11~pregnant?

5.6K 456 26
                                    

Sesampai nya di rumah sakit, plan langsung di masukan ke ruangan paling atas yang sudah di tunggu oleh beberapa dokter di dalam nya.

Mean masih setia berada di samping plan, padahal sang dokter sudah melarang nya berada di dalam ruangan, karena sedari tadi mereka tidak bisa fokus memeriksa kondisi plan dengan baik. karena mean selalu saja mengancam mereka, hingga mereka merasa gugup dan takut yang berlebihan.

"Jika kalian melakukan kesalahan terhadap nya maka akan ku buat kalian menyesal!". ucapan itulah yang membuat ke-4 dokter tersebut kalang kabut.

Baru kali ini mereka memeriksa pasien dengan penuh rasa takut.

Setelah di periksa dan di beri obat plan tertidur dengan posisi meringkuk sambil memegang perut nya.

Mean meninggalkan plan di ruangan sendiri, tapi ada 2 penjaga yang berjaga di depan nya.

"Maaf tuan, apa pemuda tadi adik mu? atau sau__".

"Dia istriku! jadi apa yang salah dengan nya? hingga ia mengerang sakit dengan memegang erat perutnya?". kata mean membuat keempat dokter tersebut saling berpandangan dan tersenyum kearahnya.

"Ah kalau begitu kami ingin mengucapkan selamat pada pada anda karena istri anda sedang hamil!".

'Sudah kuduga, akhirnya kamu kembali padaku plan! walau kamu melupakan ku dan malivalaya'. gumam mean sambil menganggukan kepalanya.

"Tapi kami mengharapkan untuk anda menjaga kesehatan istri anda, jangan membuatnya melakukan hal seperti berlari dan hal yang akan membuat kandungan nya melemah". terang dokter teni dengan sangat hati-hati, karena yang ia tau orang di depan nya saat ini bukanlah orang biasa. ia bisa saja di tuntut karena memberi penjelasan yang menurut mean tak bisa di terima.

"Baik saya akan menjaga istri saya dengan baik, terimakasih". ucap mean berlalu pergi.

Para dokter hanya menghela nafas panjang karena ulah dari sikap yang punya rumah sakit ini.

.

Plan menggeliat tak nyaman saat merasa geli di sekitar perut nya.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menangkap sosok yang tengah menatap nya dengan tatapan yang belum pernah ia lihat, tidak! tatapan itu pernah ia lihat. tapi ia lupa dimana dan kapan ia melihat tatapan seperti itu.

"Masih merasa sakit, hm?". tanya mean masih mengelus perut rata plan, membuat si empunya kebingungan sekaligus geli di area perutnya.

"Berhentilah mengelus perutku mean, aku sudah tak apa". ujar plan namun mean hanya tersenyum.

Plan terperangah melihat senyuman yang mean berikan padanya.

Setampan itukah jika ia tersenyum!. batin plan berteriak.

"Mean jangan ganggu dia! biarkan dia istirahat saja dulu". ucap seseorang yang baru masuk membuat plan membulatkan matanya lucu.

"Mean, kenapa ayah sama ibumu bisa ada disini? siapa yang sakit?". tanya plan dengan berbisik tapi ayah dan ibu mean masih dapat mendengar nya hingga mereka langsung menyunggingkan senyum.

"Mereka datang menjengukmu!". jawab mean dan plan hanya mengangguk kan kepalanya sambil ber-oh ria.

"Eh, aku? kenapa? a..aku kan tidak sakit". kata plan dengan penuh tanda tanya.

"Lalu kenapa kamu berteriak seperti orang gila tadi, kalau memang kamu baik-baik saja? bukankah aku sudah melarang mu untuk tidak pergi kesekolah, hm?". ucap mean dengan nada yang sangat datar membuat plan bungkam, ia tau kalau ia telah melakukan kesalahan.

Mommy CantracTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang