"Inget ya! Lo harus jaga image gue di depan Angga. Lo juga harus slalu berpenampilan menarik kayak gini, lo ngerti kan!." Cerocos gadis cantik yang tengah merias gadis di depannya.
"Heumm." Jawab gadis itu
"Lo ngerti apa gak sih?." Dumelnya saat gadis itu hanya berdehem.
"Iye iye. Gue ngerti Ananda." Ketusnya dengan menekan kata Ananda.
"Jangan cuma ngerti aja. Gue gak mau sampe lo bikin masalah pas jadi gue, Manda."
"Hidup lo susah amat sih Nan. Kemana mana pake dress, pake heels, dandanan menor dan ini juga. Lo apain rambut lurus gue?" Cecar Manda lalu menunjukkan rambutnya yg awalnya lurus jadi curly.
"Lo bilang mau nolongin gue. Ya harus totalitas dong Manda."
Manda diam dan membiarkan Nanda mengurus wajahnya. Sejak setengah jam lalu Nanda mendandani Manda supaya penampilannya mirip dengannya. Penampilan dari segi apapun.
Manda berniat menghapus riasan di wajahnya saat ia melihat pantulan wajahnya di cermin "berlebihan amat aih Nan."
"Eitss jangan di hapus! Ini gaya gue Manda. Dan lo harus ikutin itu dan harus slalu kayak gini."
Manda mendengus. Membayangkan memakai pakaian dan riasan seperti ini setiap hari sudah membuatnya pening apalagi jika sudah mengalaminya.
Manda memijat pelan keningnya saat ia kembali pusing. Ia jadi menyesal menerima permintaan konyol Nanda. Tapi mau bagaimana lagi, nasi telah menjadi bubur dan tidak akan bisa kembali menjadi nasi lagi.
*****
"Nanda." Teriak Angga dari lantai bawah namun tak ada sahutan. "Ayo sarapan dulu." Ucapnya lagi namun masih tak ada tanda-tanda bahwa istrinya itu akan keluar dari kamar. Dengan perasaan kesal akhirnya Angga segera melangkah naik menuju kamar Nanda yg masih tertutup pintunya.
Angga memandangi pintu kayu coklat di depannya "Dia udah bangun apa belum sih ? Gak tau apa aku udah laper banget kayak gini." Gerutunya masih sambil menatap pintu kamar Nanda.
"Nanda. Aku masuk ya?." Izinnya, tapi tetap saja sama tak ada sahutan. Angga memutar kenop pintu secara hati-hati, toh mreka juga sudah menikah jadi gak masalah meskipun Angga masuk begitu saja. Angga diam saat melihat Nanda yg kesulitan menarik resleting dressnya'Pantas lama ternyata lagi ribet' gumam Angga dalam hati masih dengan posisinya bersanda di ambang pintu.
'Susah amat elah, biasanya gue pake kaos tinggal masukin aja. Lah ini pake dress mana resletingnya gak mau di tarik ke atas lagi. Angga juga udah teriak-teriak aja di luar. Gak tau apa gue lagi kesusahan ini. Minta bantuan dia, gila aja. Mana berani gue'
Belum apa-apa Manda sudah mengeluh seperti ini. Ini juga salahnya karna mau saja menuruti permintaan Nanda, kakak kembarnya.
"Mau aku bantuin."
Manda tersentak saat mendengar suara Angga. Bukannya pria itu masih berada di luar. Kenapa sekarang ada di dalam kamar. Kapan masuknya.
"A-angga kok kamu masuk sih?." Gugupnya masih dengan tangan memegang pengait resleting dressnya."Kamu lama. Aku panggil gak nyaut-nyaut ya udah aku masuk aja." Jelas Angga.
"Aku udah nyautin tadi Angga. Ampe teriak-teriak segala tapi kamu gak denger."
"Astaga! Aku lupa kamarnya kan kedap suara. Maaf ya Nanda." Kata Angga menepuk keningnya pelan.
Manda hanya mengangguk dan masih berusaha untuk menarik resleting dressnya yg terpasang di belakang.
"Perlu bantuan?." Tawar Angga.
Manda terdiam sejenak hingga akhirnya mengangguk pelan.
Angga melangkahkan kakinya menuju punggung Manda. Ia berulangkali meneguk ludahnya susah payah saat melihat punggung Manda yg mulus tanpa cela dengan sebuah pengait berwarna hitam yg begitu kontras dengan warna kulitnya.
"Angga." Panggil Manda saat pria itu hanya diam tak melakukan apapun.
Angga tersadar dari lamunan singkatnya dan langsung menarik resleting itu ke atas. Menutupi punggung yg membuat Angga mulai tertarik.
"Makasih Angga." Ucap Manda sambil menunduk karna malu. Sementara Angga hanya diam dan segera pergi dari kamar itu. Semenjak melihat punggung itu Angga jadi berpikir yang tidak-tidak.
*****
"Mulai besok kita gak perlu makan di luar. Biar aku yg siapin buat makanan kita."
Angga menoleh pada wanita yg kini duduk di sampingnya dengan ekpresi bingung dan bertanya.
"Kenapa kayak gitu ekspresinya?." Tanya Manda
"Gpp." Sahut Angga cuek.
Angga adalah tipikal pria yang dingin dan cuek. Selama ini Angga belum pernah dekat dengan wanita atau mengenalkan wanita pada keluarganya. Itu membuat keluarganya jadi khawatir, mereka takut bahwa Angga memiliki kelainan. Maka dari itu keluarganya memutuskan menjodohkan Angga dengan Nanda.
Manda faham dengan ekpresi yg Angga tunjukkan padanya "aku bisa masak. Jdi kamu gak perlu takut kalau aku akan bakar dapur kamu." Jelas Manda
"Oke I believe." Jawab Angga singkat.
Sepulang dari sarapan Manda mengajak Angga untuk berbelanja. Karna ia tau kulkas di apartemen Angga kosong tak ada isinya sama sekali. Manda juga berniat memasak makanan untuk mereka daripada harus beli. Toh Manda juga bisa memasak dan lebih enak makan masakan sendiri bukan masakan beli.
.
.
Vote nya yaa jangan lupa tinggalin jejaknya kalau udah baca. Maaf kalo ceritanya gak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Titipan
RomanceIni adalah kisah gadis tomboy yang hidupnya berubah gara-gara sebuah permintaan konyol. Permintaan konyol saudarinya yang merubah hidupnya secara drastis, membuatnya merasakan perasaan terlarang pada orang yang salah. Cinta memang rumit, itu menurut...