Epilog

3.7K 82 10
                                    

Banyak orang bilang nikmati hujanmu sebelum timbul pelangi yang akan mewarnai harimu.

Banyak orang juga bilang tetes demi tetes hujan itu terdiri dari rindu serta kesedihan.

Sepertinya itu memang benar. Kini seorang gadis tengah berdiri menunduk ke bawah, matanya mengeluarkan tetes demi tetes air mata yang tertutup oleh deras hujan.

Tangannya gemetar tak sanggup menerima kenyataan dengan apa yang ada dihadapannya saat ini.

Hatinya begitu sesak.
Begitu sakit.
Tak peduli lagi apa yang ada.
Rasanya ia ingin mati.

Dihadapannya kini.
Kedua orang yang berharga dalam hidupnya sudah pergi lebih dahulu. Meninggalkannya sendiri disini.

Boby dan Michelle.
Kaki gadis itu mendadak lemas. Tangannya menumpu di bibir makam Boby. Tangisnya semakin pecah.

Kalian bilang kita akan bahagia bersama? Tapi apa yang kalian lakukan? Kalian justru ninggalin aku sendiri disini?

Gadis itu tak berhenti menangis, bahkan hujan yang semakin deras itu jelas mendukung suasana yang ada.

Anin memukul-mukulkan tangannya ke makam Boby, ia mengerang frustasi. Untuk kesekian kalinya ia rapuh karena orang yang sama.

Anin terdiam kala sepasang kaki berdiri di sebelahnya, hujan pun sudah tak menimpa tubuhnya. Ia melihat keatas melihat seorang gadis tersenyum kearahnya. "Michelle?"

Ia hanya tersenyum.
Anin bangkit memeluk Michelle erat. Tapi yang ia rasakan hanya dingin. Wajah pucat Michelle jelas terlihat. Anin mengerti apa yang tengah terjadi. "Untuk terakhir kalinya"

Anin mendekatkan bibirnya mencium lembut bibir Michelle meluapkan semua perasaannya ke Michelle.

"Mulailah hidup baru Aninditha"

Hingga tak berapa lama tubuh itu ambruk. Beberapa orang yang memperhatikan Anin mulai berjalan mendekat dan membawa Anin pergi ke tempat yang lebih aman.

END

Thank u guys :)

Trip 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang