15.4K 404 94
                                    

Can Pov

Tin adalah pria paling tampan di dunia ku! Aku selalu penasaran apakah dia akan menerima ku jika aku menyatakan perasaan ku padanya?.

Hahaha, aku hanya bercanda. Bisa jadi sahabatnya saja sudah pencapaian luar biasa bagiku.

Suatu ketika aku jatuh hati pada pria tampan dari keluarga kaya raya itu ketika dia melewati koridor kelas kami.

'Tin medhtanan i love you!!!'

Aku menjerit sejadi jadinya!!!

Well....dari dalam hati. Hehehe

Tin adalah anak dari keluarga terkaya di negara ini. Satu terkaya teratas diduduki oleh keluarga utama kerajaan thailand. Dan keluarga medhtanan memegang posisi kedua. Semakin jauh dari jangkauan sobat miskin seperti ku!

Bagaimana tidak?.

Perbedaan kami sangat jauh. Dulu, ketika aku menceritakan isi hatiku pada Good, dia hanya berkata mustahil! Imajinasi! Halusinasi! Hmm apa lagi ya??? Ah lupa! Intinya menurut pendapat good tidak mungkin terjadi apapun diantara kami!!.

Karena aku dan tin bagai langit dan bumi, terang dan gelap, berbentuk dan tidak berbentuk.

"Huah.....!!!!" *sobs*
"Huah......!!!!"*sobs*.

Mengingat perkataan good yang tajam dan lambat membuatku kesal dan menangis kesal.

"Oi Can...? Ada apa dengan mu? Jangan tiba tiba menangis di tengah lapangan sekolah! Oww... bikin malu saja!".

"Oh sahabat miskin ku! Ae....!!!! Senang melihat mu disaat saat seperti ini". Awalnya mood ku yang jelek berubah menjadi bahagia ketika mendapati Ae menegurku.

Oh perkenal kan!.
AE !.

Selain good, ae juga sahabat baik ku!. Bedanya, aku dan good adalah sahabat aneh, sedangkan dengan Ae adalah sahabat miskin sejati.

Aku dan Ae termaksud siswa miskin yang bisa masuk sekolah elit ini karena beasiswa. Jangan salah paham!. Kami tidak jenius sama sekali. Hanya saja kemampuan olah raga dan seni kami sangat luar biasa.

"Tsk! Can! Sudah kubilang jangan terbiasa memberi julukan aneh pada kami!".

"Ow P'no....!! Kami kan memang cuma punya persamaan di miskin saja! Dan Aku harus menemukan kesamaan supaya bisa berteman dengan seseorang!". Aku menjawab kesal pada p'no yang sempat menjitak kepalaku.

"Huh? hahaha dasar monyet hiperaktif! Siapa yang berteman dengan seseorang karena kesamaan?".

"Tsk p'no ini bagaimana? Aku harus seperti itu jika mau berteman p'. Jika tidak begitu siapa yang mau berteman dengan orang seperti ku!".

Can pov end
~~~~~~~~~~~~~~

"Tsk p'no ini bagaimana? Aku harus seperti itu jika mau berteman p'. Jika tidak begitu siapa yang mau berteman dengan orang seperti ku".

Can kesal dengan tecno yang usil bertanya terus menerus.

Mendengar perkataan can membuat ekspresi tecno menjadi sedih namun tecno segera merubah kembali ekspresinya. Tecno menarik tangan can dan menggendong can dipunggungnya.

"Hmm, ok ok..lalu dengan ku apa kesamaan kita?".

"Kita? Hmm, kita sama sama tidak pernah punya kekasih sejak lahir P'!".

"Ow can! Jangan teriak. Kau membuatku malu!. Can??. Haloo??".

Can tidak merespon panggilan tecno dan memeluk erat bahu tecno yang sedang menggendongnya. Can bahkan menyembunyikan wajahnya di bahu tecno sembari sesekali mengintip kedepan.

My Can Medhtanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang