Episode # 27

2.6K 347 19
                                    




“The Ring Bearer Boy”
🎞









Tak terasa sudah pergantian tahun lagi!




Setelah kehebohan di hari natal yang tak kalah seru dan ribet dari tahun kemarin, akhirnya The Lees bisa menikmati hari-hari tenang.


Sesaat.


Ya, hanya sesaat.


Karena, sudah seminggu ini Jaemin sibuk dengan beberapa persiapan untuk hari spesial.


Mulai dari fitting baju untuk Jisung, Jeno dan dirinya sendiri. Lalu sibuk mengurus pemesanan penginapan. Ditambah lagi harus bolak balik ke kedutaan untuk mengurus sesuatu.


Dan pagi ini, tibalah hari spesial itu.


Ya, hari spesial.


Karena hari ini adalah hari pernikahannya Nyonya Park!


“Baby.. Cepat pakai popoknya!” seru Jaemin sembari mengejar Jisung yang berlarian kesana kemari telanjang bulat.


“Gelah, Appaaaa!!” protesnya sembari bersembunyi dibalik kaki Jeno yang sedang berusaha memakai dasi kupu-kupunya.


“Ck!”


Jaemin menjetakkan lidahnya kesal, sudah tercetak jelas labirin imajiner di dahinya.


“Baby, ayo pakai popoknya dulu. Nanti kalau mau pipis bagaimana?” rayu Jeno sembari menggendong Jisung dan membawanya mendekat kepada Jaemin yang sudah terlihat menyerah menghadapi nakalnya Jisung.


“Sungie sudah besal, Dad!” protesnya lagi.


Jaemin dan Jeno saling bertatap pandang, lalu Jaemin akhirnya mengangguk seraya mengambil celana dan kaus dalaman Jisung,


“Ya..ya, sini. Pakai bajunya dulu. Eomma sudah menunggu dari tadi.” ucap Jaemin sembari mengambil Jisung dari gendongan Jeno.


Setelah susah payah bersabar memakaikan setelan buttons up pada Jisung, Jaemin akhirnya bisa bernafas lega. Diliriknya Jeno yang sudah selesai berpakaian rapi, kemudian ia menyerahkan Jisung padanya untuk dijaga, sementara dia akan berganti pakaian.


“Baby, ingat tidak nanti harus apa?” tanya Jeno sembari merapikan sisiran rambut Jisung, membelahnya menjadi dua tepat ditengah.


Jisung mengangguk, lalu ia mengecup hidung Jeno cepat, “Iya Jeno-ywaaa~”


Jeno melotot sembari menahan umpatan kasar yang hampir terlolos dari bibirnya, “Hhhh.. Baby, Jangan panggil Dad seperti itu dan jangan mencium Dad di hidung. Jorok!”


“Dad juga ciyum Appa begitu.”


“Itu lain ceritanya!”


“Kenapa bisa lain?”


“Karena Dad sama Appa itu—aw!”


“Jen! Jangan mulai kasih alasan yang aneh-aneh!”


Jaemin mencubit pinggang Jeno dengan cepat. Menghentikannya sebelum ia memberikan alasan yang aneh lagi pada putranya yang sok tahu itu.


“Ya ya! Uh, Baby dengar.. Nanti jalannya yang benar ya.. Langsung ke Eomma. Dan jangan sampai jatuh cincinnya, okay?” tutur Jeno sembari menunjukkan jari telunjuknya di hadapan Jisung.


MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang