Bab 29

11.3K 1.9K 49
                                    

"Kamu terlihat sama dengan foto bertahun-tahun lalu yang di simpan oleh Kenan." Ucap pria itu memulai pembicaraan.

Tiga orang dewasa itu terjebak dalam keheningan setelah Jo dengan gayanya selesai menyajikan minuman. Mereka hanya berkenalan singkat dengan menyebutkan nama masing-masing.  Sejujurnya, Hanin tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja seseorang mirip Kenan dan mengaku kembaran pria yang pernah mengisi hidupnya bertahun-tahun lalu datang menemuinya. Sudah 5 tahun kisahnya dengan Kenan berakhir, sebenarnya untuk apa pria itu datang padanya.

Mendengar ucapan pria bernama Kenan dan melihat gerakan tangan pria itu yang mengeluarkan sesuatu dari saku jas pria itu, mau tidak mau Hanin memperhatikan pria itu.

"Ini foto yang aku dapatkan dari kamar Kenan, saudara kembarku." Ucap Pria itu tanpa ditanya.

Hanin melihat foto yang diletakan Keanu di meja. Foto itu adalah foto profil yang terakhir kali dia ambil sebelum memutuskan untuk mengakhiri kariernya sebagai pramugari setahun setelahnya. Dia tidak ingat, Kenan pernah menyimpan foto itu. Seingatnya, hanya foto-foto jika mereka berlibur saja yang Kenan simpan, itupun tidak pernah di cetak saking sibuknya pekerjaan mereka.

"Aku mencari tahu tentang dirimu, maaf jika itu membuatmu tak nyaman. Sudah lama aku ingin menemuimu, hanya saja baru sekarang, aku memiliki kesempatan untuk menemui. Kenan bercerita banyak tentang dirimu, sayang sekali kita tidak berakhir sebagai keluarga." Ucap Keanu lagi, sama sekali tidak peduli jika lawan bicaranya saling tukar lirikan satu sama lain tanpa bicara.

"Ada apa kamu mencariku?" Tanya Hanin. Menurutnya ketika dia mengakhiri hubungannya dengan Kenan 5 tahun lalu, semua hal diantara dia dan Kenan berakhir disana. Meskipun harus dia akui hatinya belum tertarik dengan sebuah hubungan pasca hubungannya dengan Kenan berakhir, tapi tidak ada lagi ursan yang tertinggal diantara dirinya dan Kenan. Mungkin memang dia bisa di bilang sebagai wanita tidak punya hati karena memutuskan Kenan secara sepihak saat pria itu masuk penjara. Mendengar Kenan di tangkap karena kasus pedhopilia dan pembunuhan, membuat Hanin mual seketika. Wajar bukan, jika dia mengakhiri segalanya dengan Kenan dari pada tinggal dan membenci pria itu lebih banyak.

Pria bernama Keanu itu kembali merogoh saku jasnya, membuat Hanin maupun Narendra sedikit was-was. Jika dugaan tentang Keanu benar, mungkin saja pria itu mengeluarkan senjata dari balik saku jasnya. Semenjak misi penyelamatan anak-anak Hana, Hanin menjadi sedikit paranoid.

"Kunci?" Tanya Hanin tidak percaya ketika melihat sebuah kuncilah yang diletakan Keanu diatas meja.

"Kamu ingat kunci ini?" Tanya Keanu balik bertanya.

Hanin mengerutkan keningnya tak yakin, darimana dia bisa ingat itu kunci apa, bukankah semua kunci terlihat hampir sama persis. Sedangkan tubuh Narendra menegang melihat kunci itu. Pikirannya berkelana pada hari penyelamatan Mentari. Kunci itu sama persis seperti kunci yang tergeletak di atas meja dalam ruangan itu.

"Ini kunci apartemen Kenan, sebelum meninggal dia mengubah kepemilikan apartemen itu menjadi milikmu." Ucap Keanu menambah kerutan di dahi Hanin.

"Apartemen Kenan?" Tanya Hanin memastikan. Beberapa saat wanita itu mencerna info yang di berikan pria itu hingga matanya melebar menyadari sesuatu. Apartemen itu, apartemen yang sedang di rekontruksi itu adalah tempat Mentari di temukan.

"Kau sudah mengingatnya?" Tanya Keanu dengan senyum yang sangat menakutkan bagi Hanin. Secara tidak langsung Keanu seperti menyampaikan jika dialah orang yang mereka cari, orang yang telah menyakiti Mentari.

"Sangat disayangkan memang, jika tempat tinggal yang kita cintai pada akhirnya harus dihancurkan. Tapi, orang kaya tidak pernah peduli, yang penting adalah bisnis mereka tetap berjalan lancar. Bukankah begitu dokter Alex?" Tanya Keanu yang kali ini ditujukan pada Narendra.

"Anda cukup terkenal dokter, dan saya tahu siapa anda meskipun anda memperkenalkan diri sebagai Narendra pada saya." Ucap Keanu entah kenapa tiba-tiba bersikap formal.

"Kita harus menunjukan hormat pada orang yang memberi kita makan bukan begitu dokter?" Tanya Keanu lagi.

Sejak tadi hanya pria itu yang bicara seakan dia sedang melempar umpan. Sedangkan Narendra dan Hanin hanya mendengarkan dan mengamati tingkah pria itu. Sesekali mereka bertukar pandang berkomunikasi tanpa bicara. Terkadang jika sedang dalam kondisi tegang, telepati bisa terhubung begitu saja, seakan saling menguatkan.

"Ah, kita bicarakan hal itu nanti, kita kembali ke masalah apartemen peninggalan Kenan." Ucap Keanu dengan santainya menyeruput teh yang disajikan.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Hanin akhirnya.

"Hubunganku dengan Kenan sudah berakhir sangat lama, masalah apartemen itu, kau bisa mengambilnya." Ucap Hanin lagi sebelum Keanu menjawab.

Pria yang sepertinya sedikit kurang waras yang sayangnya ganteng itu tertawa mendengar ucapan Hanin. Entah apa yang ditertawakannya, yang pasti pria itu tertawa sangat puas.

"Apa kamu tidak tahu berapa banyak pemerintah Singapura memberikan ganti rugi karena kasus Kenan. Apartemen lama itu sama sekali tidak menarik untukku." Ucap Keanu masih dengan tawanya.

"Kau...kaukan orang itu?" Tanya Hanin teringat dengan apa yang terjadi pada Kenan 5 tahun lalu. Jika benar terbukti Keanu orang yang menyakiti Mentari. Besar kemungkinan anak-anak yang meninggal yang ditemukan di apartemen Kenan, merupakan korban Keanu. Bisa jadi pria itulah yang melakukan semua kegilaan itu dan berakhir Kenanlah yang tertuduh.

"Ah, jika kau sudah mengerti situasinya maka kembalikan mainanku." Ucap Keanu dengan seringai menyeramkannya.

Narendra langsung menyerang dan menghajar pria gila itu. Bukannya memohon ampun pria itu malah menyingrai. Baku hantam tidak bisa terelakan, sayangnya Narendra sepertinya tidak terlalu pintar berkelahi dan berakhir pria itu yang jatuh. Hanin langsung menghampiri Narendra dan membantu pria itu untuk bangun. Sedangkan di dalam rumah, Jo dan Sammy hanya bisa mengintip tanpa berbuat apapun. Sebenarnya Sammy ingin keluar dan melarai pertengkaran yang berakhir si penyerang babak belur itu. Tapi, Jo dengan segala sikap penakutnya menahan tubuh kecil wanita itu.

"Ck...ck... kenapa mendadak kau begitu peduli pada anak itu, padahal orangtuanya saja tidak mau tahu." Ucap Keanu dengan seringai menyeramkannya.

"Apa maksudmu?" Tanya Hanin.

Pria itu menyeka noda di bibirnya dan kembali tertawa meremehkan.

"Bermain rumah-rumahan sepertinya membuatmu terlalu menghayati peran." Ucap Keanu tidak menjawab pertanyaan yang Hanin ajukan.

"Kau..."

"Ah, tidak usah marah mantan calon ipar, aku tahu lebih banyak darimu. Jadi, kembalikan mainanku, dengan senang hati aku akan menceritakan kehidupan adik kesayanganmu itu." Ucap Keanu.

Pria itu langsung pergi sebelum Narendra kembali melayangkan tinjunya pada pria itu. Melihat Keanu begitu terang-terangan menyatakan jika dia si penjahat yang dicari, nampaknya pria itu tidak takut akan apapun. Atau mungkin pria itu kebal dengan hukum, mengingat pihak kepolisian Singapura belum memberikan info lebih lanjut tentang pelaku dari kasus yang menimpa Mentari.

Tapi, bukan hanya itu yang merisaukan Hanin. Kata 'kenapa mendadak kau begitu peduli pada anak itu, padahal orangtuanya saja tidak mau tahu.' Mengganggu pikirannya. Melihat situasi bagaimana saat anak-anak ditemukan, dan kenyataan jika anak-anak kehadirannya tidak tercatat, membuat timbul pertanyaan di kepala Hanin. Sebenarnya bagaimana Hana dan Arka membesarkan anak-anak mereka?

Sibuk dengan pikirannya sendiri membuat Hanin terperanjat kaget ketika tiba-tiba seseorang menyambar lengannya.

"Kita harus pulang sekarang." Ucap Narendra cepat, tanpa menghiraukan keterkejutan Hanin.

Sekarang apa lagi yang terjadi?

Can You Hear Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang