(11)

3.6K 331 13
                                    

"Mas harus ngelakuin apa supaya kamu bisa balik kaya dulu? Kamu yang cuma peduli sama Mas?" Tanya Mas Zian yang entahlah, gue sendiri nggak tahu pasti jawabannya apa.

"Aku nggak tahu, Mas." Gue nggak bisa memastikan apapun, disaat gue memberikan semua perhatian untuk Mas Zian, dia malah sibuk dengan pekerjaan dan sekarang gue yang terbiasa tanpa kehadiran Mas Zian, jadi ini salahnya siapa?

Apa gue bersalah karena terbiasa tanpa Mas Zian? Apa Mas Zian bersalah karena dia mengutamakan pekerjaan untuk masa depan kita berdua? Dan jawabannya gue nggak berani menyalahkan siapapun, kalaupun ada yang harus disalahkan, kita berdua sama-sama bersalah.

"Mas, aku nggak membenarkan sikap aku sekarang, aku tahu sikap aku sekarang nggak adil untuk Mas tapi Mas juga harus tahu, bukan sekali dua kali aku mengingatkan Mas supaya menyisihkan sedikit waktu untuk aku, apa Mas mendengarkan? Enggak, Mas tetap dengan pemikiran Mas sendiri dan disaat hubungan kita berdua berakhir kaya sekarang? Kita harus nyalahin siapa?" Ini pertanyaannya.

Mendengarkan ucapan gue barusan, Mas Zian menghembuskan nafas panjang dan tertunduk pasrah sekarang, gue juga nggak bisa berbuat banyak, yang bisa gue lakuin sekarang adalah mencoba membuka hati dan cuma fokus sama Mas Zian tapi sayangnya, itu aja gue udah nggak bisa, gue tetap memikirkan orang lain, ini kesalahan gue.

"Perasaan Mas nggak pernah berubah, Mas sangat mencintai kamu, Mas melakukan semua ini demi kamu, Ran." Gue mengangguk pelan untuk ucapan Mas Zian, gue tahu dan gue paham.

Tapi yang gue mau bukan cuma tentang kecukupan materi, gue butuh perhatian, gue butuh kehadiran Mas Zian, gue nggak mungkin terus mengulang kalimat yang samakan? Nggak akan ada gunanya, semuanya udah berlalu dan waktu nggak bisa diputar ulang, semuanya terlanjur berubah.

"Apa kamu jatuh cinta sama Jun?" Pertanyaan Mas Zian yang sangat to the point menurut gue, gue sama sekali nggak mikir kalau Mas Zian akan menanyakan hal sejelas ini.

"Aku nggak ngomong kalau aku jatuh cinta sama laki-laki lain? Kata cinta masih terlalu jauh Mas." Memikirkan orang lain bukan berarti gue jatuh cinta, permasalahan yang gue rasain sekarang cuma satu, gue terbiasa tanpa kehadiran Mas Zian dan terlanjur nyaman dengan kehadiran Juna.

"Jadi kamu masih cinta sama Mas, kan?" Wajah penuh harap Mas Zian sekarang semakin terlihat jelas.

"Tapi aku mikirin laki-laki lain, aku jahatkan Mas?" Gue bahkan tertawa miris memikirkan pertanyaan gue sendiri, apa gue memang beneran jahat sama Mas Zian? Gue tunangan sama Masnya tapi malah mikirin adiknya, itu gila.

.

Turun dari mobil Mas Zian, gue berjalan lesu menuju kelas dengan pemikiran yang beneran udah nggak menentu, Mas Zian mau pernikahan kita dipercepat tapi perasaan gue malah menolak untuk setuju, gue nggak bisa menikah disaat gue nggak bener-bener yakin, gue harus bisa memastikan perasaan gue lebih dulu.

Apa gue masih cinta sama Mas Zian? Aku gue jatuh cinta sama Juna? Sebelum memastikan semuanya? Gue nggak bisa menikah gitu aja, gue memang udah tunangan tapi pertunanganpun bisa batal kalau gue udah nggak yakin sama calonnya, ini semua bukan cuma tentang merubah status tapi gue nggak bisa bersama dengan orang bukan dia yang gue mau.

"Lo dianter Mas Zian tapi kenapa lesu begini? Bukannya ini yang lo mau? Mas Zian balik kaya dulu dan harusnya lo bahagia." Gue melirik Fara sekilas yang sekarang mulai menyetarakan langkahnya sama gue.

"Mas Zian mau mempercepat pernikahannya." Dan Fara langsung narik lengan gue yang membuat gue menghentikan langkah.

"Dan lo setuju." Gue diam untuk pertanyaan Fara, melihat reaksi gue sekarang, Fara langsung menutup mulutnya rapat sembari menatap gue nggak percaya.

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang