hari ini hari senin.
hari yang biasanya bukan favorit para murid-murid di sma pdx, sih.
pasti ada saja alasan para siswa tak menyukai hari ini.
contohnya seperti--
"ah iya! aku lupa hari ini ada ulangan kimia..." barusan adalah kata-kata lelaki manis bernama son dongpyo, yang sedang mengeluh sendiri entah pada siapa di tempat duduknya. beberapa detik setelah itu juga, seseorang datang dan mendudukan dirinya di sebelah bangku dongpyo.
'tuk'.
dengan santainya lelaki berambut merah muda yang baru saja datang itu meletakan sekotak susu stroberi di atas meja, membuat dongpyo yang sedang menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan sontak mengangkat wajah, bertemu dengan senyuman manis milik lelaki di sampingnya.
"pfft.." ia terkekeh. yah habisnya, bagaimana dongpyo tidak tertawa? lelaki yang baru saja duduk di sebelahnya mengenakan bantal leher pink rilakuma, tanpa mengatakan apa-apa.
ia selalu seperti itu, lee eunsang namanya, teman sebangku dongpyo sejak kelas dua smp. sekarang mereka sudah kelas dua sma, dan masih bersama.
"really eunsang? susu stroberi lagi? engga bosan?" pertanyaan itu langsung di jawab dengan gelengan oleh eunsang.
"engga. emang kamu ga mau?" eunsang bertanya balik. "hehehe," hanya itu respon dari dongpyo, lalu dengan angukan kecil ia langsung mengambil sekotak susu yang eunsang berikan tadi, "mauuu! aku cuma bercanda kok eunsang~ pokoknya susu stroberi kamu paling enak!" jawabannya mampu membuat eunsang tersenyum kecil, tanpa bilang apa-apa ia mengeluarkan plastik besar berisi lima kotak lainnya dari susu tadi.
rasanya pun sama semua, rasa stroberi.
orang tua eunsang-- lebih tepatnya, ibunda eunsang, memang seorang penjual susu sapi terlaris di distrik mereka, khususnya rasa stroberi. setiap harinya, mama eunsang akan menyuruh eunsang untuk membawa sisa kotak susu yang tidak kebeli kemarin harinya, untuk di bagikkan ke teman-temannya secara suka rela dan dengan niat berbagi, seperti sekarang. baik hati sekali bukan?
"makasih ya eunsang, kepala aku penat banget tahu, dari tadi belajar kimia buat ulangan hari ini.." tutur dongpyo dengan nada hiperbola, mulut nya sudah memanyun sembari menyesap susu stroberi di tangannya, sementara matanya menatap barisan catatan yang harus di mengerti dibukunya dengan setengah malas.
"he? hari ini ada ulangan? oh, iya. aku lupa belajar..."
dongpyo langsung memutarkan bola matanya, merasa tambah malas mendengar pernyataan yang menurutnya konyol itu, "hhhh, kamu itu ya, mau tidur sepanjang hari juga, pasti nilai ulanganmu tetap bagus, sampe aku heran. kenapa kalau soal gosip-gosip trend sekarang kamu kamu ga pernah tahu? giliran tentang pelajaran, hanya sekali baca, kertas soal mu langsung benar semua! benar-benar absurd.." dongpyo menghela nafas frustasi, susu stroberinya habis.
eunsang hanya bisa tertawa kaku, toh, bukan salahnya kan ia di ciptakan seperti ini?
:(
"by the way, kamu tahu ga? ada siswa pindahan,"
eunsang yang baru membuka buku catatannya menoleh, "hm? apa dia ramah?" tanya nya dengan senyuman polos yang selalu ia tampilkan itu, juga dengan mata berbinar.
dongpyo tersenyum, gemas.
"yaah, cuek, sih. tapi dia ganteeeeeng banget! serius!" seru nya tiba-tiba, menggigit ujung pulpen yang entah kapan sudah ada di tangannya.
eunsang hanya menatap nya datar. ia bukan homophobic, ia hanya terlalu polos, tidak mengerti apa-apa tentang perasaan suka. dan hanya di didik sebagai orang yang baik dan sopan seumur hidup oleh kedua orang tuanya. memandang orang dari sikap nya, tidak dari fisik maupun harta.
eunsang adalah definisi orang yang sangat langka.
"astaga, mulai deh keluar, sikap aneh mu yang sebelas-duabelas dengan kak mingyu." dongpyo menggelengkan kepalanya seraya berdecak, mengingat ketua kedisiplinan sekolahnya yang kelewat ramah itu, sama seperti eunsang.
"memangnya anak baru itu kenapa sih? ia hanya tampan kan? terus apa hubungan nya denganku?"
dongpyo melirik eunsang sebentar, astaga ada apa dengan nada itu? "kamu marah?"
"engga!"
"yakin?"
eunsang menganguk cepat, namun bibirnya terlihat mencebik kesal.
"maaf deh, maaf. habisnya, anak baru itu misterius banget! dia juga kelihatan dingin, kayaknya dia ga punya temen.." ucapan itu lantas membuat eunsang menoleh, ia iak suka mendengar atau melihat ada teman di sekolahnya yang sendirian, apalagi kalau alasannya di jauhi. ia akan selalu mengajak mereka untuk berbaur.
"baiklah, siapa namanya?"
"hm?"
"siapa namanya, juga kelasnya. kalau tidak ada yang mau berteman sama dia.. aku mau, jadi temannya." eunsang tersenyum kecil. belum lihat orangnya saja ia sudah berani bilang seperti itu.
dongpyo tersenyum bangga, "nah begitu dong! sudah kuduga kamu bakal penasaran sama dia."
eunsang hanya mengedikkan bahunya acuh. 'ga ada salahnya kan buat teman baru...?'
dongpyo tersenyum puas,
"nama dia,"
"cha junho."