5. Mawar Misterius

297 9 0
                                    

"Gus, niki sinten nggeh?," bisik Alif pada Farhan. Bola matanya mengarah pada wajah gadis cantik di depannya.

"Tanya aja sendiri," jawab Farhan datar.

"Baru kenal tho," gumam Alif, "Mbak, ini siapa ya?," tanyanya sambil membenarkan letak blankon yang miring kesana-kemari akibat berlari tadi.

"Gue Nissa," jawab Nissa sembari mengulurkan tangan. Alif ingin membalas uluran tangan itu, namun urung karena mendepat deheman keras dari Farhan.

"Eh, iya lupa. Bukan mukhrim," ucapnya nyengir kuda, "Eumm.. Mbak, kalau boleh tau dulu ibunya ngidam apa sih? Hehe, maaf kalau lancang," ujar Alif. Farhan hanya geleng-geleng kepala mendengar pertanyaan Alif.

"Kenapa emangnya?," Nissa mengernyit bingung.

"Soalnya Mbak ini ayu tenan. Kayak bidadari turun dari kayangan gitu," kata Alif tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya.

"Haha.. ada-ada saja lo," Nissa tertawa mendengar gombalan dari seorang Alif yang baru ia kenal.

"Eh Mbak, jangan senyum dong. Nanti banyak semut yang ngerubungin Mbak, karna senyumnya Mbak itu ngalahin manisnya gula. Hihihi.." cengir Alif merasa puas dengan gombalannya.

"Hahaha... udah-udah, gue capek ketawa mulu dengerin lo"

"Hidup itu di bawa happy aja Mbak. Walaupun kita dalam keadaan sesedih apapun, kita harus bisa menutupinya agar tidak di ketahui orang lain," terangnya mencoba bijak.

'Bener juga kata dia' batin Nissa berbicara

"Nissa!" panggil seseorang yang tengah menghampiri mereka.

Tiga pasang mata mengarah pada sosok Vira. Vira memperhatikan Alif dari bawah sampai atas, pakaiannya sangat kontras dengan adat jawa. Dengan ciri khasnya selalu memakai blankon yang setia bertengger di kepalanya itu. Pandangan Vira beralih kepada sosok Farhan. Manik coklatnya menangkap gambaran wajah Farhan dengan alisnya yang tebal, hidung mancung, mata bulat, bibir tipis dan rahang yang kokoh. Gadis itu tercengang sebentar, lalu mulai sadar dari lamunannya.

"Lo... mahasiswa baru 'kan?," tanya Vira

"Iya," jawab Farhan singkat, pandangannya tak memandang Vira sama sekali.

"Hah?!, kenalin gue Vira!," Vira kaget, sejurus kemudian ia mengulurkan tangan. Beberapa pasang mata yang berada di dalam perpustakaan mengarah tajam kepada mereka mendengar teriakan Vira tadi. Merasa di perhatikan oleh banyak orang, Nissa merasa malu dengan tingkah sahabat konyolnya itu. Salah satu mahasiswa datang menghampiri dan menegur.

"Mbak, kalau mau ngobrol silahkan diluar. Ini perpus Mbak, banyak yang datang kesini untuk membaca. Jadi saya mohon jangan buat keributan atau keramaian di sini," tutur mahasiswa itu mengarah sinis kepada Vira.

"Iya, maafin temen gue ya," Nissa langsung menggandeng tangan Vira mengajaknya keluar.

"Ihh, Nissa. Lepasin! Gue 'kan belum kenal sama tuh cowok," kata Vira kesal dengan bibir yang mengerucut.

"Eh Vir, asal lo tau ya. Suara lo tu keras banget kayak toa. Lo tau kan ini tuh perpus, untung kita nggak di usir sama penjaganya."

"Ya, tapi 'kan---"

"Namanya Farhan," potong Nissa cepat.

"Wah lo udah kenal ya Niss, ishh kapan-kapan ajakin gue ketemuan dong sama dia. Dia cowok ter-keren yang pernah gue lihat,"

"Gue nggak terlalu kenal, cuma tau namanya doang"

"Ya ealahh.." mimik wajah Vira berubah seketika, "ya udah deh, masuk kelas aja yuk!" sambungnya bersemangat.

Lantunan Ar-Rahman(Slow Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang