SEA

0 0 0
                                    

suara deburan ombak dan angin laut yang membelai wajahnya membuat Hana terbuai akan cantiknya hamparan laut biru di depan matanya,

gadis yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas ini terlihat begitu menikmati waktunya,

Namun sorot matanya terlihat begitu sedih dan juga penuh kerinduan namun juga terdapat amarah , semuanya melebur menjadi satu.

Kini ia tengah berdiri di bibir pantai sembari memegang sebuah balon berwarna kuning, rambut hitam panjangnya tergerai melayang bebas diterpa angin laut,

Ia pun perlahan menutup matanya,

©©©

"TANGKAP GADIS ITU!!"

Keadaan berubah, bukan di bibir pantai lagi melainkan dirinya kini berada di lorong gelap,

beberapa pria berpakaian serba hitam terlihat mengejarnya, keadaan Hana terlihat begitu mengenaskan.

Kaos berwarna hijau navi yang dipakainya terlihat lusuh dan kotor di beberapa bagian, celana jeans hitam robek yang ia pakai memudahkan langkah nya, walaupun ia kini memakainya jaket hoodie tetap saja tak bisa menangkal hawa dingin di malam itu,

Keringat bercucuran , sungguh Hana tak sanggup lagi untuk berlari, namun dirinya juga tak ingin sampai ditangkap oleh polisi.

Apa kesalahannya?

Karena ia baru saja menjambret kalung mas dari seorang wanita paruh baya, dirinya tau jika apa yg dilakukannya salah namun ia tak memiliki pilihan lain, jika tidak berhasil maka dia dan ibunya akan jadi sasaran amarah ayah tirinya.

'Dasar brengsek!!'

Untung saja ia memakai masker putih dan topi yang menutupi sebagian wajahnya,

"BERHENTI!!"

'Kalian saja yang BERHENTI!!'

Hana pun melompat menaiki dindin yang terbuat dari kawat lalu masuk kedalam lubang gorong-gorong,

"Dimana dia?"

Hana menutup mulutnya dengan kedua tangannya , tubuh nya gemetaran karena ketakutan,

"Sial!??? Cepat cari pencuri itu!!"

Suara derap kaki yang mulai menjauh membuatnya sedikit bisa bernafas lega,

'Aku harus segera kembali.'

Dia pun berjalan dalam gorong-gorong dengan langkah pelan,

©©©

Seorang wanita terlihat tengah duduk meringkuk ketakutan di salah satu sudut ruangan, tubuhnya yang penuh dengan luka lebam terlihat begitu mengenaskan,

Sementara seorang pria yang sedang memegang botol minuman keras terus memakinya dan menanyakan tentang keberadaan Hana,

Hana yang baru saja membuka pintu terkejut dengan keadaan rumahnya yang berantakan, perhatiannya langsung tertuju pada sudut ruangan,

"HENTIKAN!!"

Bram yang mendengar suara Hana langsung menghentikan tendangannya pada istrinya itu,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang