"Itu beneran?" Ucap Davi tak percaya
"Iya beneran lah. Awalnya Risha gak percaya, tapi pas dia liat, dia baru percaya." Ucap Raina berapi-api.
"Yang pertama liat kan lo, kok yang sakit Risha sih?" Sewot Davi.
"Bilang aja lo pengen gue yang sakit. Liat aja lo." Ancam Raina membuat Davi bungkam.
Raina bercerita tentang kejadian semalam pada sahabatnya yang lain. Mereka antara percaya dan tidak. Kalau tidak percaya buktinya sekarang Risha tidak sekolah, demam karena syok.
"Risha harus sembuh. Risha harus ikut camping." Ucap Bella.
Rayn menatap Bella bingung. "Bentar, UN dulu ege! Baru camping." Ucap Rayn memperbaiki.
"Yaudah si gue salah ngomong. Maaf." Ucap Bella sambil menatap Rayn kesal.
"Udah berisik. Kita gak boleh ribut, gak ada Risha yang misahin. Eh btw kapan kita jenguk Risha?" Ucap Davi menengahi yang katanya paling tua.
"Pulang sekolah kita jenguk Risha." Ucap Raffa yang diberi anggukan oleh yang lain.
👻👻👻
"Risha?" Ucap Bella saat sampai rumah dengan wajah kebingungan.
Pagar dan pintu tidak dikunci. Cuma Bella yang baru pulang, yang lain sedang membeli makan, dan Raina sedang mengikuti ekskull.
"Risha?" Ucap Bella lagi saat sudah memasuki rumah. Gelap dan panas.
"Rishaaaaa!" Teriak Bella semakin panik.
Bella menyalakan lampu dan menyalakan AC. Dengan cepat Bella langsung naik ke lantai dua, ke kamar Risha.
"Sha?" Ucap Bella sambil mengetuk pintu kamar Risha.
Ceklek!
Pintu utama terbuka, menandakan ada orang yang masuk. Bella langsung turun dan melihat siapa yang datang.
"Raina? Lo udah balik?" Tanya Bella dari tangga.
Tidak ada jawaban, dengan cepat Bella pun berjalan menuju pintu. Kosong. Tidak ada di siapa pun.
Bella kembali menutup pintu dan kembali berjalan menuju kamar Risha. Namun, baru saja Bella melangkah, suara orang minta tolong terdengar dari taman belakang.
Ragu-ragu.
Ya itu yang Bella rasakan. Dengan perlahan Bella berjalan menuju taman belakang dan menemukan Risha di atas pohon, tepatnya di rumah pohon.
"Risha? Lo diam, gue ke atas sekarang." Ucap Bella lalu dengan cepat Bella naik dan menarik Risha untuk turun.
"Ayo Sha turun, lo lagi sakit, kalau lo sakit tambah parah gimana?" Tanya Bella panik.
Risha menggeleng.
"Sha, lo harus turun sekarang." Ucap Bella yang mulai kesal.
"Bell! Woy! Lo ngapain di atas?!" Teriak Davi.
Bella pun melihat ke arah sumber suara dimana tadi Davi berteriak.
"Sini bantuin gue bujuk Risha, dia gak mau turun." Ucap Bella.
Davi menatap Bella bingung. "Lo yang sakit atau Risha sih?" Tanya Davi.
"Bacot lo, sini bantuin gue!" Ucap Bella kesal.
"Bella? Lo ngapain di atas?" Tanya Risha yang baru datang dan langsung berdiri di sebelah Davi diikuti yang lainnya.
Bella menatap mereka bingung. "Bener itu Risha?" Tanyanya memastikan dan dijawab dengan anggukan.
Bella langsung menatap sekitarnya dan semuanya langsung gelap.
👻👻👻
"Bell bangun dong." Rengek Raina panik
Raffa mengangguk setuju. "Iya dong bangun, yang sakit Risha kok yang pingsan lu sih!"
Setelah beberapa menit berlalu, Bella bangun dengan wajah bingungnya. "Risha gimana? Dia dimana? Gak kenapa-napa kan? Gue kenapa tadi?" Tanyanya beruntun.
Rayn menatap Bella bingung. "Buset dah, lo bangun udah kayak ambulance. Kilat amat. Kalem dong, baru juga sadar." Ucap Rayn sambil terkekeh.
Raina melototkan matanya ke arah Rayn. "Risha aman kok, dia ada dikamarnya lagi istirahat. Dia syok lagi karena liat lo." Ucap Raina.
Bella mendudukan dirinya. "Syok liat gue? Emang gue kenapa?"
"Risha liat, tadi dibelakang lo ada cewek yang mau ngedorong lo katanya. Dia mau bantuin lo tapi dia masih lemas, ditambah lo nya juga udah keburu pingsan." Jelas Rayn.
Bella terdiam sejenak. Memikirkan hal yang terjadi pada dirinya tadi.
"Lagian lo ngapain ke rumah pohon? Bukannya lo paling males naik ya?" Tanya Raffa
Bella menatap Raffa kesal. "Males banget gue, kalau gue gak liat Risha di atas, gue gak akan naik kali."
"Lo liat Risha di atas? Serius lo? Bercanda aja terus." Ucap Davi diikuti tertawa garingnya.
Bella melototkan matanya. "Gue serius! Gue denger pakai telinga gue sendiri, kalau Risha minta tolong. Gue udah kelilingin ini rumah, dan gue nemuin asal suara itu ya di rumah pohon."
"Denger doang kan? Gak liat wujud Risha nya?" Tanya Raffa.
"Gue liat wujud Risha nya lah, makannya gue naik juga." Jawab Bella yang mulai kesal.
Raina menghembuskan nafasnya kasar. Memegang kepalanya yang sudah sedikit pusing. "Kalian apa-apaan sih? Udah lewat kan kejadiaannya? Terus apalagi yang harus perdebatin? Kasihan Risha ke ganggu, kasihan juga Bella." Ucap Raina, setelah itu dia langsung pergi menuju dapur karena merasa tenggorokannya kering.
Raina membuka kulkas dan melihat bayangan Risha sedang berjalan menuju taman belakang.
Dengan cepat, Raina menutup kulkas, dan mengikuti jejak langkah Risha. Saat sadar Risha akan berenang, Raina segera mendekati Risha.
"Sha Sha Sha bentar! Lo mau ngapain?"
"Ayo renang."
"What? Lo baru sembuh, bahkan ngeliat keadaan lo sekarang, lo belum sembuh. Ayo masuk!" Ucap Raina sambil menarik tangan Risha.
Risha menghempaskan tangan Raina kasar.
"Lo apa-apaan sih? Kok lo kasar? Dan lo tau, gue gak bisa renang." Ucap Raina yang mulai kesal.
Dengan sekali tarikan, Risha berhasil menarik Raina ke dalam kolam.
Raina terus berusaha agar ia bisa menggapai dinding kolam. Mendengar suara dari arah kolam, Davi bergegas menghampiri. Davi melihat Raina sedang kesusahan di sana.
Davi langsung masuk ke dalam kolam, dan menolong Raina yang sudah sangat sesak dan kedinginan.
"Rrr-iisha mana?" Tanya Raina bergetar.
Davi melihat sekeliling. "Di kamar. Lo ngapain berenang? Kan lo tau lo gak bisa renang."
"Risha yang narik gue, makannya gue tanya, Risha mana?"
"Kan udah gue bilang, Risha lagi istirahat di kamar. Yu masuk, ganti baju nanti lo masuk angin." Ucap Davi sambil membawa Raina masuk.
"Yang lain mana?" Tanya Raina karena melihat rumah yang begitu sepi.
"Rayn jagain Bella, terus Raffa jagain Risha. Gue jagain lo." Jawab Davi terkekeh sambil terus membopong Raina menuju kamarnya.
"Lo mandi ya? Pakai air hangat biar gak masuk angin. Terus istirahat. Nanti gue bikinin cokelat panas deh, tapi tadi gue liat di dapur habis. Jadi gue mau ke minimarket dulu sebentar. Ya?"
Raina mengangguk. "Iya, hati-hati." Ucap Raina lalu masuk ke dalam kamar.
Sedangkan Davi, mengambil kunci mobilnya di meja ruang tamu, lalu pergi ke minimatket untuk membeli cokelat.
👻👻👻
Ayoloh, author marah nih gak publish-publish, karena pada gak vote. Vote dong, kalau vote rajin publish deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER BULLYING
HorrorKetika kehidupan tenang dan penuh rasa gembira tanpa memikirkan sakit hati orang lain dan rasa tersiksanya orang lain. Bagaimana ketika semua itu berbanding terbalik. Orang yang dulunya tunduk malah jadi musuh. Ketika pandangan berubah. Berubah me...