Dirimu adalah seseorang yang takut untuk memulai hubungan, hubungan apapun itu, dikarenakan masa lalu dimana kamu dikhianati oleh orang yang selama ini kamu anggap sahabat dekat. Hingga akhirnya seseorang mencoba menerobos pertahananmu dan membuatmu kembali merasakan hubungan itu. Ini... untukmu
Teman, terima kasih sudah mendatangiku saat itu. Saat dimana aku termenung melihat langit biru bersama kesendirianku, tanpa siapapun. Namun tiba-tiba kamu datang, mengganggu ketenanganku bersama sepi dengan kesal aku hanya menanggapi seadanya. Tapi kamu terus memancing hingga akhirnya terucap bahwa aku tidak memiliki teman. Aku melihat ekspresi wajahmu yang terkejut dengan perkataanku.
"Jadi selama dua setengah tahun ini, kami kau anggap apa ? Stranger ?"
Lalu aku hanya mengangguk pelan yang akhirnya membuatmu semakin terkejut dan semakin menggali lebih dalam, hingga akhirnya aku menceritakan masa lalu itu.
"Aku ini temanmu, tanya pada orang lain, tanya pada dia dan dia, mereka juga temanmu!"
Membuatku gila, karena satu bagian diriku terus memaksa bahwa aku tidak mempunyai teman. Tapi entah mengapa kamu tetap memaksa kalau kamu temanku hingga membuatku menangis dengan tawa yang terkesan konyol.
Terima kasih, sudah menghampiriku saat itu dan memaksaku untuk mempercayaimu. Sudah beberapa tahun berlalu dan aku masih tidak bisa melupakan kejadian yang mungkin bagi orang lain itu sangat konyol.
Kau tahu ? Setelah kejadian itu, pemikiranku benar-benar berubah. Aku mulai membuka diri untuk bersosialisasi, mencari teman dan sahabat baru sebagai pengganti dirimu yang dulu membuka hati ini.
Aku tidak tahu kapan kita akan berjumpa lagi, tapi yang jelas. Aku berharap disaat kita bertemu kembali kelak, kita dalam kondisi lebih baik dari saat itu. Oh iya, tetaplah tersenyum, karena sedikit besar, senyum itulah yang telah memberiku kebahagiaan dan memberiku kesenangan tersendiri.
Temanmu.