[ KEBUSUKAN LEA ]

29.3K 1.1K 103
                                    

Jangan lupa Vote+Coment kalian ya blurb blurb...!

Warning, Typo!

Happy Reading!!!!!

[Nama Sharine diubah menjadi Stella karena gadis itu mengubah identitas nya dan tidak ingin dikenal lagi sebagai Sharine. Jadi mulai dari chapter ini, Sharine akan kita panggil Stella.]

( ╹▽╹ )

Stella menikmati pemandangan kota London dimalam hari dengan perasaan tenang. Tadi siang, dia bertemu dengan klient barunya untuk membahas beberapa perjanjian untuk peluncuran produk baru. Lalu, setelahnya dia berkendara kesana kemari bersama Samuel cukup lama, dan kembali ke hotel 1 jam yang lalu.

"Stella." Kata Gian. Dia membawa dua gelas kopi hangat. Satu untuknya, satu lagi diberikan untuk Stella.

"Makasih, Om."

"Suasana nya tenang, ya?." Kata Gian. Dia ikut memperhatikan gedung-gedung yang berada di sekitar hotel.

"Samuel dimana?." Tanya Stella. Dia menoleh kebelakang, dan mendapati Samuel yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk kecil berwarna putih.

"Lo keringin rambut di kamar Lo sendiri aja napa! Lo suka kelupaan bawa handuk Lo terus." Omel Stella.

Samuel menyengir. Dia duduk di ujung kasur,  lalu kedua sudut bibirnya melengkung kebawah. "Kok gue gak dibikin kopi?."

Alis Gian terangkat sebelah, "anda siapa?."

"Ceilah... Pake nanya. Calon suami nya Stella nih, bos!." Samuel menepuk dadanya bangga.

Gian memutar bola matanya malas. Dia mengusap puncak kepala Stella. "Kayaknya kamu di pelet sama Samuel, sayang. Om gak percaya."

Stella terkekeh. Dia menghampiri Samuel. Mengambil handuk yang ada di tangan laki-laki itu, lalu menggosoknya lembut ke rambut Samuel.

"Yang bener. Rambut Lo nanti basahin kasur gue."

Mata Samuel terpejam. Pria itu tersenyum lebar. "Kita nikah besok aja yuk? Gue bisa gila kalau jauh-jauh dari Lo. Gak kebayang Lo diambil cowok lain."

Gian meraih majalah yang ada dimeja. Menggulungnya, lalu digunakan untuk memukul kening Samuel.

"Pak dokter yang satu ini alay sekali, ya!."

"Walaupun saya alay, saya ganteng om." Samuel menaik-turunkan alisnya, ekspresi wajahnya benar-benar membuat Gian jengkel. "Om mah, beda jauh!."

Lagi-lagi Gian memukul kening Samuel dengan majalah yang sudah dia gulung. "Lebih ganteng saya. Bahkan kera aja lebih ganteng dari kamu."

Samuel berdiri, lalu berkacak pinggang. "Enak aja! Udah tua ngalah dong!."

"Kamu gak saya restuin sama keponakan saya, ya!."

Samuel berdesis, "ah ga asik banget, bawa-bawa Stella! Cupuuu!."

Stella yang menjadi penonton keributan antara Samuel dan Omnya hanya bisa mengurut pelipis—untuk menghilangkan rasa pening.

"Makanya kamu mengalah, dan mengakui kalau saya lebih tampan dari kamu."

"Enak aja, gabisa. Gue lebih ganteng, om!."

"Saya!."

"Saya, Om! Chanyeol BTS aja kalah!."

"STOP!." Stella berteriak. Dia mencubit pinggang Samuel, "Chanyeol lakik gue ya, Sam. Sejak kapan dia jadi member BTS woi?!."

"Sayang kok kamu gitu?." Samuel memanyunkan bibirnya. Didalam hatinya dia mengingat-ingat siapa Chanyeol. Awas saja kalau suatu hari Chanyeol menjadi pasien nya. Samuel akan memberikan suntikan yang besar untuk laki-laki itu. Siapa suruh, bikin Stella jatuh hati.

THE SECRET OF SHARINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang