-3-

210 30 0
                                    

Sekarang langit diwarnai dengan biru gelap dan kerlipan-kerlipan cahaya tersebar di angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang langit diwarnai dengan biru gelap dan kerlipan-kerlipan cahaya tersebar di angkasa. Angin malam berhembus, membuat ujung jarimu terasa dingin.

"Ahomine, kau ngapain disini, heh? gabut ya."

Kau kini berada diambang pintu, mendengus kesal karena pemuda itu sekarang berada didepanmu. Rasa kekesalanmu menjadi-jadi. Tidak lelah kah ia bertemu dengan kau seharian.

"Heh! dengar ya aku disini ada sesuatu yang penting. Mana dia? panggil kesini, aku ingin bicara padanya."

Aomine tak menanggapi perkataanmu. Dia hanya menoleh ke arah lain, entah seperti mencari seseorang yang berada dirumahmu dan juga ia membawa sebuah kardus ia bawa.

Kau berkacak pinggang, "Hah?! siapa aho? panggil namanya dong. Mana aku tahu kamu mau manggil siapa!" omelmu.

Sebenarnya kau sudah muak menggerutu pada lelaki itu. Kau hanya ingin kembali ke dimensinya. Kini kau mengungkit penyesalanmu pada pengirim pesan yang membuatmu menderita disini.

Namun, disisi lain. Seseorang memerhatikan kami berbincang. Ia bersembunyi dibalik dinding. Lalu, ia tertawa kecil selepas itu.

"Apa ini? Kok ribut. Kayaknya seru nih. Nonton, ah~" akhirnya, seseorang yang dimaksud keluar dari persembunyiannya dan menuju kearah kami. Orang yang dimaksud itu adalah adik laki-lakimu, Kou namanya.

Kau menyeret lengan adikmu, "Eh, ini juga. Kamu berdosa banget sama Nee-chan-mu." Perlahan menjitak kepala adikmu, membuat Kou merintih kesakitan.

Kou hanya tersenyum paksa dan menyatukan kedua telapak tangannya, "Hehe, maaf Nee-chan, keceplosan tadi."

Kou menoleh ke arah pemuda yang bersurai biru tua itu, "Eh, ada Aomine-senpai. Seperti biasa ya?" tanyanya.

Kou segera mengambil kardus yang agak berat itu dari tangan Aomine. Kau penasaran yang ada didalamnya. Apakah Aomine sering menitipkan barangnya keadiknya, pikirmu.

Aomine menghela napas, "Ya gitu, aku titip. Bentar, ini (Name) yang bodoh ini siapanya kamu, dik?" telujuknya mengarah kepadamu dengan tampang remeh.

"Woi!"

"Oh, ini toh. Nee-chan saya, Aomine-senpai. Dulu dia ada diluar negeri dan sekarang balik kesini," kata Kou.

"Oh, gitu. Jaa, Selamat tinggal." Aomine kini berbalik arah, berjalan keluar dari lingkungan rumahmu. Hingga pemuda itu menghilang dari pandanganmu.

Pintu rumahmu kini tertutup rapat dan datang kearah kamar adikmu Kou. Rasa ingin tahu berkoar, walaupun hanya sekotak kardus, kau ingin tahu apa yang di dalamnya.

"Dik, itu apa? boleh kakak lihat, enggak." tanyamu.

Kou kini sedang menaruh kotak itu, tapi dirinya kewalahan, bingung ingin ia taruh dimana. Ia menoleh kearah kau yang masuk kekamarnya.

Kau mengacak rambutnya, "Hmm, enggak tahu Nee-chan. Kalau penasaran lihat aja. Ku juga tidak peduli isinya apa yang penting kusimpan aja."

"Lagipula ruanganku penuh, taruh aja di kamar kakak aja." lanjutnya.

Kau mengambil kardus itu, "Yosh! sankyuu." Kau mengelus puncuk kepala adiknya. Disisi lain, adiknya bergidik ngeri melihat apa yang yang kau lakukan terhadapnya selepas tadi.

Lalu, kau bergegas kekamarnya dan memikirkan isi kotaknya.

Setelah sampai dikamarnya. Kau membuka kardus itu. Namun, ia dikejutkan oleh isinya.

Beberapa majalah yang bertumpuk di kardus. Kau sangat mengetahui majalah itu. Tak heran, jika Aomine memilikinya.

"Hohoho, apa ini? majalah." Kau mengambil beberapa majalah dari kardus, mengeluarkannya hingga kardus itu tidak isinya.

"Hmm, ku apakan ya?"

Terlintas sebuah ide cemerlang diotaknya. (Name) ingin sekali melakukan seperti idenya. Sehingga Aomine merengek jika ia melakukan sesuai dengan idenya.

Tanganmu meraih sebuah korek api yang berada loker nekas yang dekat kasurmu. Lalu, tanganmu mengangkat majalah-majalah laknat milik Aomine itu dan benda yang kau cari ke luar rumah.

Hehe, hari ini bakar-bakar yeay.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𓍯 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐭𝐨 𝐌𝐞𝐞𝐭 | A. Daiki 【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang