13

35 2 0
                                    

Ilham.

Setelah selesai mengajar di fakultas hukum, aku melihat beberapa siswa berkumpul di taman belakang.

Awalnya aku sama sekali tidak tertarik untuk melihatnya.  Namun,  setelah mendengar seseorang mebyebutkan nama syifa aku segera mendekat ke arah dimana orang-orang berkumpul. Dan benar saja disana syifa sedang bersama dengan Seorang pria.

Siapa pria itu?
Kenapa syifa tampak begitu marah?

Namun kemarahan syifa seketika hilang setelah melihat hp miliknya,  dan kulihat ia langsung menelfon seseorang.

"syifa menerima lamaran itu,  tapi pernikahannya harus dilakukan 2 minggu kedepan" ucapnya.

'jadi dia menerima lamaran itu?' gumam ku.

Aku langsung pergi meninggalkan tempat itu,  tanpa peduli apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sejak mendengar tentang rencana Fatih akan melamar seorang perempuan dan perempuan itu tak lain adalah syifa, seorang gadis yang telah berhasil membuatku jatuh cinta padanya meski itu hanyalah sebuah pertemuan yang pertama itu pun tanpa rencanakan.

Sejak saat itu pula aku tak pernah lagi ikut berkumpul dengan ibu ataupun Aisyah, aku tidak akan sanggup jika harus terus mendengar mereka membahas fatih dan Asyifa.

Hari ini ky putuskan untuk ke kampus lebih awal hanya untuk menghindari sarapan bersama fatih,  aku memang seorang pengecut.

Aku sangat berharap syifa tidak akan menerima lamaran itu. Tapi harapan itu seketika hancur berantakan mendengar keputusan Asyifa saat ditaman belakang kampus.

Dan dia akan menikah dalam kurung waktu 2 minggu, kini harapan ku benar-benar hancur. Tidak bukan hanya harapan ku saja tapi hati ku lun juga ikut hancur, rasanya begitu sesak mendengar hal itu.

Dan siapa laki-laki itu? Apa syifa menerima lamaran itu karena marah dan kesal disebabkan pria itu mengganggunya?.

Tidak,  sekali lagi fikiran ku salah,  karena asyifa menerima lamaran itu atas dasar keinginannya sendiri, ia juga telah jatuh cinta kepada Fatih.

Jadi,  selama ini cinta ku hanya bertepuk sebelah tangan.

Selama ini hanya aku yang memikirkan nya,  memikirkan tentang pertemuan pertama itu.

Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?

Tentu saja akan melupakannya.

*

Aku langsung pulang ke rumah setelah semua pekerjaan ku selesai.
Semua orang tengah berkumpul di ruang keluarga, kecuali fatih.

"Ilham,  kemarilah kami sedang membicarakan pernikahan Fatih dan Asyifa" kata ibu.

Dengan sangat berat hari akhirnya aku pun ikut bergabung dengan mereka.

"pernikahan akan di adakan 2 minggu lagi,  dan berhubung fatih baru akan pulang 3 hari lagi maka kau yang harus mengerjakan semua nya," jelas ibu pada ku.

"semuanya?"

'apa boleh aku juga yang mengganti posisi fatih, dan menikah dengan Asyifa? ' batin ku.

"maksud ibu, untuk undangan pernikahan  nya kamu yang handle"

"baiklah ibu" jawab ku benar-benar tak bersemangat.
Sambil berlalu meninggalkan ruang keluarga menuju kamar ku.

"kak Ilham, mau kemana?  ini belum selesai" kata Aisyah.

"kakak butuh istirahat syah,  apalagi hati dan fikiran kakak" jawab ku, dan aku langsung merutuki kesalahan ku.

"apa maksud kakak? "

"pekerjaan kampus banyak, jadi kakak harus banyak mengistirahatkan fikiran kakak, sudah ya kakak mau ke kamar" jawab ku berlalu.

******

Fatih.

Saat ini aku sedang berada di luar kota untuk menyelesaikan pekerjaan ku,  dan baru akan pulang setelah beberapa hari.

"baiklah terima kasih ibu,  fatih sayang ibu, Assalamualaikum " kata ku saat telah menutup panggilan telfon.

Aku sangat bahagia saat mengetahui bahwa syifa menerima lamaran itu.

Ini membuat ku ingin pulang saat ini juga tapi tidak sebelum aku menyelesaikan pekerjaan ku.

Ternyata Asyifa juga menyimpan perasaan yang sama dengan ku.
Apa yang melebihi dari kebahagian ini?

Asyifa tunggulah,aku akan pulang beberapa hari.

*****

Pagi telah tiba, saat semua orang kini telah terbangun dari tidurnya dan segera bersiap untuk nemulai hari mereka, berbeda dengan gadis ini.
Dia masih saja berada dalam selimutnya seolah enggan untuk bangun.

**

Asyifa.

Aku merasa perut ku benar-benar sakit, keringat dingin kini bercucuran.

Sepertinya aku tidak akan kuliah hari ini.

Setelah beberapa jam berlalu,  samar-samar ku dengar suara Aisyah dari luar memanggil ku.

"Asyifa, apa kamu didalam? " tanya nya.

Akkhh... Aku benar-benar sudah tidak tahan untuk tidak berteriak rasa nya kini bertambah sakit, aku benar-benar tidak bisa merasakan apapun kecuali rasa sakit di perut ku.

"syifa, apa kau sedang mengalami siklus bulanan mu? " tanya Aiysah yang hanya ku angguki.

"minumlah obat pereda rasa sakit kau akan merasa jauh lebih baik" kata nya sambil memberikan obat kepada ku dan tentu saja aku tidak akan meminumnya.

"tidak aku tidak akan meminumnya, rasanya sangat pahit Aisyah" ucap ku lemah dan kini aku benar-benar menangis sekarang.

"kau harus meminumnya atau aku menelfon abah mu" ancamnya.

"tidak,  baiklah aku akan meminumnya,  tapi apa kau membawa coklat?" tanyaku yang menyerupai bisikan.

Aisyah berdiri lalu berjalan keluar kamar ku dan kembali dengan membawa permen coklat.

"kau bisa memakan ini,  setelah meminun obat nya"

aku langsung mengambil obat dan segera meminumnya.
Dan langsung memasukkan permen itu ke dalam mulutku.
Dan tentu saja semua rasa pahit tadi seketika hilang di gantikan dengan rasa manis pada permen tadi.

"baiklah kau harus istirahat sekarang"

Aku langsung saja menurut dengan perkataan Aisyah karena kepala ku pun terasa berat sekarang.

Samar-samar kulihat seorang pria berdiri di depan pintu kamar ku.
Dia seperti tidak asing bagiku.

Fatih.

Dan hanya itu yang aku katakan sebelum mata ku benar-benar terpejam.

****

Bersambung....

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang