Third

124 24 0
                                    

Harap maklum kalau banyak typo..

***
Shinhwa duduk di kafetaria rumah sakit yang berdinding kaca dan menghadap langsung ke taman. Tangannya dengan lincah menggoreskan pensil di buku sketsa yang ia dapat dari Yonghwa kemarin. Sesekali kepalanya terangkat seakan menangkap objek gambarnya.

"Ternyata kau disini, hyung?"

Shinhwa buru-buru menutup buku gambarnya dan melihat siapa yang bersuara dibelakangnya.

"Aku tadi kekamarmu dan tidak ada siapa-siapa,"

"Oh, Jonghyun-a. Aku bosan dikamar dan duduk disini," Shinhwa tersenyum kikuk.

"Apa yang kau gambar? Tadi aku melihat wajahmu sangat serius sekali tapi setelah itu kau tersenyum,"

"Ah, aku menggambar burung, iya burung disana," Shinhwa menjawab asal sambil menunjuk keluar.

"Burung?" pandangan Jonghyun ikut keluar dan mencari. "Mana? Aku tidak melihatnya," pandangan Jonghyun kembali pada Shinhwa.

"Burungnya sudah terbang," Shinhwa menundukkan kepalanya menahan tawa karena jawabannya sendiri pada Jonghyun.

"Kenapa tidak menggambarnya diluar, hyung?"

Sekilas Shinhwa mengalihkan pandangannya keluar, tersenyum saat matanya masih menangkap objek yang dia gambar masih berada disana.

"Aku menggambar disini saja, burung itu terbang apalagi kalau aku menggambarnya langsung dari luar. Belum sempat aku menggaris, burung itu pasti sudah terbang duluan," jelas Shinhwa dan dengan polosnya Jonghyun percaya dan menganggukkan kepala membenarkan.

Ternyata masih ada seorang dokter yang mudah dibohongi, batin Shinhwa tersenyum.

"Kau tidak membohongiku, kan?" selidik Jonghyun seakan bisa membaca pikiran Shinhwa.

"Kalau tidak percaya tanya saja pada teman burung itu,"jawab Shinhwa dengan senyum mengulum bibirnya tak tahan lagi menahan tawa.

"Yyak, hyung," Jonghyun menggeram. Sontak tawa Shinhwa pecah. Tidak peduli dengan tatapan geram Jonghyun dan pandangan aneh dari para pengunjung kafetaria rumah sakit itu.

"Kau terlalu polos untuk predikat seorang dokter, Jonghyun-a,"

"Dan kau terlalu pintar membohongi dokter untuk predikat seorang pasien, hyung," ujar Jonghyun yang akhirnya ikut tertawa melihat sikap riang Shinhwa.

"Dimana Yonghwa hyung? Dia tidak kesini? Pak Han juga tidak ada dikamarmu tadi,"lanjutnya.

"Yonghwa hyung ke Jepang, besok malam baru kembali. Pak Han sepertinya pulang kerumah mengambil beberapa keperluan dan melepas rindu dengan istrinya," jawab Shinhwa terkekeh dengan jawabannya yang terakhir. Jonghyun hanya mengangguk.

"Bagaimana perasaanmu, hyung? Apa sudah lebih baik?"

Shinhwa mengangguk. "Bisa pesankan aku jus? Daritadi aku duduk disini tapi tidak memesan apapun, tenggorokanku jadi kering," ujarnya dengan cengiran, menampakkan giginya.

"Jus apa?" Jonghyun berdiri dan bertanya dengan malas.

"Mangga," kini ekspresi Shinhwa sudah berubah, menjawab dengan mata memohon kepada Jonghyun.

"Baiklah, tunggu sebentar," Jonghyun berjalan menuju konter sambil menggerutu.

"Untung dia pasien dan untung dia lebih tua dariku, kalau tidak.."

"Aku mendengar semuanya, Jonghyun-a" potong Shinhwa yang mendengar gerutuan Jonghyun.

"Ye, aku sengaja," ujar Jonghyun tanpa berbalik. Shinhwa kembali tertawa melihat kekesalan Jonghyun.

Another YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang