Drrt... Drrt... Drrt
Menggeser tombol hijau apa yang di lalukan Sehun ketika benda persegi panjang itu berbunyi.
"Kenapa ge?" Tanya Sehun.
"Apa aku mengganggu waktumu?"
"Tidak ge" Jawab Sehun mengernyitkan dahinya. Merasa aneh karena jarang sekali gegenya ini berbasa basi.
"Aku hanya ingin memberi tahumu, kalo aku sedang di Seoul. Ada pekerjaan yang harus aku kerjakan. Tapi jangan beritahu Luhan, aku akan memberinya kejutan. Besok mungkin aku akan ke rumahmu"
"Berapa lama gege di Seoul?"
"Aku tidak tau berapa lama aku di Seoul, tapi yang pasti aku bakal menginap di rumahmu"
Sehun lebih mengernyitkan dahinya, berdiri kemudian berjalan ke arah taman belakang rumahnya, menengok sebentar ke arah tangga yang terhubung ke lantai 2 rumahnya. Takut takut istrinya ada di sana melihat gelagat nya.
Bingung kenapa gegenya tidak biasanya menginap di rumahnya. Biasanya dia akan lebih suka menginap di hotel atau di apartement yang sengaja dia beli untuk sekedar tidur kalau berkunjung ke Seoul.
"Tumben gege mau menginap di rumahku"
"Kenapa? Kau tidak suka kalau aku menginap di rumahmu?" Jawab ketus seseorang di sebrang sana.
Menghela napas, Sehun menjawab "Bukan begitu. Hanya saja tidak biasanya gege mau menginap. Biasanya gege lebih memilih menginap di hotel atau apartement daripada di rumahku"
"Sudahlah. Intinya aku akan menginap di rumahmu. Ingat jangan beritahu Luhan. Aku tutup"
Tutt... Tutt... Tutt
Mengakhiri panggilan sepihak. Apa yang di lakukan lelaki yang di panggil gege oleh nya. Sehun hanya menggelengkan kepala dengan tingkah gegenya.
"Ada apa Sehuniee?" Tanya Luhan menghampiri Sehun yang sedang berdiri hendak memasukan ponsel nya kedalam saku celana nya.
Sehun terlojak kaget sambil mengusap dada nya karena terkejut. Mendapati Luhan sudah berada di sampingnya, Sehun berujar "Kau mengagetkanku sayang" lalu pindah ke belakang Luhan sambil melingkarkan tangan di pinggang Luhan.
"Aku tidak mengagetkanmu, kau saja yang sedang melamun. Memangnya apa yang sedang kau lamunkan Sehunaa?" Tanya Luhan ingin tahu sambil mendongak ke atas menatap Sehun yang juga sekarang sedang menatapnya.
Tersenyum lalu mengecup singkat bibir cherry Luhan "Aku tidak melamunkan apapun. Jangan khawatir" sambil mengelus tangan yang berada di bawah tangannya yang bertumpu di perut Luhan, seolah memberi tahu kalo semuanya baik baik saja.
"Lalu tadi siapa yang meneleponmu? Kenapa harus pindah ke taman belakang? Apa ada sesuatu yang tidak boleh aku ketahui?" Hatinya berdenyut sakit menanyakan pertanyaan terakhirnya sambil menunduk. Apa Sehun sudah mulai menyembunyikan sesuatu dariku. Batinnya.
Seolah tau apa yang di pikirkan Luhan, Sehun langsung angkat bicara "Aku tidak akan menyembunyikan sesuatu darimu sayang, apapun. Apapun tidak akan aku sembunyikan darimu. Sekecil apapun itu, pasti akan aku katakan"
"Kenapa begitu yakin? Bagaimana kalau kau lupa?" Tanya Luhan memastikan.
Sehun mengulas senyum lalu berujar "Aku tidak akan lupa. Karena istriku tidak pernah absen untuk selalu bertanya padaku setiap aku pulang kerja" menirukan gaya bicara Luhan, Sehun melanjutkan bicaranya "bagaimana harimu hari ini sayang?" Terkekeh sambil mencubit gemas pipi Luhan.
Luhan pun ikut terkekeh, sudah menjadi kebiasaan menanyai suaminya setelah pulang kerja. Merasa beruntung mempunyai suami yang tidak risih selalu ditanyai seperti itu.
Berbalik menghadap sang suami, Luhan menangkup kedua sisi pipi Sehun "Aku hanya tidak mau kau terlalu banyak pikiran. Aku tidak mau kau melewati nya sendirian. Aku juga tidak mau menjadi tidak berguna sebagai seorang istri untukmu. Ada aku yang bisa kau jadikan tempat berkeluh kesah"
Menjatuhkan tangan nya untuk memeluk sang suami dan menempelkan kepalanya di dada bidang tegap itu, Luhan melanjutkan "Aku mau kita selalu berbagi suka maupun duka Sehunaa. Aku hanya ingin menjadi wanita kedua setelah ibumu dan yang terakhir dalam hidupmu. Tidak ada yang lain lagi. Membuatmu nyaman berada di dekatku. Itu yang aku lakukan kemaren, sekarang dan seterusnya"
"Aku tau, kau begitu khawatir padaku" mengusap punggung sempit istrinya.
Sehun mengingatkan "Tapi kau juga harus ingat sayang. Kau juga bukan hanya mengurus ku tapi juga mengurus baby Hao. Bebanmu pasti lebih banyak. Pasti kau sangat cape dan juga lelah. Mengurusku dan juga Baby Hao. Untuk itu aku akan selalu terbuka denganmu, membuatmu tenang tentangku. Bahwa aku baik baik saja"
Luhan mendongak menatap sang suami dengan mata yang sudah berkaca kaca. Kemudian memeluk erat suaminya. Bersyukur dengan apa yang dia rasakan saat ini. Suami yang selalu mengerti dirinya. Selalu menomorsatukan keluarganya.
Sehun membalas pelukan istrinya begitu erat. Menyalurkan rasa sayang bahkan rasa cinta yang begitu dalam. Dia juga bersyukur mempunyai istri yang selalu peduli padanya. Dan keluarga kecilnya selalu menjadi yang pertama yang ingin dia lihat setelah melewati hari yang melelahkan.
°
°
°
Holaa readers.Semoga kalian suka sama chap ini ya.
Sebenernya aku masih belum puas, tapi ini otak sudah mentok untuk di pake mikir malem ini.Dan tetiba ingin aja up karna respon kalian buat aku semangat.
Makasih semuanya yang udah voment juga udah follow.Salam hangat.
Happy reading ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife (Hunhan GS) ✔
FanfictionCinta ku akan selalu tumbuh untuk mu seiring dengan tumbuhnya rasa cinta mu padaku. Luhan~ Tetaplah di sisiku, karena aku merasa hidup jika bersamamu. Sehun~ ° ° ° Cast: Oh Sehun Xi Luhan (GS) Other