(28) Today You Will Be Chamomile Or Mauve

195 40 10
                                    

Mauve's POV

Untuk sementara aku rehat dari pekerjaanku. Aku bahkan hampir tidak melakukan apa-apa selama beberapa hari ini. Kecuali tidur makan dan kegiatan yang tidak mungkin lepas dari keseharianku.

Aku tidak keluar dan tidak membalas pesan yang dikirimkan beberapa temanku yang menanyakan ada apa denganku sampai aku jarang nampak. Aku belum siap menjawab pertanyaan orang-orang. Seperti, aku istirahat karena aku sedang hamil. Pertanyaan segampang itu pun akan menimbulkan pertanyaan lagi setelahnya. Apalagi kalau mereka sampai berpikir aku sedang mengandung anak Zayn.

Aku sedang memandangi bayanganku di cermin. Aku sedang bersiap untuk jalan dengan Amélie, sebenarnya lebih untuk menghibur diriku sendiri. Aku meletakkan kedua tanganku di pinggangku lalu berputar untuk melihat apa yang berubah dari bentuk tubuhku. Kenapa aku jadi takut membayangkan bentuk tubuhku kedepannya. Tapi aku lebih takut lagi membayangkan apa yang terjadi padaku kedepannya.

"Oh c'mon." aku kembali berlari ke wastafel untuk memuntahkan isi perutku. Makanan ini bahkan belum cukup satu jam berada di perutku, dan sekarang sudah keluar lagi. "Bisakah kau mengerti sedikit. Ibumu butuh hiburan," gumamku. Sampai kapan aku akan terus seperti ini. Satu-satunya yang kupermasalahkan selama hamil, hanya morning sickness. Kalau aku bisa minta, biar ayah dari anak ini saja yang mengalami morning sickness, bukan aku.

"Chamomile. Kau yakin mau keluar?" tanya Amélie padaku. Ia sedang berdiri di ambang pintu tampak sudah sangat siap. Aku harus mengganti bajuku lagi. Kalau saja aku tidak terlanjur berjanji pada Cosette.

"Aku mengganti bajuku dulu."

"Sudah satu jam kau terus mengganti bajumu. Kau ada janji dengan temanmu atau selingkuhan barumu," ucap Amélie sambil memutar bola matanya. "Cepatlah Chamomile."

"Kau mau ikut atau tidak."

"Iya. Iya. Aku hanya bercanda. Kau jangan sering marah Chamomile, kau mau nantinya anakmu sama sepertimu?"

"Maksudmu?!"

"Hehe. Sama sama cantik maksudku. Tapi mudah-mudahan saja anaknya laki-laki agar lebih mirip Harry bukan kau."

"Bisa diam tidak!"

"Ya. Ya. Aku diam."



+




"Hi Chamomile!" dari kejahuan Cosette melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum, aku membalasnya dengan ikut melambaikan tanganku padanya. Kenapa aku jadi malas seperti ini, tadi saat bangun tidur aku sangat semangat ingin keluar rumah. Giliran aku sudah di luar aku ingin kembali ke rumah.

Dengan malas, aku melangkahkan kakiku mengikuti Amélie yang menarik tanganku, "Ayo Chamomile. Sudah lama kau tidak meneraktir aku."

"Hari ini kau jadi Chamomile atau Mauve," ucap Cosette sambil tertawa melihatku. Ia menarikku ke pelukannya dan memelukku dengan sangat erat seolah-olah aku sudah lama tidak bertemu dengannya. "Maksudku kau sedang jadi pacar Harry atau istri Zayn."

"Aku sudah putus dengan Harry," kataku. Cossete langsung melepas pelukannya dan memegang kedua bahuku. Ia tampak kaget seperti aku baru saja mengatakan, kalau aku sudah membunuh Harry.

"Aku jadi pacar Harry atau tidak, aku tidak pernah mempermasalahkan kau mau memanggil aku Chamomile," kataku. Cosette hanya mengangguk kemudian menggandeng tanganku untuk berjalan di sepanjang avenue Champs Elysées. Aku berjalan sebentar begini saja, aku sudah kelelahan. Bagaimana kalau perutku sudah besar, mungkin aku akan mengurung diri di rumah.

"Chamomile, kita makan dulu ya sebelum kau belanja." Amélie kembali menarik tanganku saat aku dan Cosette baru mau memasuki toko Sixsoeurs. Dengan terpaksa aku dan Cossete mengikuti kemauan Amélie. Aku mencari restoran terdekat, masa bodoh kalau makanannya tidak cocok dengan lidahku. Aku hanya ingin menuruti apa yang sedang kurasakan, yaitu kelelahan. Aku mau istirahat.

ChamomileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang