Instructions

8.9K 908 208
                                    

Riuh ramai memenuhi pemukiman yang kumuh, pada satu rumah yang dikerubuni masyarakat sekitar. Hyunjin dan Jisung susah payah menyingkirkan para warga yang sedang berkumpul disatu tempat disana. Bahkan Jisung harus berteriak kencang kalau dirinya dan yang lain adalah seorang Detektif untuk memeriksa lokasi kejadian.

"Mentang-mentang tampang bengal disangka kita bocah ingusan kali ya...?! Heh Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dengerin saya dong. Saya ini detektif tau...!" Teriak Jisung.

"Sabar Tupai sabar" Felix mengelus pundak Jisung yang tampak emosi.

"Sabar-sabar, sabar ajah terus. Emang sabar bisa dimakan...?!" Balasnya masih betah dengan emosinya. Hyunjin yang mendengar menggulirkan bola matanya malas. Dari pada mendengar Jisung yang teriak tanpa usaha, lebih baik ia mencari celah dari sisi lain.

"Maaf mas bisa minggir? saya kesini mau memeriksa keadaan" cakap Minho sopan pada dua orang pria berpakaian hitam dengan topi yang hampir menutupi wajahnya. Wajahnya pun  tertutup masker dan kaca mata hitam, lantas mendengar suara minho, dua pria itu berbalik.

Terbiasa peka terhadap sesuatu menjadikan Seungmin langsung menatap intens dua mata pria tersebut meski terhalang oleh kaca mata hitam. Dan itu bukanlah suatu halangan bagi mata tajamnya untuk dapat menangkap sorot mata keduanya. Sementara seseorang diantara mereka memicingkan matanya berusaha mengingat dengan jelas sesuatu yang ia sempat lihat sebelumnya. Namun, dengan cepat satu diantara mereka memasukan lengannya kedalam jas hitamnya.

"Minggir mas, kami mau lewat" Hyunjin kembali berucap. Dua pria itu kemudian saling menatap satu sama lain, lantas mereka pergi setelahnya tanpa mengucapkan kata maaf dan sebagainya. Tatkala mendapat akses besar untuk masuk keramaian yang lebih padat. Jisung, Hyunjin dan yang lain terburu-buru berlari menuju lokasi kejadian. Hingga tersisa Seungmin dan Felix yang masih ditempat, matanya hanya terfokus pada dua punggung berpakaian hitam yang sudah menjauh dari lokasi. Tadi pupil Seungmin tanpa sengaja melihat sepasang mata dari pria berbadan lebih besar dengan curiga. Rasanya tak aneh dengan mata tersebut begitupun dengan postur tubuhnya.

"Kenapa...?" Felix bertanya, menatapnya dengan pandangan yang penuh pertanyaan. Setelah kehilangan dua sosok tersebut, Seungmin mengalihkan atensi pada Felix disampingnya. Kerutan didahinya begitu ketara lantaran bingung pada Seungmin.

"Mencurigakan..." Seungmin berkata penuh keyakinan membuat Felix semakin terkejut dengan ucapan yang dilontarkan Seungmin.

"Kamu gak bisa menyimpulkan seseorang langsung menjadi target pelaku Siput. Apalagi jika kamu hanya fokus pada penampilan orang tadi. Semua ada tatacaranya, salah sedikit kita bisa kena masalah" tuturnya mengingatkan. Seungmin hanya membalas dengan senyuman manis, otaknya merespon dengan cepat.

"Aku bisa lihat ada yang berbeda, kita lihat nanti. Satu diantara mereka aku seperti mengenalnya, tatapan matanya berbeda Koala" Jelas Seungmin pada Felix yang mengikutinya memanggil dengan embel nama sandi. Felix ingin kembali bertanya hendak meluruskan maksud ucapan teman kerja barunya itu. Namun, setelah mengatakan kalimat itu Seungmin segera ikut menyusul yang lain hingga meninggalkan Felix berdiri diam memantung ditempat. Ia tolehkan kembali kepalanya kebelakang. Sudah tiada, ia hanya menangkap sosok Bapak tua yang sedikit membuat keributan diruang Tim-nya tadi.

"Detektif, To-tolong anak saya..." Bapak tersebut meraih tangan Felix. Dapat ia rasakan getaran dan kulitnya yang dingin bersentuhan dengannya. Felix rasa dari pada ia ikut ketempat kejadian ada baiknya sedikit mengorek informasi dari Ayah si Anak yang katanya sedang mencoba bunuh diri tersebut.

"Kami akan berkerja semampu kami dan melakukan yang terbaik. Kalau boleh tahu, bisa Bapak rinci secara detail apa yang sudah terjadi dengan anak Bapak? Kami butuh observasi yang cukup kuat untuk penanganan lebih lanjut" tutur Felix sopan. Garis wajahnya terlihat keras dan sangat serius, sesaat senyumnya sedikit mengembang tatkala sang Bapak tersebut mengangguk pelan lalu berkata "bi-bisa..." tuturnya gagap. Sejenak Felix juga mengerutkan dahinya kala telinganya menangkap suara keraguan disana.

A Thousand Eyes- StrayKids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang