(10) - Darmajaya Vs Armandito

64 3 0
                                    

Pagi itu, telepon di ruangan Dera berdering. Dera bergegas mengangkat gagang telepon itu dan kini ia tersambung dengan seseorang yang sedang bicara dari ruangannya.

"Halo..."

"Dera, jangan lupa tiga puluh menit lagi kita meeting ya!"

"Baik Pak."

Tiga puluh menit kemudian, Dera menuju ke ruang rapat. Di sana Nanda sudah bersiap dengan presentasi yang telah Dera selesaikan dua hari yang lalu. Dera heran, hanya Nanda yang berada di ruangan itu, lalu di mana klien penting Nanda yang dijadwalkan meeting dengannya hari ini.

"Permisi Pak."

"Ah Dera, masuk!"

"Pak? Klien Bapak belum dateng?"

"Iya, mungkin klien kita lagi kejebak macet. Kita tunggu lima belas menit lagi, kalo dia gak dateng juga baru kita coba hubungin lagi."

"Oh baik Pak."

"Astaga... Dera, saya boleh minta tolong sama kamu sekarang?"

"Ada apa Pak??"

"Kamu bisa kan ambilin dokumen di ruangan saya, ada di map warna biru tua. Kita butuh dokumen itu buat meeting kali ini, saya lupa bawa tadi. Bisa kan? Tolong ya Dera!"

"Baik Pak Nanda, sebentar saya ambilin dokumennya."

"Makasih yaa."

Dera beranjak ke ruangan Nanda untuk mengambil dokumen yang dimaksud Nanda tadi. Beberapa menit setelah Dera meninggalkan ruang rapat, klien Nanda datang.

"Selamat siang Pak Nanda! Maaf saya agak terlambat, macet parah tadi di jalanan."

"Siang Pak. Tidak apa-apa, saya mengerti. Silakan duduk Pak!"

"Terima kasih. Jadi bisa kita mulai sekarang?"

"Ya, kita bisa mulai dulu sambil menunggu sekretaris saya datang membawa beberapa dokumennya."

Mereka mulai berbincang terkait dengan kesepakatan bisnis mereka. Beberapa saat kemudian Dera datang.

"Permisi Pak..."

"Nah itu sekretaris saya datang Pak. Masuk aja Dera! Duduklah!"

Dera begitu terkejut melihat orang yang ada di hadapannya sekarang, klien Nanda. Ia benar-benar tak menyangka bahwa klien Nanda adalah orang yang sangat dikenalnya.

"Kamu??" klien Nanda membelalakan mata ketika melihat gadis di hadapannya.

"Om Darma..."

"Dera, Pak Darma, jadi kalian udah saling kenal?" Nanda menimpali.

"Jadi gadis ini sekretaris Anda?"

"Iya Pak. Apa ada sesuatu di antara Anda dan sekretaris saya?"

"Ah tidak Pak. Mari kita lanjutkan saja pembicaraan bisnis kita."

"Ehm, baiklah."

Mereka bertiga membicarakan kerjasama yang penting antara Armandito group dan Darmajaya group. Perusahaan Nanda memang cukup berpengaruh di kota itu, itulah sebabnya Pak Darma tak ingin melewatkan kesempatan besar untuk bekerjasama dengan Nanda untuk menaikkan provit perusahaannya.

"Baiklah, kita sepakat! Semua akan berjalan sesuai rencana awal yang telah kita atur." Nanda mengawali kesepakatan itu.

"Terima kasih Pak! Senang bisa bekerjasama dengan perusahaan Anda. Apalagi perusahaan ini berjalan di bawah pimpinan seorang CEO muda yang berkompeten seperti Anda, Pak Nanda."

DEALLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang