Introduction

482 21 14
                                    

Apakah kalian setuju jika aku berkata kisah remaja yang paling sulit adalah ketika ia jatuh cinta pada laki-laki yang juga dicintai sahabatnya? Menurut kesimpulanku begitu, karena jika dia adalah sahabat yang paling baik padamu, apakah kau tega membiarkan dia tersakiti? Tapi jika kita yang mengalah, apakah kita rela? Apakah kita sanggup? Dan apakah ini terdengar berlebihan untuk anak usia 14 tahun? Oh come on, jika kalian tidak menutup nutupinya, kalian akan menemukan kalimat seperti ini di hati atau otak kalian.

Saat saat remaja itu katanya indah, tapi entah kapan aku dapat membuktikannya. Karena jika sekalinya aku menyukai atau jatuh cinta pada laki laki, konfliknya pasti sahabat terbaikku juga menyukainya atau laki-laki tadi menyukai sahabatku.

Menyedihkan? Kalimat itu sudah tercetak jelas di wajahku. Lalu harus bagaimana lagi? Aku pilih jalan cerdasnya, yaitu dengan tetap menjalani kehidupanku dengan ceria walau terkadang sedikit terpaksa. Ah, atau sama sekali tidak terpaksa? Entahlah, tingkahku memang konyol dan selalu ceria, tapi tidak jarang juga aku menekuk wajah. Apa itu semua karena aku tertekan dengan hidupku yang terlalu complicated? Entahlah, yang pasti aku selalu berusaha menjalani hidupku ke depan tanpa perlu melihat ke belakang. Walaupun ujung ujungnya aku akan flashback dan galau seketika.

Intinya, aku hanya remaja biasa yang belum bisa mengatur hidupku sendiri, ingin sekali aku meluapkan bebanku dengan bercerita dan bertanya banyak hal pada orang tuaku, tapi sayangnya orang tuaku terlalu sibuk pada pekerjaan mereka. Bahkan pulang ke rumah hanya sekitar sekali sebulan bila ada pekerjaan di luar negeri, jika pekerjaannya di kantor pun pastinya berangkat pagi pulang malam. Dan masalahnya, pekerjaan mereka lebih banyak di luar negeri. Entah apa yang mereka tuju, tapi mengapa mereka tega meninggalkan aku yang semata wayang di rumah seluas ini hanya dengan ditemani beberapa asisten rumah tangga? Jujur saja aku lelah, tapi semakin lama aku semakin terbiasa. Para asisten rumah tangga lah yang menjadi pengganti ibuku selama ini, bila ada apa apa aku akan bercerita pada mereka, walaupun tidak semuanya aku ceritakan karena banyak yang menurutku privasi. Aku juga sering membantu pekerjaan mereka dan meminta untuk diajari memasak, maka dari itu tidak jarang orang yang mencicipi masakanku berkata bahwa aku sudah sangat ahli.

Dari apa yang ditulis di atas, pasti kalian menyimpulkan aku adalah seorang yang sangat girly. Memang benar begitu jika kalian belum terlalu mengenalku, tapi jika kalian sudah sangat mengenalku, aku pastikan kalian akan menarik kalimat itu kembali. Karena sejujurnya aku tidak seperti gadis kebanyakan. Aku sangat suka olahraga, aku tidak perduli walau terjemur di terik matahari ketika latihan, upacara dan semacamnya, dan yang paling jarang dilakukan seorang gadis sepertiku adalah mandi. Walau begitu, aku tetap saja masih memiliki sifat perempuan antara lain seperti suka bercerita, tetap memperhatikan fashion, suka memasak, dan suka mendekorasi sesuatu.

Jujur saja aku heran mengapa aku memilki banyak teman maupun kenalan. Salah satu asistenku pernah bilang agar aku berhati hati dalam berteman. Karena takut mereka hanya berteman dengaku karena aku banyak uang. Tapi aku biasa saja, karena selagi aku bisa dan mereka memang membutuhkan bantuanku, aku akan membantu. Lagipula aku tidak takut dicopet, karena aku tidak pernah membawa uang terlalu banyak mengingat diriku yang terlalu ceroboh.

Ah iya, apa aku perlu memberitahu namaku?

Tidak? Baiklah.

Ehm, tapi karena aku baik hati, aku akan memberitahu bagi yang ingin. Namaku adalah Sabrina Nazwa Arasy. Jangan tanya apa artinya, karena aku sendiri tidak tau.

Lalu, bagaimana kisah cinta dan kehidupan keluargaku nanti? Akankah konfliknya tetap dengan sahabat sendiri dan masih saja kekurangan kasih sayang Orang tua?

Aku akan ceritakan itu semua di sini, just wait and read(?)

___________________________________________________

Halohaaa ada yang masih ingat aku? sepertinya tidak .-. Baiklah tidak apa. Just FYI, ini sebenernya ceritaku yang keempat, tapi 2 cerita aku hapus tanpa alasan yang jelas. Yang satu sih jelas, tapi satunya lagi entahlah.

Maaf kalo masih absurd, awut awutan dan alay seperti diriku. Aku lagi belajar juga soalnya. Jadi, aku mohon bantuannya yaaa, telimakacii

ComplifeatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang