(8) Baikan

1.6K 110 3
                                    

Malam hari ini terasa sepi, bintang pun tak terlihat satupun dilangit malam mungkin mereka sedang bersembunyi dari bulan. Udara malam pun cukup dingin bahkan rintik hujan mulai turun perlahan, Bintang sedari tadi menghela nafasnya dengan resah, dia merasa gelisah entah apa yang membuat perasaanya kacau sekarang mungkin karena masalahnya dengan Angkasa.

"Gue kenapa si." ucap Bintang, tanganya mencoret coret lembaran buku didepanya dengan pena yang ada ditanganya.

Sekarang tanganya terulur untuk meraih ponselnya dan mengetik sebuah pesan ke Angkasa.

Bintang :
Sa, masih marah ya?

Tanpa menuruti gengsinya, Bintang memulai obrolan terlebih dahulu namun sepertinya Angkasa tidak tertarik untuk membuka pesan dari Bintang karena terlihat jelas kalau Angkasa sedang online namun pesan Bintang hanya berujung centang dua.

Bintang kembali menghela nafasnya.

Ponselnya berdering membuat Bintang langsung mengeceknya dan berharap itu pesan dari Angkasa namun ternyata pesan itu dari Bumi, teman Langit.

Bumi :
Langit ngga jadi balik, ayahnya sakit. Kamu bisa temani dia?

"Om Vano sakit?" tanya Bintang sambil mulai mengetikan sesuatu untuk membalas pesan Bumi.

Bintang :
Om Vano sakit apa?

Cling

Bumi :
I dont know.

Bintang langsung mengambil jaketnya dari lemari kemudian memakainya dengan cepat setelah itu dia turun ke bawah. Dia langsung bergegas keluar rumah menuju rumah Angkasa untuk mengajak Angkasa pergi bersama agar Angkasa tidak salah paham lagi.

"Angkasa." panggil Bintang dengan cukup keras sambil memencet bel di rumah Angkasa. Tanpa menunggu lama, Angkasa keluar hanya dengan memakai kaos biasa dan celana pendek.

"Kenapa?"

"Temenin ke Rumah Sakit." balas Bintang sambil menarik Angkasa untuk keluar dari rumah.

"Ngapain?"

"Om Vano sakit dan sekarang Langit butuh kita." balas Bintang menjelaskan.

"Dia cuma butuh kamu." balas Angkasa dengan nada rendah.

"Engga Sa, dia butuh kamu. Kalian kan temenan dari dulu." balas Bintang.

"Tapi kamu----." ucapan Angkasa berhenti saat Bintang mencubit hidung Angkasa hingga Angkasa tidak dapat bernafas.

"Udah gausah banyak omong, kita kesana sekarang." balas Bintang dengan tegas.

"Mager."

"Gaboleh mager mageran, kaya kucing ntar. Cepet sana ganti baju." balas Bintang.

"Emang kalo pake ini kenapa? Kaya gembel ya?"

"Ya mikir apa coba? Lagi gerimis kayak gini, nanti kamu sakit." balas Bintang dengan sedikit kesal.

"Oke iya, aku ganti baju dulu." balas Angkasa kemudian dia masuk ke dalam rumah untuk berganti baju dan Bintang menunggu di luar dengan duduk di kursi yang ada didepan rumah Angkasa.

Retain (Sekuel of Angkasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang