3| Mengumpat

400 59 7
                                    

Saya sangat mengharapkan kalian bisa menghargai karya saya dengan baik ya🖤

---

Bukan mengumpat dalam permainan tongkat dingin atau cindong, tapi mengumpat dalam batin yang kesal.

🔥

Keringat sudah membasahi wajah Iqbal. Bahkan sudah beberapa kali Iqbal jatuh bangkit lagi karena latihan sepak bola. Itu hal yang wajar.

"SEMUANYA! BERKUMPUL!"

Semua yang tadi nya sibuk di lapangan kini beralih berkumpul di tepi lapangan dan duduk acak-acakan. Seorang guru muda menjadi pusat perhatian saat ini.

"Bagus! Bapak suka dengan keseriusan kalian dalam latihan! Terus tingkatkan dan sekarang kalian bapak kasih waktu istirahat selama lima belas menit." ujar si bapak yang bernama Reza, guru di bagian bidang olahraga sekaligus guru yang menanggung jawab untuk ekstrakurikuler sepak bola.

Saat anak didik nya hendak membubarkan diri, lagi-lagi suara seruan dari pak Reza membuat semuanya berhenti di tempat. "Semuanya harus meminum air putih, jangan ada yang coba-coba buat beli tejus, sisri, ataupun marimas di warung depan sekolah! Tunjuk tangan yang gak bawa air mineral."

Awalnya yang semangat kini berubah menjadi masam saat mendengar seruan dari pak Reza.

"Baik lah, ada sekitar lima belas orang yang gak bawa minuman. Iqbal, Gara, kalian kumpulin uang dari mereka terus beli aqua botol di supermarket ya." telak pak Reza dan membuat Iqbal menghela nafas malas.

Setelah menatap kepergian pak Reza, Iqbal berdiri dari duduknya dan langsung menagih uang layak nya rentenir.

"Masing-masing serahin lima ribu aja," ucap Iqbal sembari membaguskan posisi celana bagian belakangnya yang sempat kedodoran.

Setelah semua uang terkumpul, Iqbal melirik ke arah Gara. "Pake motor siapa? Gue atau lo?" tanya nya.

"Motor lo aja dah, kesian motor gue, baru keluar dari bengkel soalnya," jawab Gara.

🔥

"Gar, gue tunggu di luar ya!"

Kemudian Iqbal pergi meninggalkan Gara yang sedang mengantri untuk melakukan transaksi dengan si mbak-mbak kasir. Iqbal keluar sembari membaguskan rambutnya yang sedikit lepek karena keringat. Tubuhnya sudah agak segar karena tadi sewaktu di dalam supermarket ia manfaatkan untuk mengademkan dirinya yang berkeringat dan kepanasan.

Iqbal melangkahkan kakinya menuju parkiran dan menaiki vespa nya yang bewarna biru langit. Setelah selesai memasang helm bulat nya, Iqbal pun memundurkan vespa nya guna keluar dari area parkiran.

BUGH....

Iqbal memutar bola matanya, sudah pasti bokong vespa nya menabrak sesuatu. Dengan rasa malas Iqbal menoleh ke belakang dan mendapati seorang gadis tengah terduduk sambil meringis.

Iqbal berdecak dan tetap melanjutkan kegiatan nya. Setelah selesai, barulah Iqbal menghidupkan mesin vespanya.

"Woi! Lo udah nabrak gue, gak minta maaf lagi!" hardik gadis yang vespa Iqbal senggol tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Comparison [New Versi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang