1. Hotel

1.3K 219 78
                                    

⭐⭐⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐⭐















Lelaki itu tersadar sikunya terluka, ia buru-buru mengambil sapu tangan dan menutupi luka tersebut. Seketika dia pun panik, bukan karena luka melainkan karena Rania nampak ketakutan.

"Mbak, kenapa?" tanya laki-laki itu.

"Ng—nggak apa-apa..." Rania berusaha terlihat baik-baik saja. Dengan cepat ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mencoba mengatur napasnya sendiri.

"Serius, kamu nggak apa-apa?" Wajah lelaki itu benar-benar khawatir.

Lelaki itu kemudian menggenggam tangan Rania dengan erat. Ia tahu ada yang tak beres hingga membuat perempuan itu tak tenang sampai-sampai tubuhnya gemetar.

Setibanya di tujuan Rania turun dari bis dengan hati-hati, tubuhnya masih lemas. Matanya kemudian melirik tangannya yang masih digenggam oleh lelaki tadi. Dia ikut turun di halte tujuan Rania.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya lelaki itu yang kesekian.

"Udah nggak apa-apa." Perlahan Rania melepas genggamannya.

"Oh iya sorry."

"Nama gue Hendery. Nggak bermaksud nguntit cuma khawatir aja makanya ikut sampai sini." jelasnya. Rania hanya mengamati wajah lelaki yang bernama Hendery itu.

"Makasih, maaf jadi ngerepotin. Tujuan gue udah deket kok." Rania kemudian mukai melangkah meninggalkan Hendery. Namun lelaki itu berlari mengejar Rania.

"Sorry, namanya siapa?" tanya Hendery dengan wajah berseri-seri.

"Rania."

"Oke, Rania. Sampai ketemu lain kali." Dia tersenyum lebar sebelum akhirnya pergi.

Sedangkan Rania masih diam seribu bahasa karena bingung. Seketika namanya terus terputar di kepalanya.

"Hendery... Hendery..." gumam Rania sambil berjalan menuju panti asuhan.

Dari kejauhan ada seseorang yang tengah memperhatikan Rania di sana. Tatapannya seperti tengah memendam seribu pertanyaan. Entah apa pertanyaan apa saja, namun rasanya ada sesuatu yang mungkin saja sebuah kunci.

___________________


Tok! Tok! Tok!

Seseorang menggedor pintu dengan keras. Karena suara bising ia pun menutup telinga dengan kedua tangannya. Namun si pembuat gaduh itu sepertinya tak lelah juga. Ia pun mengembuskan napas kasar, dan melangkah menuju pintu.

"RANIA!!! COWOK GUE MAU NGAJAK MAKAN MALEM!" Sepertinya gelas dan kaca hampir saja pecah akibat suara dengan frekuensi tinggi itu.

"Ya—ya terus????"

Bloody Fear | Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang