Jenzie tersadar, ia berada pada ilusinya. Ia tercengang dengan kata-kata terakhir Johnson.
"What do you mean, babe? Hm?"
***
"Shit! Pokoknya gue nggak mau tahu. Loe semua harus bisa buat gue bebas darisini. Kalau tidak bisa lewat hukum, pakai cara yang biasa kita lakukan."
"Baik, bos."
"Pergi! Siapkan semuanya!"***
"Jhon, loe harus bangun. Loe harus bangun, capt!Gue nggak mau kehilangan orang yang gue sayang. Sosok orang yang selama ini jadi kakak buat gue. Please, jangan lakuin hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh kakak gue bertahun-tahun lalu! Jangan tinggalin gue." Ujarnya sambil terisak.
***
"Semuanya sudah sesuai dengan yang gue perintahkan?"
"Sudah, boss."
"Awas kalau sampai gagal lagi! Gue habisin loe semua!"
"Iya, boss."***
TAP...TAP....TAP
Sebuah derap kaki semakin lama semakin terdengar dengan keras. Disertai dengan tawa yang menggelegar.
"It's show time, bebe."
DUMB
Semuanya menjadi gelap.
***
"Zie, loe udah denger apa kata dokter?"
"Udah." Ujarnya pelan disertai dengan anggukkan.
"Rasanya nggak bisa dipercaya."
"Iya, kita cuma bisa berharap. Berharap dia nggak akan lakuin itu. Lakuin hal yang nggak kita harapkan."
"Gue selalu berdoa sama Tuhan, jangan ambil dia sekarang. Dia belum sempat untuk memeluk dan bertemu Kenzo. Dia pasti sangat bahagia, jika keadaan bisa kembali seperti dulu. Dia akan sangat bahagia. Dia..."
"Itu yang diinginkan Johnson sejak dulu. Gue nggak tahu apakah itu akan benar-benar jadi kenyataan. Atau sebaliknya."***
"Johnson. Johnson. Malang sekali nasibmu. Malang karena loe harus gue bunuh dua kali. Kenapa sih loe nggak mati aja? Kenapa harus koma segala? Nyusahin hidup gue aja! Kali ini loe harus benar-benar mati! Gue sudah muak lihat wajah loe!"
Ia mengambil sesuatu dari kantong celananya dan iapun bergegas untuk menyuntikkannya pada selang infus Johnson.
"Good bye, Johnson. Our capt! Bye! Fucking shit! I hate you!"
Cairan berwarna merah itu mulai masuk dengan perlahan. Namun...
BUGH...PRANG
Sebuah pukulan melayang tepat pada wajah Hero dan suntikkan yang ia pegangpun terlepas hingga pecah.
"Shit! Bisa bangun juga loe!" Ujarnya dengan sinis.
Johnson melepas paksa infusnya. Darah mengucur deras dari punggung tangannya. Ia langsung menyerang Hero
BUGH...BUGH....BUGH....
***
"Sudah lama gue nggak menemui Johnson. Gue harap dia sudah sadar dan dia pasti mau makan makanan kesukaannya ini." Ujar Kenzo sambil tersenyum.
***
"Masih sanggup juga loe! Nggak salah gue habisin loe disini."
"Let's this war end. I don't want to kill you. So, please..."
"But, I want you to die! Here!"Heropun bangun dari posisinya dan memukuli Johnson beberapa kali. Ia mengambil pecahan kaca itu dan menusukkannya pada perut Johnson.
"Arg.."
Johnson terjatuh ke pojok tembok. Ia menatap ke arah langit-langit sambil mencengkeram kuat perutnya.
"Gue nggak boleh mati. Gue nggak boleh lemah. Gue harus kuat. Hero harus mendapatkan hukumannya." Ujarnya sambil menatap tajam ke arah Hero.
"Kenapa? Sakit yah. Kalau kayak gini, loe lebih lama mati. Lebih baik gue suntikkan ini, agar loe lebih cepet pergi. Gue nggak suka nunggu, ya walaupun. Sebenarnya gue ingin lihat loe menderita sampai mati. Tapi, buang-buang waktu gue aja." Ujarnya tersenyum sinis.
"Loe nggak akan pernah dapet apa yang loe mau! Loe akan mati dengan segala rasa penyesalan!"
"Terserah!" Ujarnya mengambil suntikkan itu.
"I want to you die! I want it! I want! I really want!" Ujarnya sambil berteriak."Jhon, gue baw—...JOHN!"
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
More Important Than Anything ✅
Action"Kebenaran jauh lebih penting dari apapun. Termasuk cinta. Only truth no lies!" Highest rank: #297 in action ( 3-6-2018) #7 in Dimas Anggara ( 17-6-2018) #4 in Michelle Ziudith ( 30-7-2018) #1 in Dimas Anggara ( 4-8-2018) #3 in Mi...