T I G A P U L U H D U A

3.4K 222 53
                                    

Jangan lupa vomment!
Baca author note, ya!

Happy reading! ♡

~♥~

"Kasih tau dimana Alova atau gue bunuh kalian berdua!"

Suara teriakan yang berasal dari Saga membuat wajah Alova sumringah seketika, memukul-mukul pintu kayu dan berteriak agar dibukakan.

"Lo keterlaluan banget! Nggak waras!" Saga berjalan ke arah dimana suara gedoran pintu semakin keras.

Dor!

Saga terpaksa menggunakan benda keramat itu dan menembakkannya di pintu utama, "Berani keluar dari sini, kaki lo gue tembak satu-satu."

Meskipun suara Saga pelan tetapi terdengar sangat mengerikan. Jika emosi ada tingkatannya, mungkin marahnya Saga kali ini berada di tingkat paling atas.

"Baby, mundur dulu."

"Iya." Alova menurut karena gadis itu paham apa yang akan dilakukan Saga setelah itu, yaitu mendobrak pintu.

"Baby!" Tangis Alova pecah seketika, air mata tak bisa ditahannya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, begitupun Saga.

Cowok itu mencium puncak kepala Alova berkali-kali sambil mengelus-elus rambut panjang Alova.

"Awh," Ringis Alova saat Saga tak sengaja menekan luka di lengannya.

"Astaga, sorry. Sakit ya? Nanti aku obatin. Sekarang kamu keluar dulu, aku mau ngurusin dua bajingan itu." Alova menarik lengan Saga.

"Jangan diapa-apain, kasihan mereka." Alova memperingati Saga yang tangannya sudah mulai terkepal kuat.

"Kamu itu kelewat baik, Lov." Saga mengecup singkat dahi Alova, "Aku tahu apa yang harus aku lakuin."

Alova mengangguk, berjalan keluar gubuk yang sudah dipenuhi oleh motor dan pemiliknya, yaitu teman-teman Saga.

"Lov, lo nggak papa? Arjun berlari mendekati Alova, tatapan cowok itu tak bisa dijelaskan, seperti memendam sesuatu.

"Alova nggak papa kok, santai aja." Alova terus berjalan meninggalkan Arjun, gadis itu berjalan ke arah motor yang paling dekat dengannya.

"Bil, numpang duduk ya," Pinta Alova lalu segera duduk di atas motor Billy. Sedangkan Billy memandang aneh Alova, "Lov? Lukanya perih nggak? Kita bawa obat merah."

Ketika Billy hendak mengambil obat merah, Alova terlebih dahulu memanggil cowok itu. "Billy, deketan sini. Alova mau ngomong."

Cowok itu berbalik badan dan berdiri tepat di hadapan Alova dengan gaya khasnya, kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana.

"Suruh Saga buat ngambil handphone Wilda."

"Emangnya ke--"

"Please."

"Oke."

Billy berlari pelan menuju gubuk tersebut, dan segera membisikkan sesuatu di telinga Saga. Saga hanya mengangguk sebagai jawaban, Saga masih terlihat belum puas dengan pembalasannya.

Merasa tak ada keperluan lagi, Billy beranjak keluar dan berhenti saat Arjun berdiri mematung memandangi sang kekasih yang tengah diberi pelajaran oleh Saga.

Tanpa banyak bicara Billy menyeret Arjun menjauh dari gubuk, Arjun hanya diam tak berkutik. Mungkin cowok itu masih tak mempercayai bahwa kekasihnya bisa bertindak seperti itu.

She is a Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang