Bagian 2

21 3 0
                                    

#Manager I Hate You (2)

Debar jantung Keysa terasa kian hebat ketika Lutfhi membalas tatapannya. Dalam hati ingin menghampiri pria jahat itu dan menamparnya sekeras mungkin lalu meneriakan semua kemarahan atas perlakuannya empat bulan lalu.

'Kenapa harus sesakit ini, di khianati lalu terjebak dalam satu tempat kerja yang sama.'

Gadis bermata sayup itu mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Membiarkan rasa sakit terserap habis oleh gumpalan darah bernama hati.

"Key!" Keysa terkesiap mendengar seruan Danu.

"Iya, Mas?"

Deretan gigi diperlihatkan oleh si pemuda berusia 30 tahunan itu, merasa mendapat sinyal kuat dari si pemikat hati. Mata Danu menyipit dengan garis senyum di pipi.

"Apa?" tanya Keysa tak mengerti, lantas menepuk jidatnya sendiri. Lamunan pada Lutfhi membuat gadis berseragam biru hanyut dan tak sengaja memanggilnya 'Mas'.

"Mm .... Key, maaf. Aku gak bisa anter, akan ada kunjungan dari Mr. Khanna."

Netra si gadis membulat sempurna, seakan ingin menelan manager menyebalkan itu bulat-bulat. Dia yang memaksa Key ikut, dan sekarang setelah bis jemputan pergi dia batal mengantar Key pulang.

Seperti gunung merapi aktif dalam keadaan waspada, dan .... Duaaar! Memuntahkan lava menghanguskan Manager tak berperasaan itu.

"Gak apa-apa kan, Key?"

Tak ingin menjawab, hati terlanjur dongkol. Kaki jenjang Key mengayun cepat meninggalkan area parkir. Danu berhasil membuat gadis itu terlihat sangat menyedihkan di depan sang mantan.

"Key!"

Beberapa kali Danu memanggil. Tak diindahkan oleh gadis yang terlanjur marah. Lagi pula siapa dia yang bisa memaksa Danu untuk mengantarnya pulang, kunjungan Mr. Khanna sang CEO dari India jauh lebih penting dari pada cewek malang sepertinya.

Punggung jari menyeka bulir bening. Hatinya terasa diremas kuat dan melebur. Bukan karena tak jadi diantar Danu, tapi rasa sakit ini lebih mengarah pada sepasang kekasih yang tak punya perasaan. Wanita tak tau diri yang memeluk pinggang Luthfi dari jok belakang.

Jika tahu begini, mungkin keysa tak mau menerima pekerjaan di pabrik penghasil benang ini.

"Mang angkot!" Seakan menjadi pelampiasan memanggil angkutan kota dengan berteriak hingga menjadi perhatian orang sekitar. Lalu siapa yang peduli?

Berlari menuju angkot yang berhenti melewati. Ada dua penumpang, seorang ibu dan gadis kecil. Lucu. Tapi berubah menyebalkan ketika bibir kecilnya menjulurkan lidah. Seakan mengejek kemalangan Keysa.

Beberapa kali handpone berdering, melihat nama si penelepon di layar handpone 'Bujang tengil'. Sengaja Keysa memberi nama itu di kontak untuk Danu.

Ding ....

[Key, plaese. Jangan marah. Ini demi masa depan kita, anak-anak kita.]

'Hah, pesan apaan ini?
Masa depan?
Anak-anak kita?
Pede banget nih orang.'

Rasa kesal semakin memuncak saja. Tat kala pesan dari Danu tak ada habisnya. Apa mungkin pria kurang kerjaan itu bisa mengirim chat ketika bersama Mr. Khana.

[Kemana Mr. Khana? Apa dia gak marah liat Bapak chatingan terus?]

Centang dua di dinding WA langsung membiru. Dibawah nama kontak si manager timbul tulisan sedang mengetik. Lalu dua menit kemudian ....

[Mr. Khana udah pergi. Tadi cuma numpang lewat aja. Katanya kangen.]

'Huek!'

Candaan dari Danu sedikit membuat Keysa mual. Ilfeel dengan kepedean luar biasa si manager.

Manager I Hate UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang