Saat ini mereka tengah hangout di kamar Pritha. Suasana kamar Pritha sendiri bak pasar, karna keriuhan yang mereka buat serta banyak bungkus makanan bersebaran di mana-mana. Ditambah Nayra dan Pritha yang saling menyanyi lagunya Alan Walker, lagu favorit Nayra.
Ah, kecuali Chelsea. Chelsea hanya berbaring di kasur sambil Video Call dengan Ezra, pacarnya. Merasa terganggu dengan suara teman-temannya, Chelsea pun beranjak dari tempatnya kemudian berjalan menuju speker. Diikuti dengan suara Nayra yang bernyanyi.
“So take aim and fire away. I,ve never been so wide awake. No,nobody but can keep me safe. And I’m on my way.”
“Woyy Nay, suara lo bagus banget sih...” ujar Chelsea seraya melirihkan speaker di depannya. Setelah menjalankan aksi melirihkan speaker, Chelsea kembali ke ranjang.
“The blood moon is on the rise. The fire burning in my eyes. No, nobody but can keep me safe. And I’m on my way.” lanjut Pritha kemudian menambahkan volume speakernya sedikit.
“Gila, comeback nya BlackPink kemaren keren banget dah..” ujar Nayra kagum. Matanya masih tertuju pada laptop milik Pritha. Tangannya terulur meraih cemilan di sampingnya yang sudah diwadahi toples. Badannya ia telungkupkan di atas karpet lembut di depan ranjang.
Di sampingnya, ada Pritha yang juga tiduran di atas karpet. Terlentang dengan ponsel yang berada di tangannya. Mengetikkan sesuatu di sebuah room chat bernama, Farel. Pritha senyum-senyum sendiri, menyadari itu Nayra mematikan lagunya dan mengintip layar ponsel Pritha.
“Oh Farel ternyata.” Nayra mengangguk-anggukkan kepalanya. Chelsea telah usai Video Call dengan sang kekasih, kini ia menghampiri duo sohibya ini. Pritha sendiri, kini mulai duduk gelagapan.
“Jadi? Pritha chatan sama Farel?” goda Chelsea.
“Enggak kok, eh i-iya eh? Ishh! orang cuma bahas tugas kelompok! Minggu depan harus di kumpulin,” elaknya sambil membenarkan kacamatanya yang melorot.
“Santuyy kali Tha..” Nayra dan Chelsea terkikik geli melihat Pritha yang kesannya sedang salting itu.
“Elena mana sih? Katanya mau nyusul?” tanya Pritha. Bertepatan dengan itu suara bel dari ruang tamu berbunyi. Menandakan ada yang datang.
“Gue aja yang bukain.” kata Chelsea. Nayra kembali menatap layar laptop.
“Nay? Uza temennya Farel kan ya?” tanya Pritha seraya meletakkan ponselya di samping laptop.
“Iya,” balas Nayra. Pritha hanya mengangguk paham.
Selang semenit dua menit, Elena membuka pintu kamar Pritha. Tak lupa dengan Chelsea di belakangnya.
“Assalamualaikum,” ujar Elena.
“Waalaikumsalam, tumben salam?” tanya Nayra.
“Biar di kasih keslametan,” Elena duduk di sisi kiri Nayra, bersandar dengan kaki ranjang yang kini di tempati Chelsea lagi. Nayra melirik Elena dengan ekor matanya. Ternyata gadis itu sedang memperhatikannya.
“Jangan ngusik gue ya El,” peringat Nayra sambil menoleh Elena yang malah terkekeh.
“Firasat lo kuat juga ya? Jadi ini yang tadi pagi cemburu?” kata Elena dengan senyuman menggoda. Chelsea beranjak, duduk di hadapan Nayra dengan batin yang bertanya-tanya.
“Gue tadi udah goodmood, lo dateng mood gue ancur lagi.” Nayra mendengus kesal.
“Tadi pagi Uza kenapa emang?” tanya Chelsea yang paham maksud dari perkataan Elena. Elena pun langsung menceritakan apa yang terjadi tadi pagi. Di mulai dari Uza yang pamit untuk ngapel kelas sebelah sampai Nayra yang bergumam sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKCT : Siapa Kita? Cuma Temen
Novela JuvenilDari judulnya aja udah ketara kalo ini cerita tentang FRIENDZONE. Ya, berada di lingkup pertemanan memanglah nyaman, apalagi jika keduanya saling melengkapi. Namun, bagaimana jika keduanya saling berkomitmen hanya untuk menjalin pertemanan saja? Tan...