Akhirnya sang dokter mengijinkan Alea pulang, Revan dan Reina merasa lega dan bersyukur.
Revan menggangkat tubuh Alea dan pindah ke kursi roda.
"Papa ke adminstrasi dulu. Kamu bisa jaga tante Alea?" Ucap Revan.
Reina mengangguk pelan. "Iya Pa.."
"Oma sebentar lagi jemput kita. Jadi Rei bisa tunggu di depan ruang ya. Atau Rei bisa langsung kesana deket parkiran sama Pak Budi"
"Lebih baik gitu aja sih, Pa" Reina setuju bagian opsi terakhir. Daripada tunggu di ruang. "Papa kabari Pak Budi dulu aja. Biar Pak Budi kesini"
"Oke"
Revan mengambil ponsel miliknya dari saku celananya. Dia menelpon Pak Budi yang berada didepan rumah sakit. Fyi, Pak Budi itu sopir pribadi Reina. Selama Reina sekolah selalu di antar Pak Budi.
"Papa sudah kabari Pak Budi. Sebentar lagi datang kesini" Reina mengangguk.
Revan memandang wanita yang diam di kursi roda. Tangannya mengusap pipi Alea lembut.
"Kamu sudah boleh pulang, Alea" Revan berkata lembut. Reina memandang Papa nya sangat menyanyangi tante Alea dengan tulus. Tanpa memandang fisik.
"Papa.." lirih Reina pelan. "Tante Alea pasti bisa sembuh. Papa sabar ya" tambah Reina.
"Makasih sayang. Papa sayang kalian berdua" Revan mencium kening putri kesayangannya dan Alea secara bergantian.
Melihat Pak Budi sudah datang dan mendekat mereka. Revan memberi perintah pada Pak Budi membawa Alea dan Reina di deket parkiran.
"Mari nona Reina. Biar saya mendorong kursi roda Nyonya Alea" Reina mengangguk. Pak Budi mendorong kursi roda Alea menuju ke tempat yang diperintahkan oleh Revan.
Beberapa menit, mereka sudah sampai ditempat. Pak Budi pamit pada Reina untuk mengambil mobil di parkiran depan rumah sakit.
Reina memandang Alea dengan senyum. Namun wanita itu masih bergeming. Tangan Reina memegang dahu wanita itu dan memandang Reina.
Tangan Reina merapikan syal yang dipakai oleh Alea. "Tante Alea selalu cantik" puji Reina. Tidak lupa menunjukkan senyuman dengan tulus.
Reina melihat Revan datang dan mendekati. "Pak Budi dimana?" Tanya Revan.
"Lagi ngambil mobil, Pa"
Revan mengangguk paham. Dia berjongkok dan menatap Alea. Menggenggam tangan Alea dengan erat. Reina juga ikut menggenggam Alea.
"Tuan Revan.." Revan menoleh ketika ada yang memanggilnya. Pak Budi sudah datang di hadapan mereka.
"Oke. Biar saya saja" Revan berkata saat Pak Budi hendak mendorong kursi roda Alea.
Pak Budi bantu membukakan pintu untuk mereka.
Tanpa mereka sadari sepasang mata melihat interaksi mereka.
***
"Sayang, kamu lihat apa sih?" Bella mengguncang tubuh Adam pelan.
"Apa?"
Bella berdecak kesal dengan Adam. "Kamu lihat apa?" Ulang Bella.
"Enggak lihat apa-apa kok. Yaudah ayo ke dokter kandungan" Adam menggandeng Bella.
Adam berharap ia hanya salah lihat. Tidak mungkin dirinya melihat Alea dengan Revan.
Dalam hati selalu bertanya. Alea sakit apa? Kenapa dia baru pulang dari rumah sakit? Bahkan tidak punya rambut. Wajah Alea pucat dan memakai kursi roda.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN OF LOVE [COMPLETED]
General FictionAkankah Alea bahagia menjalani pernikahan ini dengan Adam. Sedangkan Adam sangat membencinya. Tiba-tiba ada seorang yang bernama Revan menghampiri Alea. Siapakah dia? Apakah ada yang bisa membahagiakan Alea? Kisah selanjutnya silakan baca !! "Janga...