Hukuman

13.1K 373 83
                                    

Entah harus merasa kesal atau tidak,Halilintar menatap tubuh adik keduanya,Gempa

Gempa itu adalah anak yang baik,yang paling bertanggung jawab dibandingkan yang lain,dan paling keras kepala

Adiknya itu tadinya pingsan untuk kesekian kalinya,tepat didepan Kamar Halilintar

Mungkin karna kelelahan,padahal Halilintar sudah membagi tugas Rumah,dan Gempa hanya Memasak saja,tapi pemuda itu keras kepala,Dan tetap menjaga kedai Coklat yang seharusnya bagian Taufan dan Solar

Dan lagi,tugas Osis,padahal Gempa itu ketua Osis,apa Sekretaris gaptek,sampai-sampai tidak bisa mengerjakan proposal osis yang Tiap malam dikerjakan adiknya itu?

"Ugh..."Gempa meleguh pelan,dia membuka kedua kelopak matanya perlahan,ia langsung sadar bahwa dia tidak berada didalam kamarnya sendiri

"Kau keras kepala,Gempa"Ujar Halilintar langsung,Gempa tersentak Dan menoleh menghadap sang Kakak sulung " K-Kak Hali?"gagapnya

"Ini sudah ke lima kalinya kamu pingsan dalam satu minggu,tepat didepan kamarku...bukankah aku sudah menyuruhmu kompromi?" Omel Halilintar kesal

Gempa melengah,dia tahu dia yang salah,tapi apa salahnya kalau dia visa mengerjakan tugas yang banyak? Dia hanya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain

"Iya-iya,lain Kali aku tidak akan-" Gempa berkata malas "Terakhir Kali kau sudah berkata begitu" kata Halilintar

"Kak Hali,berisik ah"gerutu Gempa ngambek,dia langsung masuk ke dalam selimutnya Halilintar,menutupi kepala sampai kakinya

Anak satu ini batin Halilintar menggeram kesal,tapi dia langsung menyeringai "Hey Gempa,bukankah anak Nakal harus dihukum?" Tanyanya,Gempa membuka selimutnya hanya untuk melihat sang Kakak menyeringai sadis kearahnya

"Kak?" Panggil Gempa Takut,bulu kuduknya sudah berdiri-diri dan dia juga mulai pucat.

-×-

"Maafkan aku sudah mencemaskan kalian semua" kata Gempa menunduk didepan semua saudaranya,Yah pagi itu hanya Kakak sulungnya saja yang tidak ada disana

"Gempa!" Panggil trio troublemaker langsung menerjangnya

"Kamu tidak apa-apa kan?"

"Perlu kerumah sakit?"

"Kalau masih capek izin saja!"

Kata ketiganya berurutan Dari Taufan,Thorn,Dan Blaze

"Hei,jangan main terjang,kasian Kak Gempa" kata Solar dengan bijaknya,Ice hanya diam saja dengan wajah datarnya itu,tapi dia cukup khawatir lho,sudah Lima hari Kakak kesayangan mereka itu pingsan malam-malam Dan ditemukan Kakak sulung mereka beberapa jam sebelum matahari terbit,alias shubuh

Gempa merasa senang mengetahui saudaranya begitu sayang padanya,walau dia sangat anti membuat orang khawatir pada dirinya sendiri

"Ahnn~" leguhan kecil Gempa keluar,membuat wajah Si pemuda itu merona,karna kelima saudaranya menatapnya aneh,bahkan Taufan sudah merona tipis mendengarnya

"Eh? Ah tidak,aku tidak apa-apa" kata Gempa sedikit panik

Sementara itu,rupanya Halilintar mengawasi mereka,menyender kedinding,Dan menyeringai tipis

"Kaki Kakak Keram ya? Duduk dulu yuk" kata Thorn dengan polosnya,Halilintar terkekeh kecil Dan pergi dengan tas sekolahnya.

-×-

Hukuman (Yaoi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang