Seorang pria turun dari mobilnya, memasuki gedung tempat ia mencari uang. Dengan setelan jas dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, ia menjadi cukup terkenal di kantornya.
Jinan, pria yang memiliki wajah tampan dan sifat yang ramah, tak heran jika ia banyak disukai orang-orang di kantornya.
Setelah memasuki pintu utama, ia berjalan menuju lift. Dilihatnya ada seseorang yang ia kenal sedang berdiri di depan lift.
"Woi! Pagi banget lo tumben," sapa Jinan kepada pria yang dikenalnya.
Merasa penasaran, pria itu menoleh ke arah Jinan. Ia tersenyum dan merespon perkataan temannya itu.
"Pagi? Lo aja yang kesiangan. Kenapa lo, tumben siangan gini?"
"Pagi ini agak santai, gak banyak kerjaan. Terus tadi sekalian nganter adek gue ke kampusnya dulu."
Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. Pintu lift terbuka, mereka berdua masuk ke dalam. Jinan menekan tombol angka 3, tempat di mana ruangan kerja mereka berada.
Sambil menunggu lantai yang dituju, Jinan kembali memecahkan keheningan yang ada.
"Eh, Mbin, lo tau gak?"
Hanbin, pria tampan dengan postur badan tinggi, hidung mancung, memiliki sifat ramah seperti Jinan, banyak disukai wanita di sekitarnya. Tetapi malang, sampai di usianya yang telah menginjak 23 tahun itu, dia belum pernah mempunyai seorang pacar. Entah seperti apa yang dicarinya.
"Apa?" Hanbin menjawab pertanyaan temannya itu, Jinan.
Jinan sedikit tersenyum. Agak ragu mengatakannya kepada Hanbin. Hanbin yang melihat tingkah Jinan pun mengerutkan alisnya.
"Kenapa lo? Kok salah tingkah gitu? Mikir apa lo hah?! Mikir mesum lo ya?!"
Jinan yang mendengar pertanyaan temannya pun langsung membulatkan matanya, ia terkejut.
"Heh sembarangan! Gue gak mesum ya! Tapi gak tau juga sih kalo udah dapet doi," kata Jinan sambil mengeluarkan smirk-nya.
"ITU TUH MESUM LO NAMANYA!" Hanbin sedikit berteriak tepat di telinga Jinan.
Sambil menutup telinganya, Jinan merespon.
"Ya udah, iya, serah lo aja. Jadi gini, tadi kan gue nganterin Chanu ke kampus,"
"Hm. Terus?"
"Ketemu temennya di halte, dia lagi nunggu angkot. Cewek, bro! Mana cakep lagi," ujar Jinan bersemangat.
Belum sempat Hanbin merespon, pintu lift telah terbuka. Mereka keluar dan menuju meja kerja masing-masing, untungnya meja mereka bersebelahan.
"Cantik? Tipe lo bukan? Lo suka gak?" tanya Hanbin.
"Iya cantik, tapi gue belum kenal sama dia, baru tau namanya."
"Kenalin dia lebih dalem lagi dong. Minta bantuan Chanu, dia kan temennya, pasti lebih gampang."
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [hiatus]
Fanfiction"Mmpphhh.." "Lephh.. passhh!!" Nessa berhasil mendorong dada Jimin agar melepaskan ciumannya. Jujur saja, Nessa sudah hampir kehabisan oksigen karena ciuman itu. Tanpa Nessa sadari, ternyata Jinan, yang menyandang status sebagai kekasihnya itu melih...