulis nama istri akbar Fatimah,sedangkan Nisa akbar pun tak mengenalinya"

"Dia memang istri kamu nak,dan kamu harus ingat fatimah sudah meninggal,apa kamu tega melihatnya sedih disana,dan bunda juga yakin disana fatimah lebih bahagia jika kamu menikah dengan nisa"jelas bunda dengan meninggalkan akbar yang masih termenung dikamarnya

"Astagfirullah apa yang harus aku lakukan."ucapnya frustasi

Dilain tempat Nisa sedang sibuk meracik adonan,dirinya memang bisa dibilang jago dalam hal memasak hanya karena dulu orang tuanya kurang mampu membiayainya untuk khursus pengolahan

"Ante ica ante ica macak apa?"tanya Nabila yang memeluknya dari belakang

"Tante lagi masak nugget nabila mau?"balasnya dengan menoel pipi chubby nabila

"Mau ante Nabila mau"

"Ehhh ini cucu eyang sama tante Nisa lagi pada ngapain?"tanya bunda menghampiri kami

"Ini bun Nisa lagi bikin nugget."

"Kamu bisa bikin nugget nis?coba dong bunda cicipi"ujarnya yang mulai mengambil nugget

"Gimana bun enak nggak?"tanya ku penasaran

"Subahanallah ini enak banget sayang."jawabnya dengan mengambil nugget lagi

"Yang benar bun?"jawab ku dengan sumringah

Ketika sedang asiknya menikmati nugget masakannya sosok pria yang menurut Nisa sempurna turun menuruni anak tangga

"Ayah.. Ayah cini ayah makan nugget enak banget."

"Kamu makan nugget buatan siapa sayang,pasti buatan eyang ya?"tanya akbar

"Enak kan yah?"

"Emhh iya sayang enak banget nuggetnya"

"Ini nugget buatan Nisa bar"

Ku Terima TakdirmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang