Theo meninggalkan kedai kopinya lebih awal dari biasa, hal itu disebabkan oleh permintaan tuan putri Ella yang tak dapat dia bantah. Gadis itu minta ditemani di rumah karena sendirian. Walaupun awalnya Theo mengatakan dia malas dan tak menggubris satu pun pesan yang dikirim wanita itu, pada akhirnya ia tetap kepikiran dan memutuskan untuk pergi.
Ia menghentikan mobilnya tepat di depan garasi rumah Ella. Kemudian menelepon gadis itu untuk cepat keluar rumah dan membukakan dia pintu.
"Akhirnya lo datang juga," kata Ella, dramatis. Ia langsung memeluk Theo ketika melihat pria itu tiba dihadapannya.
"Lebay!" Theo menoyor kepala wanita itu.
Tadinya Theo ingin masuk dan menerima permintaan Ella untuk menonton ulang film Star Wars di dalam, namun sesaat ia ingat bagaimana aura ketidaksukaan Dinda pada dirinya.
"Teras aja deh." Dan akhirnya ia putuskan untuk berbincang di teras rumah.
"Yahh, dalam aja yuk sambil nonton TV," rengek Ella.
"Males ah cuma berdua, entar digerebek warga mau lo?" ujar Theo, tak serius.
Ella berdecak. "Apaan sih, lebay banget. Dulu aja masuk kamar gue bisa tanpa permisi," cibirnya sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
Theo tak merespons. Dia hanya tersenyum mengingat betapa lancangnya dia dulu, tapi semua dilakukan tanpa beban dan tak pernah sekalipun keluarga Ella melarangnya kapan pun ia datang.
"Mau Nescafe atau Hilo?" teriak Ella dari dalam.
"Nescafe!" jawab Theo.
Tak lama kemudian Ella datang membawa dua minuman kaleng. Dia memberikan satu untuk Theo dan satu lagi untuk dirinya.
"Nyokap lo kemana?" tanya Theo.
"Kondangan." Ella tampak sibuk membuka penutup kaleng minumannya.
"Sama bokap?"
"Iya."
"Mas Ares?" Sementara Theo sudah menyesap kopinya dari tadi.
"Ngg... Nggak tahu. Pergi dari siang."
Melihat Ella yang tak kunjung selesai dengan usahanya, Theo langsung mengambil minuman kaleng tersebut dan dengan satu gerakan ia dapat membuka penutupnya.
"Dara kemana? Kenapa lo nggak minta dia aja yang datang ?" kata Theo sambil mengembalikan minuman Ella.
"Ke Jogja dia. Ada kerjaan gitulah baru balik besok kayaknya," jawab Ella.
Theo mengangguk. Dia kembali menyesap kopi dinginnya hingga tersisa setengah. Tak sengaja menoleh ke arah Ella yang tengah melamun, ia sadar bahwa ada hal lain yang lebih dari sekadar permintaan ditemani ketika gadis itu sendirian.
Ella adalah wanita mandiri dan cuek. Dia tak akan banyak bicara untuk menyelesaikan masalah. Pikirannya yang aneh dan out of the box kadang juga membantunya dalam memecahi masalah yang tengah ia hadapi. Namun entah apa yang membuatnya begitu frustrasi malam ini.
Sorot wajahnya tak biasa. Seperti memendam banyak hal di dalamnya.
"Are you okay?"
Ella hanya menoleh kemudian diam dan menatap lekat Theo lalu menggeleng pelan.
"Wanna tell me why?"
Gadis itu mengangguk. "Semuanya semakin parah dan terjadi diluar dugaan gue. Rencana nyokap jalan terus dan sekarang malah didukung bokap. Tante Dewi awalnya sudah mau batalin ini semua, tapi nyokap gue—entah gimana caranya berhasil meyakinkan Tante Dewi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ✅
RomantizmKeduanya telah melewati batas takdir. Deva dan Adara harusnya hanya terlibat dalam hubungan pekerjaan, tetapi rasa penasaran membawa mereka berjalan lebih jauh hingga melibatkan perasaan. Tak mudah untuk bertahan kala masalah terus menghadang. Akank...