Kini Aruna dan Tristan tengah makan bersama di pinggir jalan sambil melihat-lihat kendaraan yang melewat, mereka berbincang-bincang kecil, tertawa bersama dan melupakan jika ada teman mereka yang menunggu.
"Bokap dan nyokap gue dua-duanya Guru..." kata Tristan ingin Aruna tahu dirinya banyak.
"Lo juga mau jadi Guru?" balas Aruna dengan pertanyaan.
"Gue gimana takdir aja sih," sahut Tristan jujur, ia bingung tentang masa depannya.
"Kalau lo?"Aruna menatap langit-langit dulu sebelum menjawab. "Bokap gue pegawai kantoran, nyokap gue tukang selingkuh, haha..."
Tatapan Tristan berubah menjadi berbeda, ia melihat tawa terpaksa Aruna, tawa yang seharusnya itu adalah tangisan.
Melihat Tristan seolah kasian padanya Aruna berkata. "Udah lah gak usah kasian sama gue!"
Tristan memilih mengalihkan topik dan memperkenalkan hobinya. "Oke, hobi gue olahraga."
Aruna menatap tubuh Tristan, pantas saja badannya bagus mungkin karena dia sering berolahraga.
"Hobi gue nonton film." Aruna terlihat bangga saat memamerkan hobinya.
"Gue anak tunggal,"
"Gue punya Abang,"
"Gue Introvert,"
"Gue Ekstrover,"
"Gue ketua kelas dan calon ketua OSIS,"
"Gue gak punya jabatan di kelas,"
"Gue pengen pergi ke gunung,"
"Gue pengen pergi ke pantai,"
"Gue suka vibes pagi,"
"Gue suka vibes malam."
Mereka terus membicarakan tentang masing-masing, tertawa bersama sampai lupa jika waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Lo bisa senyum juga yah?" tanya Aruna yang sebenarnya ingin ditanyakan sedari tadi.
Tristan langsung menunjukkan senyuman. "Pertanyaan lo aneh, pastinya gue bisa senyum lah."
Aruna menahan tawanya. "Tapi selama ini gue gak pernah liat lo senyum kecuali malam ini!" Jelasnya.
"Gue bukan gak bisa senyum, cuman gue cuek aja gitu, males nyapa orang dan nanti kalau nyapa orang pasti gue harus senyum dong? Masa pas nyapa wajahnya datar kek tembok." Ujar Tristan menjelaskan.
"Gue cuman males senyum," tambahnya.
Aruna ternganga. "Senyum pun ada malesnya?"
"Iya lah..."
Aruna terlihat heran tapi ia lupa jika ini adalah Tristan.
"Oh iya berarti lo ponakannya pak Aryaan?"
Tristan mengangguk. "Ya begitulah, tapi kayak udah Abang kandung aja."
"Dia masih sendirian? Belum ada pasangan? Kenapa?" tanya Aruna sengaja, membantu teman bagus kan? Padahal temannya yang bernama Veronica begitu mengagumi Guru Olahraga yang satu ini, kali-kali dirinya jadi sarang informasi.
"Dia itu masih gagal move on, makanya ia masih sendiri." Jelas Tristan memberitahu.
"Galmov dari siapa?" tanya Aruna penasaran.
"Lo tau Guru Fisika yang namanya Kinanti?" Tristan malah bertanya balik.
Aruna menggeleng. "Gak tau, gak pernah denger juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA STORY: Feel Again [Lengkap]
Roman pour AdolescentsAruna seorang anak 'broken home' yang memiliki sifat bar-bar dan semaunya. Dirinya hanya tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya saja yang bernama Ethan. Mereka tak pernah memberikan perhatian lebih kepada Aruna hingga gadis itu selalu bertingka...