7. Harga yang Mahal

1.5K 305 57
                                    

Ayo vote dan komen :)

###
Sejak Ceunah pergi bersama Ravi, Koko menjadi pendiam. Selain karena syok mengetahui Ceunah dan profesornya saling mengenal, lalu kenyataan Ravi sudah memiliki seorang anak, Koko juga baru menyadari kalau gebetannya--Ayu menyukai Ravi.

Hal tersebut tampak jelas jika melihat ekpresi patah hati Ayu melihat Ravi dan Ceunah berjalan bersama. Ditambah, Ceunah adalah perempuan yang membawa anak Ravi. Apa Ayu berpikir kalau Ceunah adalah isteri sekaligus ibu dari anak Ravi? Apa Ceunah benar-benar begitu?

Tidak banyak hal yang Koko tau tentang teman seapartemennya. Dia hanya tau Ceunah orang baik, perempuan terhormat yang akan mual melihat hal tak senonoh, dan juga jago memasak.

Koko masih ingat bagaimana warna wajah Ceunah berubah saat melihat adegan dewasanya bersama Yui. Ceunah tampak benar-benar akan muntah. Lalu, sepulangnya dari adegan kabur, Ceunah langsung membuat apartemen menjadi sangat bersih dan wangi hingga Koko berpikir kalau dia sedang berada di toko parfum.

Meski Ceunah masih suka memasak untuknya atau mengobrol, tapi jelas perempuan itu membentangkan jarak. Ceunah pasti sudah mencapnya dengan stample sebagai laki-laki yang mesum atau sebagainya.

Ngomong-ngomong, dia jadi teringat responnya saat Keita menanyakan apakah dia sudah mencicipi tubuh Ceunah atau belum. Dia masih marah mengingat hal tersebut. Dia merasa Ceunah tidak sepantasnya dipikirkan dengan cara seperti itu. Tapi, melihat bagaimana Ceunah membawa anak Ravi dan dekat dengan profesornya membuat Koko kembali bertanya-tanya, apakah Ceunah memang orang yang selama ini dia pikir?

Apakah Ceunah benar-benar perempuan konservatif yang berpikir kalau free sex adalah hal yang taboo? Yang berpikir kalau dijaman sekarang perempuan yang masih perawan sampai dia menikah adalah yang terbaik?

Atau Ceunah adalah perempuan biasa seperti yang umumnya Koko temui tapi memasang topeng sebagai perempuan baik-baik? Memikirkan Ceunah adalah perempuan seperti itu membuat Koko muak. Dia paling benci seseorang yang munafik.

Dalam perjalan menuju stasiun kereta bawah tanah, Koko bertemu Ceunah yang sepertinya juga baru pulang entah darimana. Wajah perempuan itu tampak lega. Ceunah tidak melihatnya, jadi Koko juga diam seperti tidak mengenal perempuan itu.

Mereka berada disatu gerbong, tapi terpisah jauh dan kondisi kereta juga penuh sesak. Koko bisa melihat dari tempatnya berdiri kalau Ceunah tampak jengah dipepet dari segala arah. Perempuan itu terlihat sudah biasa dengan dinamika kehidupan di Tokyo.

Kemudian suatu kesadaran menghantam Koko. Dalam kondisi seperti ini lah perempuan banyak menjadi korban pelecehan seksual, bukan?

Koko lalu berusaha menerobos kepadatan manusia didepannya hingga mencapai Ceunah. Perempuan itu sampai terkejut melihatnya. Apalagi Koko membuat dia tidak bisa bergerak sambil menempel ke gerbong kereta.

"Koko-kun, apa yang kau lakukan?" gumam Ceunah bingung.

"Lain kali kalau bepergian jangan pakai rok pendek, apalagi kalau kau naik kereta. Berterimakasih lah karena aku menyelamatkan celana dalammu dari kamera-kamera nakal," balas Koko berbisik.

Ceunah berjengit, tapi bibirnya terkatup saat wajah perempuan itu berubah pias. Jelas, Ceunah benar-benar ketakutan dengan kebohongan yang baru saja Koko lempar. Well, tidak sepenuhnya bohong karena korban kamera nakal itu benar-benar ada. Hanya saja, korbannya kali ini bukan Ceunah.

Mereka tidak bicara selama sisa perjalanan. Begitu sampai di stasiun dekat apartemen, Koko kembali membuka suara.

"Ngomong-ngomong, kau kenal dengan Profesor Ravi?"

"Tidak terlalu. Kami baru tiga kali ini bertemu. Kenapa?" jawab Ceunah.

"Tapi kau kenal anaknya?" tebak Koo lagi.

Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang