Jangan lupa Vote+Coment kalian ya blurb blurb...!
Follow akun author juga^^
Warning, Typo!
Happy Reading!!!!!
( ╹▽╹ )
Stella, John dan Samuel baru saja tiba di puncak Bogor setengah jam yang lalu. Mereka memasuki vila milik keluarga Samuel. Keluarga pak dokter itu memang memiliki vila di berbagai daerah agar saat mengadakan liburan dadakan mereka tidak perlu ambil pusing mengenai tempat tinggal mereka.
Stella menghidup udara dengan mata yang terpejam, tenang. Dibelakang nya ada Samuel dan John yang memperhatikan gadis itu, tanpa memiliki niat untuk mengganggu. Kedua laki-laki itu duduk diatas rerumputan hijau yang baru saja di potong oleh pengurus villa, sedangkan Stella terduduk diayunan. Mereka bertiga menunggu kedatangan Gaby, Lucy dan Lydia.
"Kenapa kita lari ke Bogor?." Tanya John. "Pusat markas CBX ada di Amerika. Kenapa kita gak kesana, La? Lo lagi di kejar loh ini."
Stella berdecak sebal. "Gue harus bilang berapa kali, Jo? Gue gamau libatin semua anggota cuma karena masalah sepele."
"Tap-." John belum menyelesaikan perkataannya. Mulutnya sudah dibekap duluan oleh Samuel.
"Jangan banyak bacot." Bisik Samuel. "Lo lupa? Besok atau dua hari lagi Stella kira-kira bakal PMS. Lo mau dibantai?."
John meneguk ludahnya dengan susah payah. Dia melupakan hal tersebut. Untung saja Samuel mengingatkan dirinya akan hal itu. Jika tidak, Stella akan menghabisinya saat ini. Paling tidak, gadis psikopat itu akan memotong lidahnya agar John tidak banyak bicara.
"Nah, datang juga!." Stella bangun dari duduknya, saat melihat mobil yang sudah dia tunggu telah tiba.
Gaby yang duduk disamping Lydia-yang membawa mobil-langsung berlari keluar dan memeluk Stella.
"Kangen..."
Stella membalas pelukan Gaby tak kalah erat. "Kangen juga... Gimana perjalanan kalian kemari? Aman?."
Lucy mengeluarkan kopernya dari garasi mobil, lalu berkata. "Aman aman aja sih, La. Gak ada yang harus dicurigai."
Stella mengangguk, mendengarkan. Namun pandangannya terkunci oleh sesuatu yang berada di dekat gerbang masuk. Dia mengambil handphone nya yang tersimpan diatas ayunan, lalu membuka aplikasi kamera untuk memastikan sesuatu.
"Eh, eh, foto dulu yuk!." Seru Stella, sambil mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.
Semuanya menyerit bingung saat Stella tiba-tiba mengajak foto bersama. Mereka semua berkumpul, memposisikan posisi masing-masing.
"Kayaknya cahaya nya bagusan dari sini deh." Kata Stella, sambil menggerakkan posisi ponselnya mengarah ke gerbang arah masuk villa.
Stella membalikkan kameranya, menjadi kamera belakang lalu men-zoom sesuatu.
"Cisss!!!." Stella merenggangkan jari telunjuk dan tengahnya seperti huruf V. Mereka semua yang mulanya bingung, ikut tersenyum lebar dan berpose dengan berbagai gaya saat mereka menyadari sesuatu.
Setelah mengambil gambar dengan baik, Stella menurunkan ponselnya. "Bagus banget kan?."
Mereka semua berkerumun dengan wajah kepo seolah-olah ingin melihat hasil dari foto bersama.
"Emang gak ada yang dicurigai sih soal ada orang yang ngikutin kalian dari belakang." Bisik Stella. "Dan gue baru sadar ada yang ga beres. Pasti mereka gak biarin kita-apalagi gue-pergi gitu aja."
Samuel tidak ikut berkumpul. Dia duduk di ayunan dimana Stella duduk tadi. Sesekali bola matanya melirik drone terbang yang terus mengawasi mereka.
"Astaga La, gue minta maaf, gue gak sadar." Kata Gaby penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SHARINE
Teen FictionSharine dengan segala rahasianya. Sialnya, keluarga yang sudah membuangnya dulu, kini kembali memintanya untuk pulang. Gila. 5 tahun lebih, mereka kemana saja?