"Persahabatan, bagai kepompong~"
Istirahat tiba, tapi sayangnya aku sedang terjebak dalam kegiatan band. Sekolah kami akan ulang tahun, maka dari itu kami diminta untuk mengisi acara. Kini aku sedang menghafalkan teks untuk bermain keyboard. "Dahyun!", Panggil guruku yang baru saja datang.
"Ada apa, pak?", Tanyaku.
"Nanti akan ada kakak kelas yang membantumu bermain keyboard", jawab Pak Guru.
"Siapa, pak?", Tanyaku penasaran.
"Ada, pokoknya sekarang kamu latihan yang benar, ya! Bapak mau kembali ke ruang guru, ada tamu", ucap Pak Guru lalu meninggalkan kami.
"Astaga, apa kita benar-benar tidak boleh istirahat?", Tanya gitaris yang sepertinya sudah lelah bermain.
"Lebih baik kita istirahat dulu", jawabku lalu dibalas anggukan anggota band.
Satu persatu dari kami mulai keluar kelas. Sedangkan aku sedang duduk di depan keyboard, sambil memandang semua siswa-siswi yang sedang berlalu lalang di teras. Aku merasa kesepian karena Chaeyoung sakit dan Taehyung entah kemana. Mereka semua tidak masuk secara bersamaan.
Tak lama, Jimin dan Seulgi lewat di hadapanku. Sepertinya mereka sedang bahagia, bahkan Seulgi memeluk lengan Jimin. Beruntungnya Seulgi...
Setelah lama termenung, aku memutuskan untuk menuju kantin sendirian. Aku yakin, kantin pasti sepi karena sebentar lagi bel masuk berbunyi. Sepanjang lorong kelas dan murid ku lewati, rasanya aku kurang bergaul karena aku merasa sangat asing ketika melewati murid lain.
"Kecebong!", Teriak seseorang yang kuyakini adalah Jimin dan aku pun langsung menghadap belakang.
"Apa?", Tanyaku dengan datar.
"Kakimu sudah tidak sakit?", Tanya Jimin dan membuat Seulgi langsung menatap ku bingung.
"Tidak terlalu", jawab ku malas.
"Memangnya Dahyun kenapa?", Tanya Seulgi.
"Dia jatuh, lalu minta gendong, manja sekali kecebong ini kan?", Ucap Jimin sambil mengacak-acak rambutku.
"Berisik kau bocil", ucapku kesal sambil memukul tangan nya.
"Hei, kau berani memukulku ya?", Tanya Jimin dan aku langsung berlari kencang.
"Hei tunggu!", Ucap Jimin lari mengejar ku.
"Huftttt", hembusku lelah, lalu aku langsung memandang belakang, sepetinya Jimin tidak mengejarku lagi.
"Tertangkap", ucap Jimin yang ternyata ada di depanku.
"Kenapa kau bisa ada di sini?", Tanyaku sambil ngos-ngosan.
"Karena kecebong lamban", jawabnya sambil mendekatkan mukanya padaku.
"Terserah kau saja", ucapku lalu aku berusaha untuk melewatinya, sialnya dia langsung menarik lengan ku dan membawaku ke dekapannya. Kini aku benar-benar sedang dipeluk Jimin!. Dekapannya benar-benar membuat ku sangat nyaman dan membuat diriku enggan untuk melepaskan.
"Kau tahu Dahyun?", Ucap Jimin yang baru berbicara setelah lama diam.
"Apa?", Jawabku sambil menatap wajahnya dari bawah.
"Aku sedang bingung...", Ucap Jimin tanpa memandangku.
"Bingung kenapa?", Tanyaku.
"Aku harus melindungi dirimu atau Seulgi", jawabnya sambil menatap ku.
"Hahaha, tentu saja Seulgi", jawabku sambil mendorong Jimin. "Aku harus ke kantin sekarang", lanjut ku sambil berjalan menuju kantin.
Batinku banyak bertanya. Bahkan membuat diriku menjadi sangat frustasi. Antara menyesal dan senang saat menjawab itu. Tapi, kenapa Jimin berkata seperti itu? Apa dia ada rasa denganku? Tidak! Aku harus ingat dia menganggap ku sebagai sahabat terbaiknya. Mana mungkin dia mengatakan itu karena dia ada rasa denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
M.E.L.O.D.I
Roman d'amourSebuah kisah tentang Dahmin yang dipenuhi dengan melodi ... Apa mereka akan bersatu? seperti yang sudah diketahui Dahyun, Jimin menyukai perempuan lain... Mereka punya grup sahabat, Dahyun, Chaeyoung, Jimin. 🌺 Happy Reading~ First FF 👀 Inget cuman...