Hallo, kenalin nih, namaku Regita Pertiwi. Tapi biar lebih akrab, panggil aja aku, Rere. Mahasiswa tingkat akhir kadaluarsa yang harus mundur setahun buat wisuda karena sakit.
Eiitss, bukan aku yang sakit, tapi Eyangku tersayang. Beliau sakit cukup kronis, kebetulan aku adalah cucunya tersayang. Si Bontot yang emang paling dekat dengan Eyang, alhasil untuk pengobatannya di Singapura aku pun menemani beliau sampai pulih.
Dan, hari ini, bertepatan pada hari sabtu di minggu pertama bulan Agustus akhirnya aku bisa menginjakkan kakiku kembali di tanah Jakarta.
Uwh, rindunyaaa!
Sudah berapa lama yaa, semenjak terakhir kali aku di sini buat ngurus cuti kuliahku.
Hah, omong-omong soal kuliah... aku kok jadi agak lesu ya. Karena harus mundur setahun, alhasil bikin aku jadi tertinggal dibanding teman-temanku yang lain yang kini sudah memulai karir mereka yang kian berkembang.
Apalah dayaku yang masih berstatus pengangguran terselubung ini. Yang tak punya penghasilan, malah harus tetap bayar kuliah. Payah benar!
Kembali pada diriku sekarang. Kini aku yang sendirian sedang berada di pintu keluar Bandara. Menunggu jemputan yang katanya akan datang menjemputku.
"Re, kali ini yang jemput kamu itu spesial! Nanti kagetnya jangan lebay ya!!"
Suara Mbak Citra kembali terngiang-ngiang. Dari sambungan telepon semalam Mbak Citra tau-tau ngomong gitu. Nggak tau maksudnya apa. Yang jelas kata Mbak Citra, begitu aku sampai aku langsung dijemput sama orang yang "spesial" katanya.
Spesial? Hah, martabak telor kali ah, spesial.
Duh, kan, omongin martabak telor bikin aku jadi laper nih. Huh, latah... latah! Yaudah deh, entar aku mau mampir ke tempat jual martabak yang ada di pinggir jalan ah. Kayaknya enak juga buat ngisi perut, apalagi aku kan udah lamaaaa buanget nggak makan makanan satu itu. Hehe.
Elah, udah berapa lama ini? Mana itu jemputan yang katanya "spesial" itu kok nggak dateng-dateng sih?! Nggak tau apa ini anak gadis kakinya udah lumutan gara-gara nunggu kelamaan.
Ya Allah, tuh kan apa kubilang. Liat nih, jam di hape ini aja udah nunjukkin angka 15.45! Wahhh, bener-bener ngaret nih jemputan.
Ish, jemputan spesial macem apa coba kalau ngaretnya begini. Padahal aku udah ada di sini semenjak jam 14.05 itu pun aku lihatnya pas udah napakin kaki di depan pintu keluar, coba kalau aku itung-itung dari pas aku landing, udah berapa lama coba?! Ya ampuunn!!
Akhirnya dengan mengenaskannya, aku berjongkok di samping koper pink-ku ini berada. Dengan wajah letih bin capek, aku coba menghubungi Mbak Citra atau Ayah atau Ibu atau Mas Aji, siapa kek yang bisa dihubungi!
Gimana coba ini nasibnya anak gadis si bungsu cucu kesayangannya Eyang Uti....
"Duk! Duk!"
Kepalaku seketika itu menoleh ke samping. Seorang cowok berjeans biru belel yang kakinya panjang itu berdiri di samping koperku berada. Jadi begini detailnya, aku berjongkok di sebelah kiri, dia berdiri di sebelah kanan, dan koper pink-ku ini berada di tengah-tengah kami berdua.
Mataku menyipit. Karena copot kaca mata nih, aku melihatnya jadi nggak jelas gini deh.
"Duk, duk!" Lagi, ternyata dia menendang koper pink-ku ini dengan sepatunya.
Sebal, aku pun langsung berdiri dari posisiku dan menghadap ke arahnya. Baru aja mau marah, tapi tiba-tiba...
"Bian?!" Aku menatapnya tak percaya.
Kini, di hadapanku, ada sosok yang kukenal paling menyebalkan seantero dunia (kalau boleh lebay) -ku.
Oh, Ya Allah... mimpi buruk apa aku semalam sampai-sampai aku bisa ketemu sama makhluk paling jelek sedunia ini?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Tapi Musuh (Old Version)
RomanceNamanya, Bian. Aku benci dia. Sebel. Kezeeel! Pokoknya bisa kenal sama dia itu petaka!! Sialnya, kenapa kita berjodoh sih?! - Regita Pertiwi. 2019©Copyright by Icha Azzahra _____ Highest Rank! #9 in Romance (8/12/2019)