New Friend(s)
---
"Kuroko Tetsuya."
"Doumo, Meireilia-san, kau ... tidak terkejut?" Seraya bertanya, Kuroko duduk disamping Ayane dengan jarak lima jengkal.
"Entahlah. Mungkin karena aku dilatih untuk bisa merasakan orang-orang didekatku. Walau setipis apapun keberadaanya." Ayane menjelaskan.
"Kenapa disini?" tanya Ayane dengan wajah menghadap ke Kuroko.
"Hanya menghabiskan waktu istirahat," jawab Kuroko dengan tangan yang membuka tutup sebuah kotak.
"Kenapa tidak makan dikantin?" tanya sang gadis lagi, kali ini ia penasaran apa yang membuat Kuroko lebih memilih makan di atap. "Kau, tidak bersama teman-temanmu?"
"Aku tidak memiliki teman."
"Hee? Bagaimana bisa?" Ayane mendekati wajahnya ke Kuroko dengan jarak yang hanya berubah sedikit. Tangannya bertumpu di depan.
"Mmm, aku sering dilupakan. Teman sekelasku pun jarang mengingat diriku, saat aku ingin berbicara dengan mereka, mereka selalu terkejut, saat ingin makan bersama dikantin, mereka tak menyadariku. Bahkan mereka tak tau saat aku ada didekat mereka," jelas pemuda rambut biru itu panjang lebarnya.
"Yah, itu pasti sebab hawa keberadaanmu tipis, kau harus bisa menonjolkan dirimu di satu sisi. Klub yang kau ikuti, misalnya," gadis itu kembali duduk normal, meluruskan kakinya dan dua tangan yang menyangga di belakang.
"Aku akan berusaha. Terimakasih sarannya, Meireilia-san."
"H'm. Jangan menyerah!" gumamnya memberi semangat. Setelah itu, Ayane tenggelam dengan suasana rooftop hingga tanpa sadar menutup mata, membiarkan angin menggelitiki. Meskipun matanya tertutup, ia tau bahwa ada orang yang sedang memperhatikannya saat ini.
"Meireilia-san," panggil Kuroko setelah semenit senyap.
"Ya?"
"Apa sekarang kita teman?" tanya Kuroko skeptis.
"Ingat pertemuan pertama kita?" Ayane memutar ingatan hari pertama dirinya di sekolah ini.
"Y-ya," Kuroko menjawab ragu karena dia kira Ayane sudah menghapus hal itu. Secara dirinya 'kan 'mudah terlupakan'.
"Aku tanya lagi, apa kau ingat dengan kalimat terakhirku waktu itu?"
Akal Kuroko menerawang. Mengingat-ingat.
"Kuroko Tetsuya, kau berpotensi masuk ke dalam list pertemananku."
Kalimat itu terngiang di memori Kuroko.
"Nah," ucap Ayane memotong ingatan Kuroko dan membuatnya menoleh pada sang bicara, "Kalau sudah ingat. Maka sekarang, waktunya penelitian. Setelah itu akan kau resmi jadi temanku."
"Maaf, penelitian?"
"Un, tidak repot kok. Aku hanya ingin kau berdiri ditempat diam selama beberapa menit."
"Baiklah." Kuroko pun berdiri dan Ayane pun berdiri juga. Mengamati dirinya dengan teliti.
Ayane mengelingi Kuroko seolah robot yang sedang meng-scan sesuatu. Kemudian kembali lagi ke hadapannya.
Kuroko dibuat bingung dengan apa yang Ayane lakukan.
"Bisa tunjukkan telapak tanganmu?"
Meski ragu, Kuroko menurut saja.
"Sudah, sekarang turunkan saja. Dan kau boleh duduk." Ayane selesai dengan telapak tangan Kuroko.
Ayane menjulurkan buku notenya dan pena di depan Kuroko. "Tulis angka satu sampai sepuluh dan semua huruf alfabet yang kau ketahui," perintah Ayane seraya memandangi halaman kosong di notenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story Graphia (KnB Fan-fiction)
FanfictionApa basket bisa membuatku merasakan pertemanan? Tidak! Semua sama saja! Pada akhirnya mereka akan terpecah belah dan mengabaikan kata 'teman'. --- #Up kemungkinan besar sebulan sekali. #Cerita ini orisinil dari ide-ide saya, cuma bagian plot sama se...