Chapter 1

108K 2.5K 106
                                    

haii aku posting cerita khusus Xander. jadi buat yg minta ViXan gak ada lagi yaa.

Xander menatap deburan ombak sambil menghidu aroma laut yang terbawa angin. Tanpa melepaskan sandal, dia mendekati bibir pantai. Membiarkan air laut menerpa kakinya. Xander tersenyum tipis lalu meregangkan kedua lengannya. Merilekskan otot-ototnya yang terasa pegal. Puas memperhatikan laut, dia bergerak untuk menyurusi bibir pantai.

Tanpa sengaja dia melihat sepasangan laki-laki dan perempuan yang saling berkejaran dibibir pantai. Saling menyirami satu sama lain dengan air. Terdengar gelak tawa dari keduanya, lalu pekikan bahagia dari si perempuan ketika si laki-laki memeluknya dari belakang. keduanya saling bertatapan dan berakhir dengan ciuman mesra dibibir.

Xander mendengus lalu mengalihkan pandangannya kearah lain. Ini masih pagi, tapi pasangan itu sudah menunjukkan kemesraannya. Tapi setelah dipikir-pikir, itu hal yang wajar karena mereka saling mencintai. Tidak seperti dirinya yang bertepuk sebelah tangan. Perempuan yang dicintanya malah mencintai adiknya sendiri.

Marahkah Xander? Tidak. Dia tidak marah. Hanya saja dia kecewa, kenapa laki-laki yang dicintai perempuan itu harus adiknya? kenapa bukan laki-laki lain saja? jika laki-laki lain, sangat mudah bagi Xander merebut perhatian Victoria.

Karena akan terasa aneh bila anak yang dikandung Victoria memanggilnya 'ayah' sementara ayah biologisnya malah dipanggil 'paman'. Lagi pula, Xander tidak ingin menghalau kebahagiaan Victoria. dia bisa melihat perempuan itu tampak bahagia akhirnya menikah dengan Marcello. Xander hanya berharap, Marcello benar-benar memegang janjinya untuk membahagiakan Victoria.

Setelah menghadiri upacara pernikahan Marcello dan Victoria yang berlangsung sakral, membuat Xander tidak tahan lagi. apalagi saat dilihatnya Marcello mencium Victoria dengan lembut. Seolah-olah keduanya adalah sepasang kekasih yang sangat bahagia sebelumnya. Xander akhirnya memutuskan pergi. Pergi menenagkan dirinya yang sedang patah hati untuk sementara waktu, hingga akhirnya dia benar-benar siap bertatap muka dengan pasangan itu.

Jadi, disinilah Xander sekarang. Berlibur disalah satu pulau pribadi keluarganya namun oleh Marcus, dikembangkan menjadi ladang bisnis resort. Xander memejamkan matanya sejenak, lalu memperhatikan keseluruhan pemandangan resort. Begitu indah dan sangat menarik perhatian wisawatan, terutama wisatawan berasal dari luar Swena.

Xander melirik jam ditangan, sudah pukul 9 pagi. Perutnya sudah lapar dan Xander memutuskan untuk sarapan. Dengan langkah santai, dia melangkahkan kakinya menuju restoran.

"Aakh!!" Xander mengerang sambil menyentuh bagian belakang kepalanya yang terkena suatu benda. Sambil meringis, Xander mencari-cari benda itu. tak jauh darinya berdiri, terdapat sebuah bola berwarna merah bercampur orange. Xander berasumsi benda ini lah yang mengenai kepalanya.

Xander mengambil benda itu, matanya mencari-cari siapa pemilik bola ini. Dan rahangnya terasa akan jatuh melihat seorang perempuan bertubuh tinggi untuk ukuran wanita sedang berlari-lari kecil kearahnya. Gadis itu mengenakan kaos putih dan celana pendek, mempelihatkan tubuhnya yang seksi. Rambut coklatnya dibiarkan tergerai begitu saja. Dia... Xander mendesah geram lalu mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Maafkan saya, Kak. Saya memukul terlalu kencang. Kakak tidak apa-apa? Ada yang sakit?" rentetan pertanyaan dari perempuan itu didiamkan oleh Xander. dia hanya merespon dengan anggukan tanpa menatap balik perempuan itu yang menatapnya penasaran. Tanpa kata-kata, dia menyodorkan bola itu dan berusaha menghindari tatapan penasaran perempuan itu.

"Tunggu Kak!" panggil perempuan itu lagi saat Xander beranjak pergi. Xander berhenti melangkah dan mengumpat pelan. hal yang sudah lama tidak dilakukannya. Terakhir kali.... "Kau Kak Anthony?" tanyanya ragu. Xander tidak menjawab, dia semakin yakin gadis itu pembawa malapetaka baginya saat SMA dulu. dan hanya dia yang memanggilnya Anthony disaat keluarga dan teman-temannya memanggil Xander atau Alex. Dengan gerakan cepat, perempuan itu sudah berdiri dihadapan Xander. mulutnya menganga begitu melihat keseluruhan wajah Xander. sementara Xander semakin mengumpat didalam hati.

"Ternyata benar! Kau kak Anthony!" pekiknya senang membuat Xander memutar bola matanya. "Kak Anthony semakin tampan!!" serunya riang lalu tanpa tahu malu memeluk Xander erat. sebisa mungkin, Xander melepas pelukan erat itu. selain dia malas bersentuhan dengan gadis ini, beberapa pasang mata menatap mereka penuh arti.

Oh sial! Umpat Xander geram.

"Lepaskan aku!" geramnya namun diacuhkan gadis itu. dia malah semakin mempererat pelukannya. Tiba-tiba segerombolan pria dan wanita datang menghampiri mereka.

"Alena!" panggil salah satu dari mereka. Tanpa melepas pelukannya pada Xander, Alena menoleh sambil tersenyum sumringah. "Siapa?"

Alena tersenyum riang lalu melepas pelukannya berganti merangkul pinggang Xander mesra. Mengacuhkan Xander yang menatapnya tidak suka. "Kalian ingat tentang kekasih ku saat SMA?" mereka mengangguk. "Nah! Ini dia laki-laki itu! Alexander Anthony! Aku biasanya memanggil Kak Anthony!"

Detective's Love [Runaway Baby]/Sudah DihapusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang