"Oke jadi gini.. Hak dan kewajiban itu.." Aletta ingin menjelaskan lebih lanjut namun Ervan memotongnya."Gue tau" jelas Ervan dan Aletta hanya melonggo menatapnya.
"Terus kalau tau kenapa nyuruh aku buat ajarin?" tanya Aletta.
"Karena gue gak bisa" jawaban Ervan sama sekali tak masuk akal.
Jawaban Ervan sangat ingin membuat Aletta mencakar-cakar wajah gantengnya, tapi ia urungkan karena Ervan adalah doinya Bianca.
"Yaudah sekarang pr kakak tentang apa?" tanya Aletta sambil meraih buku catatan milik Ervan.
Saat ia membukanya, buku Ervan sama sekali bersih tanpa adanya coretan pena ataupun tipex.
"Lah gak ada catatan?" tanya Aletta kini menatap ke arah Ervan.
Ervan menjawabnya dengan mengangkat kedua bahunya.
"Terus pr yang kakak bilang kemarin mana?" tanya Aletta lagi.
"Gak ada" ucap Ervan dan Aletta makin menatap Ervan.
Kesel, itu yang Aletta rasakan. Padahal hari minggu begini harusnya ia tidur di rumah seharian.
Aletta yang beranjak ingin pergi pun tangannya di tahan oleh Ervan.
"Gue gak bohong"
"Gue gak catat tugasnya" ucap Ervan dan setelah mendengarkan penjelasan Ervan, Aletta pun duduk kembali.
"Terus sekarang gimana?" tanya Aletta lagi.
Bukan cuma Aletta saja yang binggung melainkan Ervan pun binggung.
"Ohh aku tau"
"Kenapa kakak gak ada tanya Kak Alfa atau Kak Axel tentang tugasnya?" ucap Aletta memberikan idenya.
"Lo tahu mereka kan.." ucap Ervan dan itu sama sekali tak memberikan jawaban.
"Ya siapa tahu aja mereka dapat hidayah gitu, tanya aja dulu kak" suruh Aletta dan mau tak mau Ervan pun menghubungi Alfa terlebih dahulu.
"Woi" ucap Ervan menyapa Alfa lebih dahulu.
"..."
"Apa?"
"..."
"Haha bangsat lo" ucap Ervan lalu mematikan sambungan telfonnya.
"Apa kata kak Alfa kak?" tanya Aletta penasaran.
"Yang gue bilang tadi" ucap Ervan lalu kini ia menutup semua bukunya dan mengajak Aletta pergi keluar dari ruang santainya.
"Mau kemana kak?" tanya Aletta ketika ia dibawa keluar oleh Ervan.
"Beli bunga" ucap Ervan dan Aletta pun langsung senang.
"Buat aku kan kak! Please tadi kakak udah janji lho" ucap Aletta mengemis.
"Buat Bianca" ucap Ervan lalu mereka pun langsung masuk ke dalam mobil Ervan.
Di dalam mobil Ervan menyuruh Aletta untuk menghubungi Bianca.
"Telfon Bianca, Ta" suruh Ervan namun Aletta tak juga menelfonnya.
"Telfon" suruh Ervan lagi namun Aletta masih tetap sama.
"Kenapa?" tanya Ervan melirik ke arah Aletta.
"Gak ada pulsa hehe" cengir Aletta dan Ervan pun langsung memberikan ponselnya.
Tapi kalau gue yang telfon ketahuan dong gue lagi sama Kak Ervan, terus Bianca marah deh, Batin Aletta.
"Kakak aja deh" suruh Aletta dan kini ia menyerahkan ponselnya pada Ervan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOROSIS [Completed]
Teen Fiction#2 Ervan [23-02-19] #1 Ervan [26-06-19] Aletta dan ke-empat temannya sedang dalam masa beranjak dewasanya. Masing - masing dari mereka menyukai abang kelasnya kecuali Elora. Hanya dia seorang lah yang tidak tertarik dengan lawan jenisnya, bahkan ia...